ANALISIS PERTIMBANGAN HAKIM DALAM MENOLAK GUGATAN CERAI TALAK DALAM PERSPEKTIF HUKUM ISLAM(Studi Putusan PA Kelas IA Tanjungkarang Nomor: 1174/Pdt.G/2014/PA.Tnk)

Syafaat, Muhammad (2017) ANALISIS PERTIMBANGAN HAKIM DALAM MENOLAK GUGATAN CERAI TALAK DALAM PERSPEKTIF HUKUM ISLAM(Studi Putusan PA Kelas IA Tanjungkarang Nomor: 1174/Pdt.G/2014/PA.Tnk). Undergraduate thesis, IAIN Raden Intan Lampung.

[thumbnail of SKRIPSI_PDF.pdf]
Preview
PDF
Download (1MB) | Preview

Abstract

Hukum Islam memberikan hak talak bagi suami dan memegang kendali talak, oleh karena itu suami dipandang mampu untuk memelihara kelangsungan hidup bersama dalam ikatan keluarga, meskipun suami oleh hukum Islam diberi wewenang menjatuhkan talak, namun tidak dibenarkan suami menggunakan haknya itu dengan gegebah dan sesuka hati, apalagi menuruti hawa nafsunya. Sebagaimana diatur dalam Undang-undang Perkawinan No.1 Tahun 1974, perceraian hanya dilakukan di depan sidang Pengadilan, setelah Pengadilan yang bersangkutan berusaha dan tidak berhasil mendamaikan kedua belah pihak. Berdasarkan ketentuan tersebut, maka sejak berlakunya Undang-undang Perkawinan secara efektif, yaitu sejak tanggal 1 Oktober 1975 tidak dimungkinkan terjadinya perceraian diluar sidang Pengadilan. Untuk melakukan perceraian harus ada cukup alasan, bahwa antara suami istri itu tidak akan dapat hidup rukun sebagai suami istri. Adapun yang menjadi permasalahan dalam penelitian ini adalah apa yang menjadi pertimbangan Majelis Hakim Pengadilan Kelas IA Tanjung Karang dalam menolak gugatan cerai talak dan bagaimana pandangan hukum Islam terhadap pertimbangan hakim tersebut. Dan tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui apa yang menjadi dasar pertimbangan hakim dalam menolak gugatan cerai talak dan bagaimana pandangan hukum Islam terhadap pertimbangan Hakim dalam menolak gugatan cerai talak . Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian pustaka (library Research) dan penelitian lapangan (field research), dalam hal ini data maupun informasi bersumber dari data pustaka seperti buku-buku dan literatur serta dari interview dengan Hakim Pengadilan Agama Kelas IA Tanjung Karang. Untuk menganalisa data dilakukan secara kualitatif yaitu prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan. Dan penulis menggunakan metode berfikir induktif. Hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa Pertimbangan Majelis hakim yaitu saksi-saksi yang dihadapkan pemohon kepersidangan tidak mendukung alasan pemohon tentang adanya perselisihan dan peretengkaran antar pemohon dan termohon,sehingga majelis hakim tidak menemukan fakta adanya perselisihan atau pertengkaran antara pemohon dan termohon sebagaimana dimaksud dalam Pasal 19 f peraturan pemerintah Nomor 9 Tahun 1975. Berdasarkan Pasal 110 Kompilasi Hukum Islam alasan perceraian yang diajukan oleh penggugat tidak memenuhi ketentuan Pasal 19 peraturan pemerintah Nomor 9 Tahun 1975 sebagai pengulangan bunyi dari Pasal 39 Undang-Undang Nomor1 Tahun 1974 tentang perkawinan, yang menyebutkan bahwa yang dapat dijadikan dasar bagi perceraian yaitu “Antara suami dan istri terus menerus terjadi perselisihan dan pertengkaran dan tidak ada harapan akan hidup rukun. hal itu sesuai dengan hukum islam yang mana penjatuhan talak diperbolehkan apabila terjadi syiqa’ dan talak merupakan jalan keluar satu-satunya. perceraian diperbolehkan oleh Agama,tetapi pelaksanaannya harus didasari oleh alasan yang kuat, dan merupakan jalan terakhir yang ditempuh oleh suami istri, apabila cara-cara lain yang diusahakan sebelumnya tetap tidak bisa mengembalikan keutuhan hidup rumah tangga suami-istri, maka Allah SWT menyediakan sebuah solusi atau semacam pintu darurat untuk digunakan dalam kondisi tertentu dan terakhir, ketika tidak ada harapan untuk memperbaiki dan meneruskan ikatan perkawinan dan setelah melalui tahapan-tahapan perbaikan yang dilakukan sendiri oleh masing-masing suami istri, keluarga, sampai ke Pengadilan, solusi ini dapat dibenarkan apabila dalam keadaan terpaksa dan dengan memenuhi beberapa persyaratan tertentu dan Ulama hanabilah mewajibkan talak dalam hal terjadi kasus Syiqa’ yaitu krisis rumah tangga yang terus menerus dan talak itulah jalan satu-satunya untuk mengakhiri persengketaan suami istri.

Item Type: Thesis (Undergraduate)
Subjects: Al-Ahwal Al-Syakhsiyyah (Hukum Keluarga)
Divisions: Fakultas Syariah > Al-Ahwal Al-Syakhsiyyah (Hukum Keluarga)
Depositing User: ADMINLIB PERPUSTAKAAN
Date Deposited: 13 Apr 2017 07:14
Last Modified: 13 Apr 2017 07:14
URI: http://repository.radenintan.ac.id/id/eprint/561

Actions (login required)

View Item View Item