ANALISIS KEABSAHAN TRANSAKSI JUAL BELI ONLINE YANG DILAKUKAN ANAK DI BAWAH UMUR MENURUT HUKUM ISLAM DAN HUKUM PERDATA INDONESIA

SINTA, BELA (2022) ANALISIS KEABSAHAN TRANSAKSI JUAL BELI ONLINE YANG DILAKUKAN ANAK DI BAWAH UMUR MENURUT HUKUM ISLAM DAN HUKUM PERDATA INDONESIA. Masters thesis, UIN RADEN INTAN LAMPUNG.

	PDF Download (5MB)
	PDF Restricted to Repository staff only Download (5MB)

Abstract

ABSTRAK Jual beli online menurut hukum Islam itu dibolehkan selama transaksi jual beli online tidak mengandung penipuan, paksaan dan aniaya. Dalam Islam harus dilakukan sesuai dengan ketentuan-ketentuan syaraʻ, yaitu harus memenuhi rukun dan syarat jual beli. Rukun jual beli yang tiga harus ada yaitu ṣigat, akad, ‘aqīd (penjual dan pembeli) dengan syarat mumayyiz dan sehat akal agar jual beli itu sah. Selain itu dalam melakukan akad penjual atau pembeli tidak ada paksaan dari siapapun. Sedangkan dewasa ini banyak transaksi jual beli online dilakukan oleh anak dibawah umur. Transaksi online merupakan transaksi penemuan baru dalam bentuk perdagangan yang dimana penjual dan pembeli tidak ada perjumpaan secara langsung namun hanya menggunakan media internet. Keabsahan jual beli online yang dilakukan anak di bawah umur telah diatur pada pasal 1320 KUHPerdata. Perlindungan hukum terhadap peristiwa hukum transaksi online yang dilakukan anak di bawah umur berpacu pada sistem elektronik yang disepakati sebagaimana diatur pada pasal 19 Undang-Undang No 19 Tahun 2016 tentang Informasi Transaksi Elektronik. Berdasarkan latar belakang di atas, permasalahan dalam tesis ini adalah: Pertama, apa persamaan tentang keabsahan transaksi jual beli online yang dilakukan anak di bawah umur menurut hukum perdata dan hukum Islam? Kedua, apa perbedaan keabsahan transaksi jual beli online yang dilakukan anak di bawah umur menurut hukum perdata Indonesia dan hukum Islam? Adapun tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui keabsahan transaksi jual beli online yang dilakukan anak di bawah umur perspektif hukum Islam serta menurut hukum perdata Indonesia. Penelitian ini merupakan jenis penelitian kepustakaan (library research), yaitu mengumpulkan data dan informasi dengan macam-macam material yang tersedia di perpustakaan, seperti: buku, kitab Undang-Undang, artikel, makalah seminar, jurnal ilmiah, majalah ataupun naskah-naskah lainnya yang berkaitan dengan transaksi jual beli online. Teknik pengumpulan data yang peneliti gunakan adalah dokumentasi. Setelah data terkumpul, maka peneliti melakukan analisis dengan metode deksriptif komparatif dengan pendekatan berpikir menggunakan metode deduktif. Penelitian ini menyimpulkan bahwa keabsahan transaksi jual beli online dalam hukum perdata dalam hukum perdata ketentuan dalam Kitab Undang-Undang Hukum Perdata Pasal 1320 mengenai syarat sahnya perjanjian, subjek tersebut harus cakap hukum. Perjanjian dalam transaksi jual beli secara online oleh anak di bawah umur masih dapat dikatakan sah, namun apabila di kemudian hari timbul suatu permasalahan dalam transaksi tersebut maka kekuatan hukum perjanjian tersebut lemah karena tidak memenuhi syarat sahnya perjanjian dalam Pasal 1320 KUHPerdata secara utuh. Sedangkan menurut hukum Islam, diperbolehkan sesuai dengan rukun dan syarat jual beli online menurut syarῑʻat Islam. Seorang anak diperbolehkan melakukan transaksi jual beli secara online dengan ketentuan bahwa anak tersebut sudah (mumayyiz) dan jual beli yang dilakukan merupakan jual beli barang yang tidak begitu penting/rendah nilainya dan atas izin dari walinya, atas dasar kecakapan dan kepandaian yang dimiliki berdasarkan pengalaman dan perkembangan pemikirannya untuk mencapai suatu kedewasaan. Persamaan dan perbedaan perjanjian jual beli tersebut dapat lihat berdasarkan rukun dan persyaratan sahnya suatu perjanjian menurut hukum perdata dan hukum Islam

Actions (login required)

View Item