KEABSAHAN AYAH BIOLOGIS SEBAGAI WALI NIKAH TERHADAP ANAK DI LUAR NIKAH DALAM PANDANGAN HUKUM ISLAM DAN HUKUM POSITIF

Aji, Khoirul Anam (2024) KEABSAHAN AYAH BIOLOGIS SEBAGAI WALI NIKAH TERHADAP ANAK DI LUAR NIKAH DALAM PANDANGAN HUKUM ISLAM DAN HUKUM POSITIF. Diploma thesis, UIN Raden Intan Lampung.

[thumbnail of SKRIPSI BAB 1&5.pdf] PDF
Download (3MB)
[thumbnail of SKRIPSI FULL.pdf] PDF
Restricted to Repository staff only

Download (3MB)

Abstract

ABSTRAK Pernikahan merupakan sunnatullah dan dianjurkan untuk dilaksanakan, jika seseorang sudah sanggup untuk melaksanakan pernikahan maka sangat dianjurkan kepadanya untuk segera melakukannya. Wali merupakan salah satu rukun yang harus dipenuhi dalam pernikahan karena sangat penting dan menentukan, sebab tidak sah nikah tanpa adanya wali bagi pihak pengantin perempuan. Keabsahan merupakan keadaan yang menunjukan kecocokan atau ketetapan yang sesuai dengan fakta yang apabila seorang wali dapat dianggap sah untuk menjadi seorang wali pernikahan maka ia haruslah ayah kandung dari seorang pengantin yang dimana pengantin tersebut benar-benar anak kandung dari wali yang lahir dari hubungan suami istri yang sah secara syariat islam. Oleh karena itu peneliti menetapkan rumusan masalah yakni bagaimana keabsahan wali nikah terhadap anak di luar nikah berdasarkan hukum Islam dan fatwa majelis ulama Indonesia, ulama Indonesia mengenai wali nikah terhadap anak di luar nikah, untuk mengetahui siapakah orang yang dapat menjadi wali nikah terhadap anak di luar nikah menurut pandangan hukum Islam dan fatwa majelis ulama Indonesia. Penelitian yang dilakukan ini merupakan jenis penelitian studi kepustakaan (library research) melalui pendekatan yuridis normatif, dengan sumber penelitian menggunakan data primer, yaitu hukum Islam dan fatwa majelis ulama Indonesia. Nomor 11 Tahun 2012 tentang kedudukan anak hasil zina dan perlakuan terhadapnya. Adapun bahan atau faktor sekunder lainnya yaitu, buku-buku, artikel ilmiah, arsip-arsip yang mendukung atau dokumen-dokumen. Analisis data dalam penelitian ini menggunakan analisis normatif, dengan membandingkan hukum Islam dan fatwa majelis ulama Indonesia. Hasil penelitian ini adalah penentuan wali nikah terhadap anak di luar nikah yang diakibatkan hasil dari perzinaan, ayah biologis tidak berhak menjadi wali dalam pernikahan anak hasil zina berdasarkan fakta hukum yang sudah ada dan hadist Rasulullah SAW. Secara khusus hukum islam dan fatwa majelis ulama Indonesia memiliki persamaan dalam sudut pandang wali nikah terhadap anak di luar nikah, di karenakan hukum Islam dan fatwa majelis ulama Indonesia memutuskan bahwa ayah biologis tidak dapat menjadi wali nikah anak di luar nikah. Sedangkan hukum Islam dan fatwa majelis ulama Indonesia tidak memiliki perbedaan sudut pandang mengenai wali nikah terhadap anak di luar nikah. Kata Kunci: Wali, Keabsahan, Anak diluar Nikah. ABSTRACT Marriage is sunnatullah and is recommended to be carried out, if someone is able to carry out a marriage then it is highly recommended for him to do so immediately. A guardian is one of the pillars that must be fulfilled in a marriage because it is very important and decisive, because a marriage is not valid without a guardian for the bride. Legitimacy is a condition that shows suitability or determination in accordance with the facts that if a guardian can be considered valid to be a marriage guardian then he must be the biological father of a bride and groom, where the bride is truly the biological child of the guardian born from a husband-wife relationship. which is valid according to Islamic law. Therefore, the researcher determined regarding marriage guardians regarding illegitimate children. The aims of this research include, among other things, to find out the validity of marriage guardians for illegitimate children based on the views of Islamic law and the Indonesian Ulema Council regarding marriage guardians for illegitimate children, to find out who can be the marriage guardian for illegitimate children according to their views. Islamic law and the fatwa of the Indonesian Ulema Council. The research carried out is a type of library research using a normative juridical approach, with research sources using primary data, namely Islamic law and fatwas from the Indonesian Ulema Council. Number 11 of 2012 concerning the position of children resulting from adultery and their treatment. As for other secondary materials or factors, namely, books, scientific articles, supporting archives or documents. Data analysis in this research uses normative analysis, by comparing Islamic law and the fatwa of the Indonesian Ulema Council. The results of this research are the determination of the marriage guardian for illegitimate children who are the result of adultery. The biological father does not have the right to be the guardian in the marriage of the child resulting from adultery based on existing legal facts and guardians regarding illegitimate children, because Islamic law and the fatwa of the Indonesian Ulema Council decide that a biological father cannot be the guardian of an illegitimate child. Meanwhile, Islamic law and the fatwa of the Indonesian Ulema Council do not have different points of view regarding marriage guardians regarding illegitimate children. Keywords: Guardian, Legitimacy, Children out of wedlock.

Item Type: Thesis (Diploma)
Subjects: Al-Ahwal Al-Syakhsiyyah (Hukum Keluarga)
Divisions: Fakultas Syariah > Al-Ahwal Al-Syakhsiyyah (Hukum Keluarga)
Depositing User: LAYANAN PERPUSTAKAAN UINRIL REFERENSI
Date Deposited: 29 Oct 2024 03:30
Last Modified: 29 Oct 2024 03:30
URI: https://repository.radenintan.ac.id/id/eprint/36109

Actions (login required)

View Item View Item