Octaviani, Veni (2017) KONSEPKHILĀFAH PERSPEKTIF AMIEN RAIS DAN JAMALUDDIN AL-AFGHANI. Undergraduate thesis, UIN Raden Intan Lampung.
Preview |
PDF
Download (5MB) | Preview |
Abstract
Khilāfah( خِلَافَة ) merupakan suatu sistem pemerintahan yang umum bagi seluruh umat Islam di dunia dengan berlandaskan hukum-hukum Islam.Institusi Khilāfahterakhir kali berdiri pada masa kekhalifahan Turki Usmaniyang runtuh pada tahun 1924. Sejak saat itu, tidak ada lagi negara-negara di dunia yang menggunakan sistem khilāfah dan lebih memilih menggunakan sistem pemerintahan lain yang kebanyakan adalah produk dari Barat. Hal inilah yang menjadi salah satu alasan munculnya gerakan-gerakan keagamaan yang menuntut kembali berdirinya khilāfahdi dunia. Namun, gagasan ini tidak sedikit mendapat pandangan berbeda dari para tokoh muslim. Adabeberapa tokoh pemikir Islam yangmenilaibahwamendirikan khilāfahbukanlah suatu kewajiban, seperti tokoh pembaharu Mesir Jamaluddin Al-Afghanidan tokoh politik Indonesia Amien Rais dengan berbagai alasan yang mereka kemukakan. Berdasarkan hal itulah, peneliti mengadakan penelitian tentang bagaimana sebenarnya pandangan mereka tentang khilāfahdan adakah persamaan dan perbedaan pemikiran kedua tokoh tersebut tentang khilāfah. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana pandangan Amien Rais dan Jamaluddin Al-Afghani tentang khilāfah dan mengetahui titik persamaan dan perbedaan pemikiran keduanya. Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan metode kualitatif dimana semua data dianalisis menggunakan analysiscomparativedan pendekatan historis. Dari penelitian tersebut, peneliti menemukan hasil bahwa sebenarnya Amien RaisdanJamaluddin Al-Afghanimemilikipersamaanpemikirantentangkhilāfah. Penolakan mereka terhadap khilāfahdidasarkan pada karakteristik pemikiran mereka yang lebih bersifat demokratis.Amien Rais memandang khilāfahtidak perlu berdiri karena tidak ada perintah secara mutlak yang menyuruh umat Islam untuk mendirikan khilāfahatau negara Islam sebab hal yang terpenting adalah prinsip-prinsip Islam dapat berdiri di negara tersebut, sedangkan Al-Afghanimenilai bahwa institusi khilāfahyang kekuasaannya cenderung absolut akan menutup kesempatan umat Islam untuk berpendapat dan mengkritik pemimpinnya, untuk itu ia lebih memilih sistem pemerintahan republik demokrasi sebab pemimpin dapat bertanggungjawab kepada Majelis Perwakilan Rakyat serta dapat menjamin hakhak umat Islam untuk berpendapat.
Item Type: | Thesis (Undergraduate) |
---|---|
Subjects: | Pemikiran Politik Islam |
Divisions: | Fakultas Ushuluddin > Pemikiran Politik Islam |
Depositing User: | ADMINLIB PERPUSTAKAAN |
Date Deposited: | 25 Aug 2017 03:39 |
Last Modified: | 25 Aug 2017 03:39 |
URI: | http://repository.radenintan.ac.id/id/eprint/1214 |
Actions (login required)
View Item |