ADAT AKKEN WAGHEI LAMPUNG PEPADUN DALAM MENINGKATKAN HUBUNGAN KEKERABATAN DI DESA TANJUNG RATU ILIR KECAMATAN WAY PENGUBUAN KABUPATEN LAMPUNG TENGAH

SEPTIA, WULANDARI (2024) ADAT AKKEN WAGHEI LAMPUNG PEPADUN DALAM MENINGKATKAN HUBUNGAN KEKERABATAN DI DESA TANJUNG RATU ILIR KECAMATAN WAY PENGUBUAN KABUPATEN LAMPUNG TENGAH. Diploma thesis, UIN Raden Intan Lampung.

[thumbnail of PUSAT 1 5 SEPTIA.pdf] PDF
Download (4MB)
[thumbnail of SKRIPSI SEPTIA WULANDARI.pdf] PDF
Restricted to Repository staff only

Download (4MB)

Abstract

ABSTRAK Adat Akken Waghei merupakan budaya mengangkat kerabat atau saudara yang tidak sedarah dengan cara pengambilan sumpah dan janji-janji yang dilakukan oleh para tokoh agama, tokoh adat, serta masyarakat sekitar, Adat Akken Waghei dilatabelakangi oleh beberapa faktor, seperti menjaga hubungan persahabatan yang terjalin sejak kecil,pernikahan beda suku, bahkan untuk menyelesaikan suatu perselisihan. akken waghei dilakukan untuk memperkuat hubungan silaturahmi dan kekerabatan didalam masyarakat yang akan menjadi lebih harmonis, rukun, damai dan sejahtera. Adapaun permasalahan dalam penelitian ini adalah Bagaiamana Prosesi adat akken waghei Di Desa Tanjung Ratu Ilir Kecamatan Way Pengubuan Kabupaten Lampung Tengah dan Bagaimana adat akken waghei dalam meningkatkan hubungan kekerabatan Desa Tanjung Ratu Ilir Kecamatan Way Pengubuan Kabupaten Lampung tengah.Tujuan penelitian ini untuk mengetahui Prosesi atau praktik adat Akken Waghei di Desa Tanjung Ratu Ilir Kecamatan Way Penegebubuan Kabupaten Lampung Tengah. Dan untuk mengetahui adat akken waghei dalam meningkatkan hubungan kekerabatan di desa Tanjung Ratu Ilir Kecamatan Way Pengebubuan Kabupaten Lampung Tengah Metode Penelitian dalam Skripsi ini menggunakan metode Deskriptif kualitatif dengan menggunakan jenis penelitian lapangan (Field reserch) yang disertai dengan data secara mendalam dengan cara melibatkan berbagai macam sumber, baik informan, maupun keadaan yang terjadi dilapangan. Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan pendekatan sosiologis. Selama proses pengumpulan data, penulis peroleh dari hasil wawancara dan observasi secara langsung dilapangan yang terbagi kedalam dua jenis data yakni data primer dan data sekunder. Wawancara yang digunakan kepada informan menggunakan tehnik purposive sampling dan dokumentasi yang didapatkan dari acara adat akken waghei masyarakat Desa Tanjung Ratu Ilir. Teori yang digunakan untuk menganalisis dalam penelitian ini adalah Teori Ashabiyah Ibnu Khaldun. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa prosesi Akken Waghei terdiri dari beberapa rangkaian yaitu, pihak yang akan melaksanakan akken waghei melakukan musyawarah, kemudian menyiapkan Al-Qur’an, setelah itu prosesi sumpah dimana orang yang akan melaksanakan akken waghei saling berhadapan satu sama lain dan mengucapkan sumpah di depan al-Qur’an untuk mengangkat saudara. kemudian acara diakhiri dengan do’a dan makan bersama sebagai wujud syukur bahwasanya kedua belah pihak telah menjadi saudara.Prosesi adat akken waghei yang dilakukan di Desa Tanjung Ratu Ilir ini memiliki fungsi untuk mempererat hubungan tali persaudaraan, menyatukan dua keluarga yang sebelumnya tidak memiliki hubungan keluarga, menambah anggota keluarga, menjaga dan melestarikan budaya yang telah diwariskan oleh para leluhur, sebagai aturan adat dalam melangsungkan pernikahan, sebagai perekat persatuan bangsa, serta implementasi ukhuwah.Adat akken waghei muncul dikarenakan adanya solidaritas dan loyalitas dalam kehidupan sosial masyarakat Desa Tanjung Ratu Ilir, didukung oleh ikatan emosional sehingga membentuk kepercayaan bersama, Hal ini didasari oleh adanya adat Akken Waghei yang dilakukan dengan melalui perjanjian yang telah disepakati oleh kedua belah pihak yang membentuk hubungan kerjasama dalam kehidupan