Hefni, Herwan (2024) ANALISIS HUKUM ISLAM TENTANG PENDAPAT HUSEIN MUHAMMAD TERHADAP PEMENUHAN KEBUTUHAN SEKSUAL SUAMI ISTRI. Diploma thesis, UIN Raden Intan Lampung.
PDF
Download (2MB) |
|
PDF
Restricted to Repository staff only Download (3MB) |
Abstract
ABSTRAK Masyarakat Islam memahami ayat yang berhubungan dengan pria dan wanita secara timpang dan lebih mengunggulkan pria dibandingkan dengan wanita. Islam datang mengangkat harkat dan martabat wanita setara dengan kaum pria dalam hakikat kemanusiaannya dan mendapatkan hak-hak yang wajar sebagaimana kaum pria. Dalam pemenuhan kebutuhan seksual suami terhadap istri merupakan suatu tindakan yang sehubungan atau menggantikan tindakan biologis, jadi lebih dari sekedar merujuk pada pertemuan antara alat kelamin pria dan wanita. Masalah pokok ini adalah bagaimana pemenuhan kebutuhan seksual suami oleh istri dapat terpenuhi secara maksimal walaupun seorang suami mempunyai istri yang sibuk dengan pekerjaannya. Yang tentunya dalam hubungan seksual suami istri ini tidak dibenarkan dengan adanya ketidak seimbangan antara kepuasan seksual suami atau istri. Karena keduanya harus sama-sama merasakan kepuasan seksual dengan tidak melakukan pemaksaan baik dari suami atau istri. Penelitan ini merupakan penelitian (library research) untuk menjawab pertanyaan bagaimana pandangan Husein Muhammad dan pandangan Hukum Islam tentang pemenuhan kebutuhan seksual suami istri. Pendekatan yang digunakan adalah pendekatan filosofis, yuridis. Sedangkan, sifat penelitian ini adalah kualitatif dan dilakukan menggunakan teknik pengumpulan data dengan cara mengamati pada sumber-sumber tertentu, menelaah buku-buku, artikel atau lainnya yang bersangkutan dengan skripsi ini. Kemudian data yang sudah diperoleh dianalisis menggunakan teknik deskriptif analisis kritis. Penelitian ini menghasilkan kesimpulan sebagai berikut: (1) Husein Muhammad berpandangan tentang pemenuhan kebutuhan seksual suami istri ialah tidak dianjurkan jika dalam hubungan seksual suami istri terdapat ketidak seimbangan dalam pemenuhan atau kepuasan dalam berhubungan seks, akan tetapi diantara keduanya yaitu suami dan istri layak merasakan kepuasan bersama, sehingga tidak memicu terjadinya kekerasan dalam rumah tangga (KDRT), seorang istri yang mempunyai pekerjaan pastinya sibuk dengan pekerjaan yang sifatnya pekerjaan di dalam rumah ataupun di luar rumah, maka suami dapat memahami kondisi ketika istri sedang lelah, letih sehabis pulang dari bekerja yang memungkinkan istri tidak mau diajak untuk berhubungan seksual. (2) al-Qur‟ān atau Hadits tidak spesifik menjelaskan perihal seksualitas, akan tetapi tidak menghindar dari pembicaraan tentang seksualitas dalam al�Qur‟ān yang lebih cenderung kepada relasi seksual suami istri ketimbang seks sebagai hak asasi individu. Namun hal yang paling mendasar dalam konsep al-Qur‟ān tentang seksualitas ialah al-Qur‟ān tidak membuat klaim yang merendahkan perempuan dan seks. Kata Kunci: Hukum Islam, Husein Muhammad, Seksual.
Item Type: | Thesis (Diploma) |
---|---|
Subjects: | Al-Ahwal Al-Syakhsiyyah (Hukum Keluarga) |
Divisions: | Fakultas Syariah > Al-Ahwal Al-Syakhsiyyah (Hukum Keluarga) |
Depositing User: | LAYANAN PERPUSTAKAAN UINRIL REFERENSI |
Date Deposited: | 23 Aug 2024 07:37 |
Last Modified: | 23 Aug 2024 07:37 |
URI: | https://repository.radenintan.ac.id/id/eprint/34928 |
Actions (login required)
View Item |