Eka, Nofa Sari (2024) KONSEP DASAR EPISTIMOLOGI (STUDI PEMIKIRAN IMMANUEL KANT). Diploma thesis, UIN Raden Intan Lampung.
PDF
Download (1MB) |
|
PDF
Restricted to Repository staff only Download (3MB) |
Abstract
ABSTRAK Immanuel Kant adalah salah satu pemikir yang muncul pada abad ke-18 karena pada saat itu manusia mulai sadar bahwa sumber kebenaran tidak hanya di dapatkan dari otoritas institusi gereja, masjid, kelompok-kelompok keagamaan atau orang-orang bijak, melainkan kebenaran dapat ditemukan bagi orang yang menyadari kesalahan (pengalaman), kemudian memulai aktifitas berfikir, dengan penggabungan dua macam tesis inilah yang membuat Immanuel Kant terkenal sebagai filosof dengan manifestasi filsafat kritisnya. Oleh karena itu, untuk menemukan kepastian itu Kant menawarkan dua buah rumusan yang disebut a priori dan aposteriori yang akan di sintesiskan menjadi suatu rumusan yang saling melengkapi. Metode penelitian ini mengunakan penelitian yang bersifat kepustakaan atau yang disebut dengan (Library Research), sumber pokok dari penelitian ini adalah buku-buku Immanuel Kant dan sumber lain yang berhubungan dengan masalah yang diteliti . Dengan menerapkan kajian analisis mengunakan metode Verstehen yang digunakan pada tahap pengumpulan data berupa data verbal dan nonverbal. Metode Holistika, Interpretasi Metode ini adalah karya pemikiran tokoh agar peneliti mudah dalam memahami, serta hayati untuk menangkap makna dan nuansa yang dimaksut oleh tokoh secara khas. Tujuan dari skripsi ini adalah mengulas pemikiran Immanuel Kant dalam masalah epistimologi. Sebagai pemikiran garda depan dalam bidang filsafat khususnya dimasa sekarang Kant sangat layak untuk Kembali dibicarakan mengingat dampak pemikiran yang masih dapat dirasakan. Pada penelitian tentang Konsep Dasar Epistimologi Immanuel Kant dapat diperoleh bahwa: (1) Konsep dasar pemikiran Immanuel Kant tentang epistimologi yang tidak bisa dilepaskan dari keberadaan dua aliran pemikiran yaitu rasionalis dan empiris. Rasionalisme memiliki asumsi bahwa penegtahuan yang pasti secara mutlak tidak akan pernah dicapai melalui pengalaman inderawi melainkan harus dicari dalam alam pikiran (in the realm of the mind). (2) Objektivitas epistimologi Immanuel Kant dalam mendapatkan pengetahuan yaitu dengan tingkatan yang pertama taraf indra, yang ke dua taraf akal budi dan yang ketiga taraf rasio. Keynote : Epistimologi, Immanuel Kant, Rasionalisme, Empisrisme. ABSTRACT Immanuel Kant was one of the thinkers who emerged in the 18th century because at that time people began to realize that the source of truth was not only obtained from the institutional authority of churches, mosques, religious groups or wise men, but truth could be found for people who realized mistakes (experience), then began thinking activities, by combining these two kinds of theses that made Immanuel Kant famous as a philosopher with philosophical manifestations critically. Therefore, to find that certainty Kant offers two formulas called a priori and aposteriori which will be synthesized into a complementary formula. In this research method using literature research or what is called (Library Research), the main source of this research is Immanuel Kant's books and other sources related to the problem under study. By applying analytical studies using the Verstehen method used at the data collection stage in the form of verbal and nonverbal data. Holistic Method, Interpretation This method is the work of character thoughts so that researchers can easily understand, and live to capture the meaning and nuances that are understood by characters distinctively. The purpose of this thesis is to review the thoughts of Immanuel Kant in the problem of epistimology. As a vanguard thought in philosophy, especially in the present, Kant is very worthy of discussion considering the impact of thought that can still be felt. In research on the Basic Concepts of Immanuel Kant's Epistymology, it can be obtained that: (1) The basic concepts of Immanuel Kant's thoughts on epistimology cannot be separated from the existence of two schools of thought, namely rationalist and empirical. Rationalism assumes that absolutely certain knowledge will never be attained through sensory experience but must be sought in the realm of the mind. (2) The objectivity of Immanuel Kant's epistymology in gaining knowledge is with the first level of the senses, the second level of reason and the third level of ratio. Keynote : Epistimology, Immanuel Kant, Rationalism, Empisrism.
Item Type: | Thesis (Diploma) |
---|---|
Subjects: | Aqidah Filsafat |
Divisions: | Fakultas Ushuluddin > Aqidah Filsafat |
Depositing User: | LAYANAN PERPUSTAKAAN UINRIL REFERENSI |
Date Deposited: | 06 May 2024 07:22 |
Last Modified: | 06 May 2024 07:22 |
URI: | https://repository.radenintan.ac.id/id/eprint/33123 |
Actions (login required)
View Item |