IMPLIKASI KEGIATAN MANAQIBAN SYEKH ABDUL QODIR AL- JAILANI TERHADAP SOLIDARITAS SOSIAL KEAGAMAAN DI DESA GEDUNG KARYA JITU KECAMATAN RAWA JITU SELATAN KABUPATEN TULANG BAWANG

Dini, Septi Damayanti (2024) IMPLIKASI KEGIATAN MANAQIBAN SYEKH ABDUL QODIR AL- JAILANI TERHADAP SOLIDARITAS SOSIAL KEAGAMAAN DI DESA GEDUNG KARYA JITU KECAMATAN RAWA JITU SELATAN KABUPATEN TULANG BAWANG. Diploma thesis, UIN Raden Intan Lampung.

[thumbnail of BAB 1 2 DAPUS.pdf] PDF
Download (4MB)
[thumbnail of FULL SKRIPSI DINI SEPTI.pdf] PDF
Restricted to Repository staff only

Download (4MB)

Abstract

ABSTRAK Kegiatan manaqiban Syekh Abdul Qodir Al-Jailani ini merupakan salah satu kegiatan keagamaan yang rutin dilakukan oleh jamaah ataupun kalangan masyarakat karna kegiatan ini dibuka untuk umum dan bisa diikuti oleh siapa saja mulai dari anak-anak, remaja dan orang tua. Kegiatan ini dilaksanakan di Desa Gedung Karya Jitu. Pada pelaksanan kegiatan manaqiban Syekh Abdul Qodir Al-Jailani ini terdapat beberapa bentuk-bentuk dalam kegiatannya. Kegiatan manaqiban ini memiliki suatu ikatan kebersamaan yang terbentuk dalam satu kelompok yang biasa disebut dengan solidaritas sosial. Dengan kehadiran kegiatan manaqiban Syekh Abdul Qodir Al-Jailani ini telah membawa pengaruh besar terhadap solidaritas sosial keagamaan masyarakat di Desa Gedung Karya Jitu. Terciptanya rasa solidaritas yang erat antar jamaah di Desa Gedung Karya Jitu tidak terlepas dari rasa kepercayaan dan nilai nilai yang sama, tujuan yang sama serta yang tidak kalah penting yaitu melalui berbagai kegiatan mereka yang dilaksanakan secara bersama-sama. Adapun rumusan masalah dalam penelitian ini adalah bagaimana bentuk-bentuk kegiatan jamaah manaqiban Syekh Abdul Qodir Al-Jailani di Desa Gedung Karya Jitu dan bagaimana impilkasi kegiatana manaqiban terhadap solidaritas sosial keagamaan di Desa Gedung Karya Jitu. Penelitian ini dilaksanakan pada jamaah Manaqiban Syekh Abdul Qodir Al-Jailani di desa Gedung Karya Jitu dengan jenis penelitian kualitatif, bersifat deskriptif dan menggunakan pendekatan sosiologis. Penelitian ini menggunakan observasi, wawancara dan dokumentasi untuk mengumpulkan data. Informan kunci pada penilitian ini adalah ketua umum organisasi ikatan mahasiswa minang Lampung. Analisa penelitian ini menggunakan reduksi data, penyajian data dan verifikasi data. Kemudian metode induktif digunakan dalam proses penarikan kesimpulan serta menggunakan teori solidaritas sosial Emile Durkhem. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwasanya bentuk-bentuk kegiatan jama’ah Manaqiban Syekh Abdul Qodir Al-Jailani Di Desa Gedung Karya Jitu terdiri dari dua aspek yaitu sosial dan keagamaan, dalam aspek sosial terdiri dari riyungan (gotong-royong dalam memasak), menyalurkan bantuan, dan santunan kepada anak yatim, sedangkan dalam aspek keagamaan terdiri dari pengajian rutin mingguan, muludan (memperingati kelahiran Nabi Muhammad SAW) dan Rejaban (memperingati Isra Mi’raj Nabi Muhammad SAW). Dan implikasi manaqiban terhadap solidaritas sosial keagamaan di Desa Gedung Karya Jitu yaitu terjalinya rasa kebersamaan dan kekeluragaan, Selama pelaksanaan Manaqiban, warga desa tidak hanya terlibat dalam aktivitas ibadah tetapi juga dalam interaksi sosial yang memperkuat rasa persaudaraan dan kebersamaan. Kegiatan ini mendorong partisipasi aktif dari berbagai kalangan, mempererat hubungan antarindividu, dan membangun jaringan sosial yang lebih kokoh. Melalui penguatan ikatan sosial dan keagamaan ini, solidaritas di antara warga desa meningkat, menciptakan lingkungan yang lebih harmonis dan mendukung perkembangan komunitas secara keseluruhan. Kata