PRAKTIK PEMBERIAN MAHAR DALAM PERKAWINAN PADA MASYARAKAT KECAMATAN TANJUNG SENANG, BANDAR LAMPUNG

Nurfatati, M. Ari Wibowo (2022) PRAKTIK PEMBERIAN MAHAR DALAM PERKAWINAN PADA MASYARAKAT KECAMATAN TANJUNG SENANG, BANDAR LAMPUNG. Masters thesis, UIN RADEN INTAN LAMPUNG.

[thumbnail of TESIS 1-2.pdf] PDF
Download (3MB)
[thumbnail of TESIS Nurfatati.pdf] PDF
Restricted to Repository staff only

Download (3MB)

Abstract

ABSTRAK Terdapat beberapa pandangan masyarakat Kecamatan Tanjung Senang Bandar Lampung mengenai penentuan besaran pemberian mahar perkawinan. Permasalahan dalam tesis ini ialah pertama, bagaimana tinjauan hukum Islam terhadap praktik pemberian mahar pada masyarakat Kecamatan Tanjung Senang, Bandar Lampung?, Kedua, bagaimana praktik pemberian mahar pada masyarakat Kecamatan Tanjung Senang, Bandar Lampung ditinjau dari teori ‘urf dan sociological juriprudence?. Penelitian ini termasuk penelitian lapangan. Sumber data menggunakan sumber data primer yaitu dengan mewawancarai 82 orang masyarakat Kecamatan Tanjung Senang Bandar Lampung, kemudian didukung oleh data sekunder. Pengolahan data melalui editing, coding, reconstructing, dan sistematisasi data. Kemudian data dianalisis secara kualitatif dengan metode berfikir induktif. Hasil informan penelitian menunjukkan bahwa Praktik pemberian mahar di Kecamatan Tanjung Senang Bandar Lampung ialah berdasarkan status sosial pihak perempuan dan sebagaian besar dari masyarakat tersebut beranggapan bahwa pemberian mahar itu jika bukan berupa emas, maka dianggap tidak lazim, alasannya bahwa mahar merupakan suatu pemberian dari seorang laki-laki kepada perempuan yang hendak dinikahi sebagai bentuk penghargaan kepada perempuan tersebut. Maka dari itu pemberian tersebut haruslah sesuatu yang dianggap berharga, salah satunya ialah emas. Namun di sisi lain, terdapat juga anggapan bahwa pemberian mahar itu tidak melulu tentang rupa ataupun besar dan kecilnya mahar. Yang terpenting bagi mereka ialah maknanya, salah satu contohnya ialah mahar yang berupa seperangkat alat salat. Juga ada yang berpendapat mahar itu hanyalah sebuah simbolis atau pelengkap dari syarat sah perkawinan. Jika merujuk pada kaidah maslahah mursalah, tradisi tersebut tidak bertentangan dengan syara’, sejalan dengan jenis tindakan syara’, seperti yang termaktub dalam al-Qur’an surah al-Nisa’[4]: 4, yang mana diketahui bahwa pemberian mahar merupakan suatu kewajiban yang harus diberikan seorang laki-laki kepada perempuan. Jika merujuk pada kaidah urf bahwa tradisi tersebut, sudah melekat serta dianggap baik oleh masyarakat Kecamatan Tanjung Senang Bandar Lampung. Hal ini tidak bertentangan dengan hukum Islam, karena tidak adanya nash al-Qur’an maupun Hadis yang dilanggar, melihat dari tujuan diterapkannya adat kebiasaan ini ialah sebagai wujud rasa cinta dan kasih sayang seorang calon suami kepada calon isterinya serta sebagai lambang kesungguhan seorang laki-laki sebab dengan pemberian harta ini menunjukkan bahwa laki-laki bersungguh-sungguh menjalin berhubungan dengan perempuan yang akan dinikahi serta bersungguh-sungguh untuk mencukupi semua kebutuhannya yang merupakan tanggung jawabnya sebagai kepala keluarga. Sedangkan ditinjau dari teori sociological jurisprudence bahwa ketentuan itu hidup dengan sendirinya di tengah masyarakat yang terus menerus dilakukan hingga menjadi sebuah kebiasaan dalam penentuan besaran mahar dalam perkawinan serta dianggap baik di tengah masyarakat. Hal tersebut disebabkan oleh beberapa faktor status sosial yang di antaranya tingkat pendidikan dan profesi ataupun juga berdasarkan latar belakang kehidupan keluarga dilihat dari aspek ekonomi.

Item Type: Thesis (Masters)
Subjects: Al-Ahwal Al-Syakhsiyyah (Hukum Keluarga)
Divisions: Pasca Sarjana > S2 Ilmu Syariah dan Hukum Keluarga
Depositing User: LAYANAN PERPUSTAKAAN UINRIL REFERENSI
Date Deposited: 15 Feb 2022 03:55
Last Modified: 15 Feb 2022 03:55
URI: http://repository.radenintan.ac.id/id/eprint/17616

Actions (login required)

View Item View Item