sehari-hari. Bentuk kerjasama tersebut terdiri dari Kerukunan, Musyawarah, Kooptasi, dan Koalisi yang membentuk pola hubungan kekerabatan di desa Tanjung Ratu Ilir. serta menghindari pertentangan sekaligus menciptakan akomodasi demi terwujudnya keseimbangan dan keharmonisan dalam kehidupan bermasyarakat. Motivasi tersebut juga terjadi karena adanya kontak sosial dan komunikasi sosial yang berlangsung secara intensif didalam masyarakat. Kata Kunci : Adat Akken Waghei, Prosesi, Solidaritas, Kekerabatan. ABSTRACT The Akken Waghei custom is a tradition of adopting siblings who are not blood related by taking an oath which has been attended by the people of Lampung Pepadun for generations. The Akken Waghei tradition is carried out by several factors, such as maintaining friendly relations that have existed since childhood, inter�ethnic marriages, and even to resolve disputes. The Akken Waghei custom contains the philosophical values adhered to by the people of Lampung, namely piil pesenggiri, so that Akken Waghei is carried out to strengthen friendship and kinship relations in society which will become more harmonious, harmonious, peaceful and prosperous. The research method in this thesis uses a qualitative descriptive method using field research which is accompanied by in�depth data by involving various sources, both informants and conditions that occur in the field. The approach used in this research uses a sociological approach. During the data collection process, the author obtained results from interviews and direct observations in the field which were divided into two types of data, namely primary data and secondary data. The interviews used with informants used purposive sampling techniques and documentation obtained from the Akken Waghei traditional event of the Tanjung Ratu Ilir Village community. The theory used to analyze this research is the Social Solidarity Theory proposed by Emile Durkheim. The results of this research show that the Akken Waghei procession consists of several series, namely, the parties who will carry out the Akken Waghei hold a deliberation about when the Akken Waghei will be carried out, meet with traditional leaders (Traditional Counsellors), religious leaders and local community leaders, then prepare the al- Qur'an to carry out the oath, as well as preparing an official report containing the oath agreement which will be signed by the witnesses, after that the oath procession where the people who will carry out the akken waghei face each other and say the oath in front of the Qur'an to appoint you and be witnessed by the witnesses present. Then the event ended with prayer and eating together as a form of gratitude that both parties had become brothers. Akken Waghei emerged from a sense of community solidarity which is rooted in the philosophy of life of the Lampung people and is supported by strong emotional ties that form a sense of trust in society. The Akken Waghei custom, which is carried out with an oath of agreement by both parties, will form a cooperative relationship consisting of Harmony, Deliberation, Co-optation, Coalition, and Join Vanture. This form of cooperation is built in kinship relationships which are based on bonds of brotherhood, because basically the bonds of brotherhood that exist in Tanjung Ratu Ilir Village are a form of village community morality where social control and stability arise because of the principle of equality in society. Key Words: Akken Waghei Customs, Processions, Solidarity, Kinship.

Item Type: Thesis (Diploma)
Subjects: Sosiologi Agama
Divisions: Fakultas Ushuluddin > Sosiologi Agama
Depositing User: LAYANAN PERPUSTAKAAN UINRIL REFERENSI
Date Deposited: 03 Oct 2024 03:38
Last Modified: 03 Oct 2024 03:38
URI: https://repository.radenintan.ac.id/id/eprint/35607

Actions (login required)

View Item View Item