RELASI AGAMA DAN BUDAYA DALAM KONSTRUKSI HUKUM ISLAM (Kajian Dialektika Historis Fikih Islam Nusantara)

Moh., Fahimul Fuad (2024) RELASI AGAMA DAN BUDAYA DALAM KONSTRUKSI HUKUM ISLAM (Kajian Dialektika Historis Fikih Islam Nusantara). Doctoral thesis, UIN RADEN INTAN LAMPUNG.

[thumbnail of DISERTASI 1 & 6.pdf] PDF
Download (2MB)
[thumbnail of DISERTASI LENGKAP.pdf] PDF
Restricted to Repository staff only

Download (6MB)

Abstract

ABSTRAK Relasi agama dan budaya dalam konteks dialektika telah memunculkan ragam konsep dan praktik keagamaan termasuk Islam Nusantara, yang memicu munculnya polemik, pro dan kontra yang cukup hangat. Kelompok yang menolak mengatakan bahwa Islam Nusantara adalah hal baru yang tidak memiliki pijakan dalil dalam konsep dan praktiknya. Sementara bagi kelompok yang mendukung, Islam Nusantara dimaknai sebagai pola beragama yang ada di Nusantara, baik pada tataran dakwah maupun konsepsi hukumnya. Hal yang demikian menarik untuk diteliti terutama ketika dikaitakan dengan dialektika agama dan budaya sejak lahirnya Islam. Rumusan masalahnya adalah: Bagaimana wujud dialektika agama dan budaya dalam konteks formulasi syari’at dan proses tasyri’? Bagaimana wujud dialektika agama dan budaya dalam pembentukan fikih Islam Nusantara? Bagaimana kontribusi fikih Islam Nusantara dalam pembaruan hukum keluarga Islam di Indonesia? Penelitian ini bertujuan untuk menemukan jawaban mengenai wujud dialektika agama dan budaya dalam fikih Islam Nusantara, yang berpijak pada fakta historis adanya dialektika agama dan budaya dalam Islam, dan kontribusinya dalam pembaruan hukum keluarga di Indonesia. Untuk menjawab pertanyanyaan di atas, penulis menggunakan metode penelitian dengan jenis penelitian pustaka, pendekatan historis-filosofis dan teori dialektika Hegel. Temuan dari penelitian adalah: (a) Dalam konteks hukum Islam, ditemukan adanya dialektika agama dan budaya, baik pada tataran formulasi syari’at dalam bentuk nash hukum dalam al-Qur’an dan Sunah, maupun era selanjutnya dalam sejarah tasyri’ sejak era Nabi, Sahabat hingga para ulama setelahnya dalam bentuk fatwa dan vii RELASI AGAMA DAN BUDAYA DALAM KONSTRUKSI HUKUM ISLAM (Kajian Dialektika Historis Fikih Islam Nusantara) ABSTRAK Relasi agama dan budaya dalam konteks dialektika telah memunculkan ragam konsep dan praktik keagamaan termasuk Islam Nusantara, yang memicu munculnya polemik, pro dan kontra yang cukup hangat. Kelompok yang menolak mengatakan bahwa Islam Nusantara adalah hal baru yang tidak memiliki pijakan dalil dalam konsep dan praktiknya. Sementara bagi kelompok yang mendukung, Islam Nusantara dimaknai sebagai pola beragama yang ada di Nusantara, baik pada tataran dakwah maupun konsepsi hukumnya. Hal yang demikian menarik untuk diteliti terutama ketika dikaitakan dengan dialektika agama dan budaya sejak lahirnya Islam. Rumusan masalahnya adalah: Bagaimana wujud dialektika agama dan budaya dalam konteks formulasi syari’at dan proses tasyri’? Bagaimana wujud dialektika agama dan budaya dalam pembentukan fikih Islam Nusantara? Bagaimana kontribusi fikih Islam Nusantara dalam pembaruan hukum keluarga Islam di Indonesia? Penelitian ini bertujuan untuk menemukan jawaban mengenai wujud dialektika agama dan budaya dalam fikih Islam Nusantara, yang berpijak pada fakta historis adanya dialektika agama dan budaya dalam Islam, dan kontribusinya dalam pembaruan hukum keluarga di Indonesia. Untuk menjawab pertanyanyaan di atas, penulis menggunakan metode penelitian dengan jenis penelitian pustaka, pendekatan historis-filosofis dan teori dialektika Hegel. Temuan dari penelitian adalah: (a) Dalam konteks hukum Islam, ditemukan adanya dialektika agama