TINJAUAN HUKUM ISLAM TENTANG UTANG ISTRI SEBELUM PERKAWINAN DAN IMPLIKASINYA TERHADAP KEHARMONISAN RUMAH TANGGA (Studi Kasus di Desa Toto Projo Kecamatan Way Bungur Kabupaten Lampung Timur)

ULLY, TIARA ANJANI (2024) TINJAUAN HUKUM ISLAM TENTANG UTANG ISTRI SEBELUM PERKAWINAN DAN IMPLIKASINYA TERHADAP KEHARMONISAN RUMAH TANGGA (Studi Kasus di Desa Toto Projo Kecamatan Way Bungur Kabupaten Lampung Timur). Diploma thesis, UIN Raden Intan Lampung.

	PDF Download (2MB)
	PDF Restricted to Repository staff only Download (2MB)

Abstract

ABSTRAK Keharmonisan rumah tangga ialah suatu keluarga yang tempatnya merasakan kenyamanan atau menyenangkan dan didalam keluarga tersebut selalu positif, karena anggota keluarga tersebut telah belajar beberapa cara utuk saling memperlakukan dengan baik. Utang piutang dalam perkawinan tidak lepas dari adanya usaha untuk pemenuhan harta dan kebutuhan dalam perkawinan, sehingga menjadi suatu persoalan ketika utang tersebut lalai dalam penyelesaiaannya. Perkawinan erat hubungannya dengan harta dan utang dikarenakan kehidupan suatu rumah tangga secara langsung bersentuhan dengan penghasilan dan pengeluaran yang sering menjadi sumber permasalahan dalam kedudukannya. Harapannya sebelum melangsungkan perkawinan, calon suami dan istri perlu saling terbuka satu sama lain mengenai apapun, karena keterbukaan antara calon suami dan istri sangat penting dalam perkawinan. Permasalahan dalam penelitian ini bagaimana tinjauan hukum Islam tentang tanggung jawab utang yang dimiliki istri sebelum perkawinan dan bagaimana dampak keharmonisan rumah tangga terhadap pembebanan utang istri kepada suami di Desa Toto Projo Kecamatan Way Bungur Kabupaten Lampung Timur. Penelitian ini merupakan jenis penelitian lapangan atau yang sering disebut sebagai penelitian lapangan (field research), dan memiliki sifat penelitian yaitu pendekatan deskriptif kualitatif. Serta pengumpulan data dilakukan dengan cara observasi wawancara dan dokumentasi. Berdasarkan hasil penelitian menunjukan bahwa utang piutang yang dimiliki oleh istri sebelum perkawinan tetap menjadi tanggung jawab pribadinya. Jika seseorang mempunyai utang sebelum perkawinan, maka berdampak pada keharmonisan rumah tangga. Menurut hukum Islam harta dan utang tetap terpisah antara suami dan istri. Harta yang dimiliki masing masing sebelum menikah dan utang yang ada sebelum berlangsungnya pernikahan tetap terpisah. Artinya, utang yang dimiliki sebelum menikah tidak menjadi beban bagi suami, kecuali jika ada persetujuan atau kesepakatan khusus. Tetapi dalam praktiknya dampak hutang istri dalam kasus di Desa Toto Projo Kecamatan Way Bungur Kabupaten Lampung Timur ini pada kasus yang pertama suami tetap berusaha untuk mempertahankan rumah tangganya dengan upaya ikut membantu beban utang istrinya agar rumah tangganya tidak terpecah belah atau harmonis. Sedangkan pada kasus yang kedua suami sudah berusaha membantu melunasi utang istrinya. Namun istri justru menambah beban utang tersebut, sehingga suami kesal dalam mengatasi utang tersebut dan pernikahannya berakhir. Oleh sebab itu sebelum melangsungkan perkawinan diharapkan pasangan suami dan istri dapat memahami terlebih dulu pentingnya komunikasi atau keterbukaan terhadap pasangan yang akan dinikahi agar terhindar dari ketidak harmonisan dan perpecahan. Kata Kunci: Utang Piutang, Keharmonisan Rumah Tangga, Hukum Islam. ABSTRACT Household harmony is a family where the place feels comfortable or pleasant and in the family is always positive, because the family members have learned several ways to treat each other well. Debts and receivables in marriage cannot be separated from the efforts to fulfill assets and needs in marriage, so that it becomes a problem when the debt is neglected in its settlement. Marriage is closely related to assets and debts because the life of a household is directly in contact with income and expenses which are often a source of problems in its position. It is hoped that before getting married, prospective husbands and wives need to be open with each other about anything, because openness between prospective husbands and wives is very important in marriage. The problem in this study is how the Islamic law reviews the responsibility for debts owned by wives before marriage and how the impact of household harmony on the burden of debt from wives to husbands in Toto Projo Village, Way Bungur District, East Lampung Regency. This research is a type of field research or what is often referred to as field research, and has a research nature, namely a qualitative descriptive approach. and data collection is carried out by means of observation, interviews and documentation. Based on the results of the study, it shows that the debts owned by the wife before marriage remain her personal responsibility. If someone has debt before marriage, it will have an impact on household harmony. According to Islamic law, assets and debts remain separate between husband and wife. Assets owned by each before marriage and debts that existed before the marriage remain separate. This means that debts owned before marriage are not a burden for the husband, unless there is a special agreement or agreement. However, in practice, the impact of the wife's debt in the case in Toto Projo Village, Way Bungur District, East Lampung Regency, in the first case, the husband still tries to maintain his household by helping to help with his wife's debt burden so that his household is not divided or harmonious. While in the second case, the husband has tried to help pay off his wife's debt. However, the wife actually adds to the debt burden, so the husband is annoyed in dealing with the debt and his marriage ends. Therefore, before getting married, it is hoped that the husband and wife can first understand the importance of communication or openness to the partner they are going to marry in order to avoid disharmony and division. Keywords: Debts, Household Harmony, Islamic Law.

Actions (login required)

View Item