TRADISI MITONI DALAM ADAT JAWA PERSPEKTIF MASLAHAH MURSALAH (Studi Desa Ono Harjo, Kecamatan Terbanggi Besar Kabupaten Lampung Tengah)

RAFI, EKY SAPUTRA (2024) TRADISI MITONI DALAM ADAT JAWA PERSPEKTIF MASLAHAH MURSALAH (Studi Desa Ono Harjo, Kecamatan Terbanggi Besar Kabupaten Lampung Tengah). Diploma thesis, UIN Raden Intan Lampung.

[thumbnail of PERPUS PUSAT BAB 1 DAN 5.pdf] PDF
Download (5MB)
[thumbnail of SKRIPSI RAFI EKY SAPUTRA.pdf] PDF
Restricted to Repository staff only

Download (5MB)

Abstract

ABSTRAK Mitoni berasal dari dari kata pitu yang memiliki arti tujuh. Mitoni adalah perayaan tujuh bulan usia kehamilan. Seperti yang dilakukan oleh masyarakat Desa Ono Harjo Kecamatan Terbanggi Besar Kabupaten Lampung Tengah Tujuan melakukan tradisi Mitoni adalah bentuk rasa syukur atas diberikan-nya nikmat berupa kesehatan untuk wanita dan janin yang dikandungnya, serta sebagai tolak bala dalam tradisi adat jawa. Berdasarkan uraian tersebut penulis menyimpulkan rumusan masalah pada penelitian ini adalah Bagaimana praktik pelaksanaan tradisi Mitoni dalam adat jawa di Desa Ono Harjo Kecamatan Terbanggi Besar Kabupaten Lampung Tengah, Bagaimana perspektif maslahah mursalah tentang tradisi Mitoni dalam adat jawa di Desa Ono Harjo Kecamatan Terbanggi Besar Kabupaten Lampung Tengah Jenis penelitian ini adalah penelitian lapangan (field research), yang bersifat deskriptif analisis. Analisis data dalam penelitian ini menggunakan analisis kualitatif dengan pendekatan berfikir induktif. Untuk memperoleh data-data yang di paparkan dalam penelitian ini penulis menggunakan data primer dan sekunder. Hasil penelitian ini menyimpulkan bahwa Praktik tradisi Mitoni dilakukan dirumah seseorang yang mempunyai hajat. Selanjutnya proses pelaksaan tradisi Mitoni ada siraman, didalam siraman ada air yang ditaburi kembang telon, yang terdiri dari kembang melati, mawar, kantil, pada proses memandikan biasanya siraman pertama dilakukan oleh dukun bayinya dan siraman selanjutnya bisa dilakukan dari pihak keluarga perempuan ataupun laki-laki, dan sesepuh yang dianggap bisa mendo’akan si jabang bayi dan calon ibunya. Kemudian menurut Perspektif maslahah mursalah tentang tradisi Mitoni dalam adat jawa di Desa Ono Harjo Kecamatan Terbanggi Besar Kabupaten Lampung Tengah dilihat dari segi maslahah mursalah bahwa hukum tradisi Mitoni adalah mubah atau boleh dan termasuk dalam maslahah tahsiniyyah yang dapat menjadi landasan hukum karena sifatnya sebagai pelengkap berupa keleluasaan yang dapat melengkapi kemaslahatan. Mengenai adanya keyakinan bahwa tradisi Mitoni bisa menolak bala, dampak dari tardisi Mitoni yang menjadi kepercayaan masyarakat Desa Ono Harjo Kecamatan Terbanggi Besar Kabupaten Lampung Tengah, hal tersebut dikembalikan kepada Allah SWT, sebagai pengatur hidup manusia, dan belum tentu karena tidak diadakan-nya tradisi tersebut akan menyebabkan adanya musibah dan bencana. Kata kunci : Adat, maslahah mursalah, Mitoni. ABSTRACT Mitoni comes from the word "pitu," which means "seven." Mitoni is the celebration of the seventh month of pregnancy. As practiced by the people of Ono Harjo Village, Terbanggi Besar Subdistrict, Central Lampung Regency, the purpose of performing the Mitoni tradition is an expression of gratitude for the blessings of health given to the woman and the fetus she is carrying, as well as a means of protection against misfortune according to Javanese tradition.Based on this explanation, the author concludes that the research problem in this study is: How is the practice of the Mitoni tradition in Javanese customs in Ono Harjo Village, Terbanggi Besar Subdistrict, Central Lampung Regency? How is the maslahah mursalah perspective on the Mitoni tradition in Javanese customs in Ono Harjo Village, Terbanggi Besar Subdistrict, Central Lampung Regency? This type of research is field research, which is descriptive�analytic in nature. Data analysis in this study uses qualitative analysis with an inductive thinking approach. To obtain the data presented in this study, the author uses primary and secondary data. The results of this study conclude that the practice of the Mitoni tradition is carried out at the home of the person who has the intention. The process of performing the Mitoni tradition includes a siraman (bathing ritual). During the siraman, water is sprinkled with kembang telon, which consists of jasmine, rose, and kantil flowers. The first siraman is usually performed by a traditional birth attendant (dukun bayi), and the following siraman can be performed by female or male family members, as well as elders who are believed to be able to pray for the baby and the expectant mother. According to the maslahah mursalah perspective on the Mitoni tradition in Javanese customs in Ono Harjo Village, Terbanggi Besar Subdistrict, Central Lampung Regency, in terms of maslahah mursalah, the ruling on the Mitoni tradition is mubah (permissible) and is included in maslahah tahsiniyyah, which can serve as a legal basis because it acts as a complementary factor that can enhance overall welfare. Regarding the belief that the Mitoni tradition can ward off misfortune, the impact of the Mitoni tradition, which has become a belief among the people of Ono Harjo Village, Terbanggi Besar Subdistrict, Central Lampung Regency, is ultimately returned to Allah SWT as the controller of human life, and it is not necessarily the case that not performing the tradition will result in calamity and disaster. Keyword : Tradition, Maslahah Mursalah, Mitoni.

Item Type: Thesis (Diploma)
Subjects: Al-Ahwal Al-Syakhsiyyah (Hukum Keluarga)
Divisions: Fakultas Syariah > Al-Ahwal Al-Syakhsiyyah (Hukum Keluarga)
Depositing User: LAYANAN PERPUSTAKAAN UINRIL REFERENSI
Date Deposited: 01 Oct 2024 07:13
Last Modified: 01 Oct 2024 07:13
URI: https://repository.radenintan.ac.id/id/eprint/35562

Actions (login required)

View Item View Item