dan budaya, baik pada tataran formulasi syari’at dalam bentuk nash hukum dalam al-Qur’an dan Sunah, maupun era selanjutnya dalam sejarah tasyri’ sejak era Nabi, Sahabat hingga para ulama setelahnya dalam bentuk fatwa dan kelompok mazhab, (b) Fikih Islam Nusantara merupakan wujud dialektika agama dan budaya di Nusantara baik berupa pemikiran personal maupun aturan kenegaraan, misalnya konsep baislah, gono-gini dan tas}a>luh} (c) Kontribusi fikih Islam Nusantara dalam upaya pembaruan hukum keluarga Islam di Indonesia, dapat dipilah menjadi dua, yaitu kontribusi metodologi berupa keseimbangan dan keterbukaan, kontekstualissi berbasis budaya dan unifikasi berbasis kemaslahatan; dan kontribusi ideologi berupa nilai moderat, humanis, toleran dan nasionalis. Keyword: Dialektika, Islam Nusantara, Fikih, Pembaruan Hukum. viii RELASI AGAMA DAN BUDAYA DALAM KONSTRUKSI HUKUM ISLAM (Kajian Dialektika Historis Fikih Islam Nusantara) ABSTRACT The relationship between religion and culture in a dialectical context had given rise to a variety of religious concepts and practices, including Islam Nusantara, which had triggered quite heated polemics, pros and cons. The group that refused said that Islam Nusantara was a new thing that had no basis in its concepts and practices. Meanwhile, for groups that supported it, Islam Nusantara was interpreted as a religious pattern that existed in the archipelago, both at the level of preaching and its legal conception. This was interesting to research, especially when it was related to the dialectic of religion and culture since the birth of Islam. The formulation of the problem was: How did the dialectic of religion and culture manifest in the context of sharia formulation and the tasyri' process? How did the dialectic of religion and culture manifest in the formation of Indonesian Islamic jurisprudence? How did Nusantara Islamic jurisprudence contribute to the reform of Islamic family law in Indonesia? This research aimed to find answers regarding the existence of religious and cultural dialectics in Indonesian Islamic jurisprudence, which was based on the historical fact of the existence of religious and cultural dialectics in Islam, and its contribution to the reform of family law in Indonesia. To answer the questions above, the author used research methods with the type of library research, historical-philosophical approach and Hegel's dialectical theory. ix RELASI AGAMA DAN BUDAYA DALAM KONSTRUKSI HUKUM ISLAM (Kajian Dialektika Historis Fikih Islam Nusantara) ABSTRACT The relationship between religion and culture in a dialectical context had given rise to a variety of religious concepts and practices, including Islam Nusantara, which had triggered quite heated polemics, pros and cons. The group that refused said that Islam Nusantara was a new thing that had no basis in its concepts and practices. Meanwhile, for groups that supported it, Islam Nusantara was interpreted as a religious pattern that existed in the archipelago, both at the level of preaching and its legal conception. This was interesting to research, especially when it was related to the dialectic of religion and culture since the birth of Islam. The formulation of the problem was: How did the dialectic of religion and culture manifest in the context of sharia formulation and the tasyri' process? How did the dialectic of religion and culture manifest in the formation of Indonesian Islamic jurisprudence? How did Nusantara Islamic jurisprudence contribute to the reform of Islamic family law in Indonesia? This research aimed to find answers regarding the existence of religious and cultural dialectics in Indonesian Islamic