IHDAD BAGI WANITA APARATUR SIPIL NEGARA YANG DITINGGAL MATI SUAMINYA PERSPEKTIF TOKOH NAHDLATUL ULAMA KABUPATEN LAMPUNG SELATAN

Alinda, Damayanti (2024) IHDAD BAGI WANITA APARATUR SIPIL NEGARA YANG DITINGGAL MATI SUAMINYA PERSPEKTIF TOKOH NAHDLATUL ULAMA KABUPATEN LAMPUNG SELATAN. Diploma thesis, UIN Raden Intan Lampung.

	PDF Download (3MB)
	PDF Restricted to Repository staff only Download (6MB)

Abstract

ABSTRAK Bagi seorang wanita yang ditinggal mati oleh suaminyaa, ia akan mengalami masa berkabung ataupun masa penantian (ihdad), yaitu suatu masa di mana seorang Wanita harus menunggu dalam waktu tertentu sebelum ia diperbolehkan untuk menikah lagi. Saat menjalani masa ihdad, wanita tersebut diberikan beberapa batasan salah satunya tidak diperkenankan untuk keluar rumah. Permasalahan muncul ketika wanita yang ber-ihdad merupakan seorang ASN yang harus tetap menjalankan tugasnya di tengah masa ihdad-nya. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hukum ihdad bagi ASN wanita yang ditinggal mati suaminya. Penelitian ini berjenis penelitian lapangan dengan menggunakan metode kualitatif. Penulis melakukan wawancara untuk mengumpulkan data primer serta membaca dari berbagai literatur yang relevan sebagai data sekunder dan kemudian dianalisis untuk ditarik kesimpulan. Hasil dari penelitian ini adalah ASN wanita yang ditinggal mati oleh suaminya tetap boleh keluar rumah dalam rangka melaksanakan tugasnya sebagai abdi negara. Hal ini didasarkan pada kemaslahatan si wanita dan dalam rangka mewujudkan beberapa poin maqasid syariah, yaitu Hifzud ad�Din, Hifz an-Nafs dan Hifz al-Mal. Kata Kunci: ASN Wanita, Cerai Mati, Ihdad. ABSTRACT For a woman whose husband dies, she will experience a period of mourning or a period of waiting (ihdad), which is a period where a woman must wait a certain time before she is allowed to remarry. While undergoing the ihdad period, the woman was given several restrictions, one of which was not allowed to leave the house. Problems arise when the woman who is performing ihdad is an ASN who must continue to carry out her duties in the middle of her ihdad period. This research aims to find out the law of ihdad for female ASN whose husband dies. This research is field research using qualitative methods. The author conducted interviews to collect primary data and read various relevant literature as secondary data and then analyzed it to draw conclusions. The results of this research are that female civil servants whose husbands have died can still leave the house in order to carry out their duties as state servants. This is based on the benefit of the woman and in order to realize several points of maqasid sharia, namely Hifzud ad-Din, Hifz an-Nafs and Hifz al-Mal. Keywords: Female ASN, Divorce, Ihdad.

Actions (login required)

View Item