TINJAUAN HUKUM KELUARGA ISLAM TERHADAP SISTEM KEWARISAN MASYARAKAT ADAT PEPADUN DALAM KELUARGA YANG TIDAK MEMPUNYAI ANAK LAKI LAKI (Studi di Desa Bandar Sakti Kecamatan Abung Surakarta Lampung Utara)

SAMSUL, MUNIR (2024) TINJAUAN HUKUM KELUARGA ISLAM TERHADAP SISTEM KEWARISAN MASYARAKAT ADAT PEPADUN DALAM KELUARGA YANG TIDAK MEMPUNYAI ANAK LAKI LAKI (Studi di Desa Bandar Sakti Kecamatan Abung Surakarta Lampung Utara). Diploma thesis, UIN Raden Intan Lampung.

[thumbnail of PUSAT 1 5 SAMSUL.pdf] PDF
Download (5MB)
[thumbnail of SKRIPSI SAMSUL MUNIR.pdf] PDF
Restricted to Repository staff only

Download (5MB)

Abstract

ABSTRAK Tata aturan membagi harta warisan antara para pewaris, adalah manifestasi dari pengakuan adanya hak milik perorangan baik terhadap harta bergerak, maupun harta yang tidak bergerak dan suatu manifestasi pula bahwa harta milik seseorang dan harus dibagi secara adil antara para pewarisnya setelah memenuhi syarat-syarat tertentu. Adapun rumusan masalah dalam penelitian ini adalah tinjauan hukum Islam terhadap sistem kewarisan masyarakat adat pepadun dalam keluarga yang tidak mempunyai anak laki laki di Desa Bandar Sakti? Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tinjauan hukum Islam terhadap sistem kewarisan masyarakat adat pepadun dalam keluarga yang tidak mempunyai anak laki laki di Desa Bandar Sakti. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif karena dilakukan pada kondisi yang alamiah. Kondisi objek yang alamiah, dimana peneliti adalah sebagai instrumen kunci, teknik pengumpulan data yang dilakukan secara wawancara, obseservasi dan dokumentasi. Secara keseluruhan hasil penelitian menunjukkan Masyarakat Adat Lampung Pepadun di Desa Bandar Sakti Kecamatan Abung Surakarta Lampung Utara menerapkan sistem pewarisan mayorat laki-laki, di mana anak laki-laki tertua adalah pewaris utama harta keluarga. Ini menunjukkan pentingnya anak laki-laki sebagai penerus keturunan dan pewaris tunggal yang bertanggung jawab untuk mempertahankan kelangsungan hidup keluarga serta nilai-nilai tradisional. Sedangkan pada keluarga yang tidak mempunyai anak laki-laki, dan hanya mempunyai anak perempuan maka keluarga tersebut akan mengambil anak laki-laki yang akan dijadikan sebagai suami untuk anak perempuannya. Sistem kewarisan adat Lampung Pepadun yang tidak memiliki anak laki-laki mengadopsi anak laki-laki sebagai penerus keturunan orang tuanya. Hal ini merupakan contoh dari bentuk keadilan dalam hukum Islam, yang menekankan bahwa semua orang yang beriman dan berilmu dianggap sebagai orang yang utama. Dalam sistem ini, anak laki-laki yang diterima sebagai penerus keturunan tidak hanya memiliki kedudukan sebagai penerus keturunan orang tuanya, tetapi juga mempunyai kedudukan sebagai penerus kepunyimbangan orang tuanya, pemimpin yang mempunyai hak mutlak atas kekayaan, warisan maupun pusaka dari kerabat orang tuanya, dan pemimpin yang berhak dan bertanggung jawab kepada kerabat, keturunan, dan adik-adiknya. Kata Kunci : Sistem Kewarisan, Adat Pepadun. ABSTRACT The rules for dividing inheritance between heirs are a manifestation of the recognition of individual property rights to both movable and immovable property and a manifestation that property belongs to a person and must be divided fairly among his heirs after meeting certain conditions. The formulation of the problem in this study is the review of Islamic law on the inheritance system of the Pepadun indigenous community in families who do not have male children in Bandar Sakti Village? This study aims to determine the review of Islamic law on the inheritance system of the Pepadun indigenous community in families who do not have male children in Bandar Sakti Village. This study uses a qualitative method because it is carried out in natural conditions. Natural object conditions, where the researcher is the key instrument, data collection techniques are carried out through interviews, observation and documentation. Overall, the research results show that the Lampung Pepadun Indigenous Community in Bandar Sakti Village, Abung District, Surakarta, North Lampung applies a male majority inheritance system, where the eldest son is the main heir to the family property. This shows the importance of sons as successors of the lineage and sole heirs who are responsible for maintaining family survival and traditional values. Meanwhile, in families that do not have sons, and only have daughters, the family will take sons who will be used as husbands for their daughters. The traditional inheritance system of Lampung Pepadun, which does not have sons, adopts sons as successors to their parents' descendants. This is an example of a form of justice in Islamic law, which emphasizes that all people who believe and have knowledge are considered the main people. In this system, sons who are accepted as successors not only have the position of successors of their parents' descendants, but also have the position of successors to the inheritance of their parents, leaders who have absolute rights to the wealth, inheritance and heirlooms of their parents' relatives, and a leader who has the right and is responsible to his relatives, descendants and younger siblings. Keywords: Inheritance System, Pepadun Custom.

Item Type: Thesis (Diploma)
Subjects: Al-Ahwal Al-Syakhsiyyah (Hukum Keluarga)
Divisions: Fakultas Syariah > Al-Ahwal Al-Syakhsiyyah (Hukum Keluarga)
Depositing User: LAYANAN PERPUSTAKAAN UINRIL REFERENSI
Date Deposited: 09 Oct 2024 03:21
Last Modified: 09 Oct 2024 03:21
URI: https://repository.radenintan.ac.id/id/eprint/35766

Actions (login required)

View Item View Item