PENALARAN IMAM AL-ASY‘ARI TENTANG RU’YATULLAH (STUDI PADA KITAB AL-LUMA‘)

Andhika, Rahman (2024) PENALARAN IMAM AL-ASY‘ARI TENTANG RU’YATULLAH (STUDI PADA KITAB AL-LUMA‘). Diploma thesis, UIN Raden Intan Lampung.

[thumbnail of PERPUS PUSAT BAB 1 DAN 5.pdf] PDF
Download (1MB)
[thumbnail of SKRIPSI ANDHIKA RAHMAN.pdf] PDF
Restricted to Repository staff only

Download (3MB)

Abstract

ABSTRAK Di satu sisi, Imam al-Asy‘ari meyakini bahwa Allah.bukanlah jisim, namun dirinya meyakini bahwa ru’yatullah (melihat Allah dengan mata kepala) adalah mungkin berdasarkan wahyu. Melihat suatu zat yang bukan jisim tidaklah sesuai dengan akal sehat. Padahal, Imam al-Asy‘ari pernah mengklaim bahwa akal dan wahyu mustahil bertentangan. Dengan kata lain, terdapat klaim dari Imam al-Asy‘ari bahwa akal dan wahyu mustahil bertentangan, namun pemikirannya tentang ru’yatullah yang didasarkan pada wahyu justru bertentangan dengan akal sehat. Di sini terdapat inkonsistensi dalam sistem teologi Imam al-Asy‘ari. Dengan menggunakan paradigma logika tradisional, penelitian ini mencari akar dari masalah tersebut dengan memeriksa penalaran-penalaran Imam al-Asy‘ari tentang ru’yatullah dalam salah satu kitabnya, yaitu kitab al-Luma‘, apakah masalah tersebut berakar dari premis-premis yang digunakan, ataukah berawal dari alur penalarannya. Jenis penelitian ini adalah studi pustaka, sementara sifat penelitian ini ialah kualitatif deskriptif. Pendekatan yang digunakan adalah sejarah pemikiran, teknik pengumpulan datanya adalah dengan cara membaca, dan sumber primernya adalah kitab al-Luma‘ karya Imam al-Asy‘ari. Penulis juga menggunakan berbagai buku dan jurnal yang relevan sebagai sumber-sumber data sekunder. Untuk teknik analisis data, penulis menggunakan beberapa tahap, yaitu membaca, kodifikasi atau koding, serta konfirmasi. Adapun penarikan kesimpulan dalam penelitian ini bersifat induktif. Setelah dilakukan analisis, ditemukan bahwa tiga premis dalam pemikiran Imam al-Asy‘ari yang relevan dengan masalah akademik ialah, “Meski semua pelaku yang kita temukan adalah jisim, bukan berarti Allah yang merupakan pelaku juga jisim”, “Meski segala sesuatu yang kita temukan berupa substansi atau aksiden, bukan berarti Allah juga berupa substansi atau aksiden”, dan “Meski setiap sosok berpengetahuan, berkuasa, dan hidup yang kita temukan selalu berpengetahuan, berkuasa, dan hidup dengan pengetahuan, kuasa, dan kehidupan yang bersifat baru, bukan berarti Allah yang berpengetahuan, berkuasa, dan hidup juga berpengetahuan, berkuasa, dan hidup dengan pengetahuan, kuasa, dan kehidupan yang bersifat baru”. Sementara itu, tiga penalaran Imam al-Asy‘ari yang relevan dengan masalah akademik berupa analogi, salah satu jenis argumentasi dalam logika tradisional di samping deduksi dan induksi. Nilai keabsahan dari tiga penalaran tersebut adalah sah. Akar dari masalah akademik yang muncul dalam sistem teologi Imam al-Asy‘ari ternyata berakar dari beberapa premis yang telah disebutkan sebelumnya. Pada akhirnya dicapai sebuah kesimpulan bahwa sistem teologi Imam al-Asy‘ari memang bisa berbenturan dengan akal sehat sebagian orang, namun hal ini sama sekali tidak menandakan adanya kekeliruan di dalam sistem teologi Imam al-Asy‘ari, sebab penalaran beliau terkait ru’yatullah tidak berimplikasi pada pertentangan antara wahyu dengan hukum-hukum logika, melainkan akal sehat orang�orang yang menolak ru’yatullah yang terpapar falasi, dalam hal ini hasty generalization: khilaf statistik berat sebelah. Kata Kunci: penalaran, Imam al-Asy‘ari, ru’yatullah, kitab al-Luma‘, logika tradisional. ABSTRACT On one hand, Imam al-Asy‘ari believed that Allah is not a body, yet he believed that seeing Allah (beholding Allah with the eyes) is possible based on revelation. Seeing a non-body entity is not in line with common sense. However, Imam al-Asy‘ari once claimed that reason and revelation cannot contradict each other. In other words, there is a claim from Imam al-Asy‘ari that reason and revelation cannot contradict each other, but his thinking about beholding Allah based on revelation contradicts common sense. There is inconsistency in Imam al-Asy‘ari's theological system here. Using traditional logical paradigms, this research seeks to trace the root of the problem by examining Imam al-Asy‘ari's reasoning about beholding Allah in one of his books, namely the book al-Luma‘, to determine whether the problem stems from the premises used or from the flow of his reasoning. This research is a literature study, while its nature is qualitative descriptive. The approach used is the history of thought, and the data collection technique involves reading, with the primary source being the book al-Luma‘ by Imam al-Asy‘ari. The author also utilizes various relevant books and journals as secondary data sources. For data analysis techniques, the author employs several stages, including reading, codification or coding, and confirmation. The conclusion drawn in this research is inductive. After analysis, it was found that three premises in Imam al�Asy'ari's thought relevant to academic issues are: "Although all agents we encounter are bodies, it does not mean that Allah, who is the agent, is also a body", "Although everything we encounter is a substance or accident, it does not mean that Allah is also a substance or accident", and "Although every figure we encounter with knowledge, power, and life always has knowledge, power, and life with knowledge, power, and life that are new, it does not mean that Allah, who has knowledge, power, and life, also has knowledge, power, and life with knowledge, power, and life that are new". Meanwhile, three arguments of Imam al-Asy'ari relevant to academic issues are by analogy, one of the types of reasoning in traditional logic alongside deduction and induction. The validity of these three arguments is valid. The root of the academic problem that arises in Imam al-Asy'ari's theological system turns out to stem from several premises mentioned earlier. Ultimately, a conclusion is reached that Imam al-Asy'ari's theological system may indeed clash with common sense for some people, but this does not at all indicate any error within Imam al-Asy'ari's theological system, as his reasoning regarding ru'yatullah does not imply a conflict between revelation and the laws of logic, but rather the common sense of those who reject ru'yatullah exposed to fallacies, in this case, hasty generalization: biased statistical disagreement. Keywords: reasoning, Imam al-Asy‘ari, beholding Allah, al-Luma‘ book, traditional logic.

Item Type: Thesis (Diploma)
Subjects: Aqidah Filsafat
Divisions: Fakultas Ushuluddin > Aqidah Filsafat
Depositing User: LAYANAN PERPUSTAKAAN UINRIL REFERENSI
Date Deposited: 30 May 2024 04:54
Last Modified: 30 May 2024 04:54
URI: https://repository.radenintan.ac.id/id/eprint/33433

Actions (login required)

View Item View Item