Kunci : Implikasi Kegiatan Manaqiban, Solidaritas Sosial Keagamaan. ABSTRACT Sheikh Abdul Qodir Al-Jailani's manaqiban activity is one of the religious activities that is routinely carried out by congregations and members of the community because this activity is open to the public and can be participated by anyone from children, teenagers and the elderly. This activity was carried out in Gedung Karya Jitu Village. In carrying out Sheikh Abdul Qodir Al-Jailani's manaqiban activities, there are several forms of activities. This manaqiban activity has a bond of togetherness formed in a group which is usually called social solidarity. The presence of Sheikh Abdul Qodir Al-Jailani's manaqiban activities has had a big influence on the socio-religious solidarity of the community in Gedung Karya Jitu Village. The creation of a close sense of solidarity between the congregation in Gedung Karya Jitu Village cannot be separated from the same sense of trust and values, the same goals and what is no less important is through their various activities which are carried out together. The formulation of the problem in this research is what the forms of activities of Sheikh Abdul Qodir Al-Jailani's manaqiban congregation are in Gedung Karya Jitu Village and what are the implications of manaqiban activities for social religious solidarity in Gedung Karya Jitu Village. This research was carried out on the Manaqiban congregation of Sheikh Abdul Qodir Al-Jailani in Gedung Karya Jitu village with a qualitative research type, descriptive in nature and using a sociological approach. This research uses observation, interviews and documentation to collect data. The key informant in this research was the general chairman of the Minang Lampung student association organization. This research analysis uses data reduction, data presentation and data verification. Then the inductive method is used in the process of drawing conclusions and uses Emile Durkhem's theory of social solidarity. The results of this research show that the forms of activity of the Manaqiban congregation of Syekh Abdul Qodir Al-Jailani in Gedung Karya Jitu Village consist of two aspects, namely social and religious, in the social aspect consisting of riyungan (mutual cooperation in cooking), distributing aid, and compensation for orphans, while in the religious aspect it consists of regular weekly recitations, muludan (commemorating the birth of the Prophet Muhammad SAW) and Rejaban (commemorating the Isra Mi'raj of the Prophet Muhammad SAW). And the implication of manaqiban for social religious solidarity in Gedung Karya Jitu Village is the establishment of a sense of togetherness and family. During the implementation of Manaqiban, village residents are not only involved in worship activities but also in social interactions that strengthen the sense of brotherhood and togetherness. This activity encourages active participation from various groups, strengthens relationships between individuals, and builds stronger social networks. Through strengthening these social and religious ties, solidarity among village residents increases, creating a more harmonious environment and supporting the development of the community as a whole. Keywords: Implications of Manaqiban Activities, Social Religious Solidarity.

Item Type: Thesis (Diploma)
Subjects: Sosiologi Agama
Divisions: Fakultas Ushuluddin > Sosiologi Agama
Depositing User: LAYANAN PERPUSTAKAAN UINRIL REFERENSI
Date Deposited: 14 Aug 2024 07:13
Last Modified: 14 Aug 2024 07:13
URI: https://repository.radenintan.ac.id/id/eprint/34712

Actions (login required)

View Item View Item