PEMBINAAN KEPRIBADIAN DALAM MENINGKATKAN KESADARAN BERAGAMA PADA ANAK DIDIK PEMASYARAKATAN (Studi Pada LPKA Kelas II Bandar Lampung)

Agustin, Famela (2024) PEMBINAAN KEPRIBADIAN DALAM MENINGKATKAN KESADARAN BERAGAMA PADA ANAK DIDIK PEMASYARAKATAN (Studi Pada LPKA Kelas II Bandar Lampung). Diploma thesis, UIN Raden Intan Lampung.

	PDF Download (7MB)
	PDF Restricted to Repository staff only Download (7MB)

Abstract

ABSTRAK Anak adalah bagian yang sangat penting dalam pembaharuan suatu bangsa. Anak juga bagian dari generasi muda yang akan menjadi penerus cita-cita bangsa. Dalam penerapannya, tidak semua anak bisa terbentuk sesuai yang diharapkan, ada beberapa anak yang menyimpang dari ajaran atau norma yang berlaku. Anak yang melakukan penyimpangan baik dikarenakana faktor eksternal maupun internal akhirnya akan tumbuh menjadi remaja yang memiliki kepribadian yang menyimpang, kurang mampu menahan emosi dan terjerumus pada pergaulan yang salah, sehingga berakibat menimbulkan masalah dan terjerat kasus hukum dan harus tinggal di rumah binaan, berpisah dengan orang tua, keluarga, teman-teman serta hak-haknya yang dibatasi. Seorang anak yang telah melakukan tindak pidana harus bertanggungjawab akan kesalahannya dengan menjadi seorang anak didik pemasyaraktan (ANDIKPAS) di Lembaga Pembinaan Khusus Anak (LPKA). Salah satu pendidikan yang penting untuk anak adalah pembinaan kepribadian anak. Pembinaan agama dianggap penting karena langsung berkaitan dengan tingkah laku seseorang, sehingga apabila ia memiliki kepribadian yang baik maka kecil kemungkinan anak tersebut akan melakukan pelanggaran hukum. Pembinaan di LPKA juga bertujuan untuk membentuk moral yang baik sesuai ajaran agama agar anak tersebut tidak melakukan hal-hal yang menyimpang dari aturan agamanya. Jenis penelitian ini adalah penelitian lapangan (field reseach). Sifat penelitian dalam skripsi ini adalah deskriptif analisis. Pendekatan penelitian yang digunakan oleh penulis adalah pendekatan kualitatif. Sumber data primer didapatkan dari hasal wawancara, berjumlah 5 sumber data yang diperoleh dari 102 anak didik pemasyarakatan yang ada di LPKA Kelas II Bandar Lampung. Ke-5 sumber data primer tersebut diperoleh melalui purposive sampling dengan kriteria; berumur 15-17 tahun, beragama Islam, dan memiliki kekurangan dalam kesadaran beragama meliputi pola pikir, pola sikap dan pola jiwa. Sumber data sekunder didapatkan melalui dokumen-dokumen pendukung. Metode pengumpulan data yang digunakan adalah wawancara, observasi, dan dokumentasi. Analisis data dalam penelitian ini dibagi dalam tiga alur kegiatan yang terjadi secara bersamaan. Ketiga alur tersebut adalah (1) reduksi data (data reduction); (2) penyajian data (data display); dan (3) penarikan simpulan. Temuan/hasil dalam penelitian ini menunjukkan terdapat 3 tahap pelaksanaan pembinaan kepribadian, yaitu; pertama, tahap awal (persiapan) meliputi; asesmen (masa pengamatan, pengenalan dan penelitian lingkungan), pembentukan kelompok, mempersiapkan sumber daya (pembina), metode, kebijakan rencana dan arahan yang dapat diterima dan dijalankan, dan menyediakan layanan. kedua, tahap pelaksanaan meliputi; penyampaian informasi dan pengetahuan, perubahan dan pengembangan sikap, serta latihan dan pengembangan kecakapan juga keterampilan. ketiga, tahap evaluasi meliputi; evaluasi materi, pemateri, dan cara menyampaikan materi tersebut. Tahap ini dilaksanakan secara rutin oleh koordinator pembinaan kepribadian, penanggung jawab blok santri, dan kasi pembinaan LPKA Kelas II Bandar Lampung. penilaian kemampuan anak didik pemasyarakatan ini dibuat berdasarkan laporan dari koordinator pembinaan kepribadian dan penanggung jawab blok santri yang kemudian diserahkan kepada kasi pembinaan untuk dipelajari kembali. Berdasarkan rangkaian tahap pelaksanaan pembinaan kepribadian, teori yang paling tepat untuk memberikan pembinaan kepribadian kepada anak didik pemasyarakatan yaitu teori behaviorisme. Dengan adanya proses belajar, dapat mengontrol segala hal yang akan dilakukan menjadi perilaku. Pengontrolan yang paling tepat adalah dengan meningkatkan kesadaran beragama. Apabila kesadaran beragama anak didik pemasyarakatan meningkat maka akan tercermin dalam perilaku. Kata Kunci: Pembinaan Kepribadian, Kesadaran Beragama, Anak Didik Pemasyarakatan. ABSTRACT Children are a very important part of the renewal of a nation. They are also part of the younger generation who will become the successors of the nation's ideals. In practice, not all children can be shaped as expected; some deviate from the teachings or norms in place. Children who deviate, either due to external or internal factors, eventually grow into teenagers with deviant personalities, less able to control their emotions, and fall into wrong associations, leading to problems and legal issues, which may result in their being placed in rehabilitation centers. It separates them from their parents, family, friends, and restricts their rights. A child who commits a crime must take responsibility for their actions by becoming a child inmate (ANDIKPAS) in the Special Child Development Institution (LPKA). One important aspect of education for children is personality development, where religious education is considered crucial because it is directly related to a person's behavior. If a child has good character, they are less likely to break the law. The goal of development in LPKA is to shape good morals according to religious teachings so that children avoid deviant actions from religious norms. This research is a field research. The research in this thesis is descriptive-analytical. The approach used is qualitative. Primary data sources were obtained from interviews, involving 5 sources selected from 102 children in LPKA Class II Bandar Lampung. These 5 primary data sources were chosen through purposive sampling with criteria: aged 15-17 years, Muslim, and lacking religious awareness in terms of mindset, attitude, and spirit. Secondary data sources were gathered from supporting documents. The methods of data collection used were interviews, observation, and documentation. The data analysis was divided into three phases that occurred simultaneously: (1) data reduction, (2) data display, and (3) conclusion drawing. The findings/results of this study show that there are 3 stages of personality development implementation: First, the initial stage (preparation), which includes: assessment (observation period, introduction, and environmental research), group formation, preparing resources (trainers), methods, policy plans, directions that can be accepted and implemented, and providing services. Second, the implementation stage, which includes: providing information and knowledge, changing and developing attitudes, as well as practicing and developing skills. Third, the evaluation stage, which includes: evaluation of the material, the trainers, and the method of delivery. This stage is routinely carried out by the personality development coordinator, the person in charge of the santri block, and the head of development at LPKA Class II Bandar Lampung. The assessment of the children's abilities is based on reports from the personality development coordinator and the person in charge of the santri block, which are then submitted to the head of development for further review. Based on the series of stages of personality development implementation, the most appropriate theory for providing personality development to these children is behaviorism. Through the learning process, it is possible to control all actions into behaviors. The most appropriate control is by increasing religious awareness. When the religious awareness of these children increases, it will be reflected in their behavior. Keywords: Personality Development, Religious Awareness, Child Inmates.

Actions (login required)

View Item