KOMUNIKASI ANTARBUDAYA DALAM MEMELIHARA KERUKUNAN HIDUP BERMASYARAKAT SUKU JAWA DAN LAMPUNG DI DESA NAMBAH DADI KECAMATAN TERBANGGI BESAR KABUPATEN LAMPUNG TENGAH

Febriyani, Hesti Wening (2024) KOMUNIKASI ANTARBUDAYA DALAM MEMELIHARA KERUKUNAN HIDUP BERMASYARAKAT SUKU JAWA DAN LAMPUNG DI DESA NAMBAH DADI KECAMATAN TERBANGGI BESAR KABUPATEN LAMPUNG TENGAH. Diploma thesis, UIN Raden Intan Lampung.

[thumbnail of PERPUS PUSAT BAB 1 DAN 5.pdf] PDF
Download (1MB)
[thumbnail of SKRIPSI FEBRIYANI HESTI WENING.pdf] PDF
Restricted to Repository staff only

Download (3MB)

Abstract

ABSTRAK Komunikasi antarbudaya dapat diartikan sebagai kegiatan komunikasi yang terjadi antar para peserta komunikasi yang memiliki latar belakang budaya yang berbeda. Pada dasarnya tidak ada manusia yang sama persis, masing-masing individu memiliki identitas budaya yang berbeda-beda, termasuk cara pandang dan cara pikirnya terhadap suatu hal. Dalam hal ini komunikasi antarbudaya tersebut dilakukan oleh masyarakat desa Nambah Dadi dalam memelihara kerukunan hidup bermasyarakat suku Jawa dan Lampung. Sehubungan dengan hal tersebut, yang menjadi rumusan masalah dalam penelitian ini adalah: bagaimana komunikasi antarbudaya dalam memelihara kerukunan hidup bermasyarakat suku Jawa dan Lampung di desa Nambah Dadi kecamatan Terbanggi Besar Kabupaten Lampung Tengah. Dan Adapun tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana komunikasi antarbudaya dalam memelihara kerukunan hidup bermasyarakat suku Jawa dan Lampung. Penelitian yang digunakan oleh penulis merupakan penelitian lapangan (field research), dengan pendekatan kualitatif yang bersifat deskriptif analisis dalam penyajian datanya guna memberikan kejelasan terhadap masalah atau peristiwa yang diteliti. Dengan begitu, yang menjadi populasi dalam penelitian ini adalah masyarakat suku Jawa dan Lampung yang ada di desa Nambah Dadi, dan aparatur pemerintahan desa, penulis mendapat sampel sebanyak 6 orang dengan menggunakan metode purposive sampling. Dalam pengumpulan data penulis menggunakan metode wawancara, observasi, dan dokumentasi. Dari hasil penelitian menunjukan bahwa komunikasi yang dilakukan oleh masyarakat suku Jawa dan Lampung yaitu terdapat proses komunikasi antarbudaya yang terbagi menjadi 2 yaitu proses komunikasi primer dan proses komunikasi sekunder. Didalam proses komunikasi antarbudaya dalam memelihara kerukunan hidup bermasyarakat terdapat pula bentuk-bentuk komunikasi sebagai penunjang proses komunikasi yang terjadi antar masyarakat, terdiri dari dua bentuk yaitu komunikasi personal yang cukup efektif karena bentuknya berdialog dan langsung mendapatkan feedback sehingga dalam pelaksanaannya komunikasi ini mampu mencegah masalah�masalah yang akan timbul Kembali pada masyarakat suku Jawa dan Lampung yang berbeda latar belakang budayanya. dan komunikasi kelompok yang terbagi menjadi dua yaitu kelompok kecil dan kelompok besar di dalam komunikasi ini aparatur pemerintahan desa membentuk kelompok-kelompok kelembagaan masyarakat agar memudahkan masyarakat untuk saling berinteraksi satu sama lain cara ini cukup efektif dan mampu merubah pola pikir masyarakat menjadi lebih baik karena memudahkan masyarakat untuk saling bertukar pendapat dan pikiran serta memudahkan masyarakat memahami mengenai hal berupa pesan dan nasihat yang disampaikan oleh aparatur pemerintahan desa tentang pentingnya memelihara kerukunan hidup bermasyarakat. masyarakat dapat hidup berdampingan dengan rukun walaupun memiliki perbedaan budaya. Dan yang paling penting masyarakat sangat menyadari bahwa betapa pentingnya memelihara kerukunan hidup bermasyarakat bersama dan saling memahami situasi dan kondisi, saling menghargai walaupun terdapat perbedaan budaya, dan berpegang teguh dengan bhineka tunggal ika. Memelihara kerukunan dalam konteks kemajemukan tidak cukup hanya memahami secara pasif dan apatis. Dengan mempunyai sikap