jurisprudence, which was based on the historical fact of the existence of religious and cultural dialectics in Islam, and its contribution to the reform of family law in Indonesia. To answer the questions above, the author used research methods with the type of library research, historical-philosophical approach and Hegel's dialectical theory. The findings of the research were: (a) In the context of Islamic law, a dialectic of religion and culture was found, both at the level of shari'ah formulation in the form of legal texts in the Qur'an and Sunnah, as well as in subsequent eras in the history of tasyri' since the era of the Prophet, Friends and the ulama after him in the form of fatwas and school groups, (b) Nusantara Islamic jurisprudence was a manifestation of the dialectic of religion and culture in the archipelago, both in the form of personal thoughts and state regulations, for example the concepts of baislah, gono-gini and tas}a>}luh}, (c) The contribution of Nusantara Islamic jurisprudence in efforts to reform Islamic family law in Indonesia could be divided into two, namely the methodological contribution in the form of balance and openness, culture-based contextualization and benefit�based unification; and ideological contributions in the form of moderate, humanist, tolerant and nationalist values. Keywords: Dialectics, Islam Nusantara, Fiqh, Legal Reform. x RELASI AGAMA DAN BUDAYA DALAM KONSTRUKSI HUKUM ISLAM (Kajian Dialektika Historis Fikih Islam Nusantara) ملخص للذ ظهشث العالكت بين الذًً والثلافت في سُاق حذلي إلى مجمىعت مخىىعت مً املفاهُم واملماسساث الذًيُت بما في رلك إلاسالم هىساهخاسا، التي جثير حذالث وإًجابُاث وسلبُاث ساخىت للغاًت. الفشكت الشافضت جلىل: إن إلاسالم ُ هىساهخاسا أمشحذًذ ال أصل له في املفهىمه واملماس فسش على سخه. وأما الفشكت التي جؤٍذها، فئن إلاسالم هىساهخاسا ً أهه همط دًني مىحىد في هىساهخاسا، سىاء على مسخىي الذعىة أو على مسخىي املفهىم الششعي. ً عىذما ًخعلم ألامش بجذلُت الذًً والثلافت مىز والدة إلاسالم. أسئلت البدث هزا أمش مثيرلالهخمام للذساست، خاصت هي هُف جخجلى حذلُت الذًً والثلافت في سُاق الصُاغت الششعُت وعملُت الدششع؟ هُف جخجلى حذلُت الذًً والثلافت في حشكُل الفله في إلاسالم هىساهخاسا ؟ هُف مساهمت الفله مً إلاسالم هىساهخاسا في جدذًث ألاخىال الشخصُت إلاسالمُت في إهذوهِسُا؟ يهذف هزا البدث إلى إًجاد إحاباث خىل شكل حذلُت الذًً والثلافت في الفله إلاسالم هىساهخاسا الزي ٌسدىذ إلى الحلُلت الخاسٍخُت لجذلُت الذًً والثلافت في إلاسالم، و مساهمخه في جدذًث ًّ ألاخىال الشخصُت ا مً هىع البدث املكخبت ا بدثُ ً في إهذوهِسُا. لإلحابت عً ألاسئلت، ٌسخخذم الباخث مىهج بمذخل الخاسٍخي الفلسفي وهظشٍت هُكل الجذلُت. هخائج البدث هي: )أ( في سُاق الششَعت إلاسالمُت، هىان حذلُت الذًً والثلافت سىاء على مسخىي الصُاغت الششعُت في صىسة هصىص ششعُت في اللشآن والسىت وهزلك الحلبت الخالُت في الخاسٍخ الدششع مىز الحلبت ألاهبُاء والصحابت والعلماء مً بعذه على شكل فخاوي ومزاهب فلهُت )ب( الفله إلاسالم هىساهخاسا هى أشكال حذلُت الذًً والثلافت في هىساهخاسا، سىاء في شكل أفكاس شخصُت أو أهظمت الذولت، مثال مفاهُم بِسلت وحىهى حُني و جاصالح. )ج( مساهمت الفله مً إلاسالم هىساهخاسا في جدذًث ألاخىال الشخصُت إلاسالمُت في إهذوهِسُا ًمكً جصيُفها إلى كسمين، وهما مساهمت مىهجُت في شكل جىاصن واهفخاح، وسُاق أساس على الثلافت، وجىخُذ أساس على املصلحت واملساهمت ألاًذًىلىحُت في شكل كُم املعخذلت وإلاوساهُت واملدسامدت والىطىُت. الكلمات الدالة : الجذلُت، إلاسالم هىساهخاسا، فله، جدذًث ألاخكام

Item Type: Thesis (Doctoral)
Subjects: Al-Ahwal Al-Syakhsiyyah (Hukum Keluarga)
Divisions: Pasca Magister > S3 Program Studi Hukum Keluarga
Depositing User: LAYANAN PERPUSTAKAAN UINRIL REFERENSI
Date Deposited: 09 Oct 2024 07:11
Last Modified: 09 Oct 2024 07:11
URI: https://repository.radenintan.ac.id/id/eprint/35791

Actions (login required)

View Item View Item