saling menghargai terhadap sesama manusia menjadikan desa yang jauh dari kata konflik. Kata kunci: Komunikasi Antarbudaya, Kerukunan Hidup Bermasyarakat. ABSTRACT Intercultural communication can be interpreted as communication activities that occur between communication participants who have different cultural backgrounds. Basically, no human being is exactly the same, each individual has a different cultural identity, including their perspective and way of thinking about things. In this case, intercultural communication is carried out by the people of Nambah Dadi village in maintaining harmony in Javanese and Lampung ethnic communities. In connection with this, the problem formulation in this research is: how intercultural communication maintains harmony in Javanese and Lampung ethnic communities in Nambah Dadi village, Terbanggi Besar subdistrict, Central Lampung Regency. And the aim of this research is to find out how intercultural communication maintains harmony in Javanese and Lampung ethnic communities. The research used by the author is field research, with a qualitative approach that is descriptive analysis in presenting the data in order to provide clarity on the problem or event being studied. In this way, the population in this research is the Javanese and Lampung people in Nambah Dadi village, and village government officials. The author obtained a sample of 6 people using the purposive sampling method. In collecting data the author used interview, observation and documentation methods. The research results show that communication carried out by Javanese and Lampung ethnic communities is an intercultural communication process which is divided into 2, namely primary communication processes and secondary communication processes. In the process of intercultural communication in maintaining harmony in social life, there are also forms of communication to support the communication process that occurs between communities, consisting of two forms, namely personal communication which is quite effective because it takes the form of dialogue and direct feedback so that in its implementation this communication is able to prevent problems. problems that will arise again in Javanese and Lampung ethnic communities whose cultural backgrounds are different. and group communication which is divided into two, namely small groups and large groups. In this communication, village government officials form community institutional groups to make it easier for people to interact with each other. This method is quite effective and able to change people's mindset for the better because it makes it easier. community to exchange opinions and thoughts and make it easier for the community to understand matters in the form of messages and advice conveyed by village government officials regarding the importance of maintaining harmony in community life. People can live side by side in harmony even though they have cultural differences. And the most important thing is that people are very aware of how important it is to maintain harmony in social life together and understand each other's situations and conditions, respect each other even though there are cultural differences, and adhere to unity in diversity. Maintaining harmony in a pluralistic context is not enough just to understand passively and apathetically. By having an attitude of mutual respect towards fellow humans, it creates a village that is far from conflict. Keywords: Intercultural Communication, Harmony of Life Community.

Item Type: Thesis (Diploma)
Subjects: Komunikasi dan Penyiaran Islam
Divisions: Fakultas Dakwah dan Ilmu Komunikasi > Komunikasi dan Penyiaran Islam
Depositing User: LAYANAN PERPUSTAKAAN UINRIL REFERENSI
Date Deposited: 29 Aug 2024 02:37
Last Modified: 29 Aug 2024 02:37
URI: http://repository.radenintan.ac.id/id/eprint/34995

Actions (login required)

View Item View Item