OPTIMALISASI PERAN PEMBIAYAAN BANK UMUM SYARIAH (BUS) DALAM PENGEMBANGAN UMKM DI KOTA BANDAR LAMPUNG

A. Zuliansyah OPTIMALISASI PERAN PEMBIAYAAN BANK UMUM SYARIAH (BUS) DALAM PENGEMBANGAN UMKM DI KOTA BANDAR LAMPUNG. JIBER (Journal of Islamic Bussines and Ekonomic Review).

[thumbnail of Abstrak.docx] HTML
Download (20kB)

Abstract

Abstrak Perkembangan potensi UMKM di Indonesia tidak terlepas dari dukungan perbankan dalam penyaluran kredit kepada UMKM. Kredit UMKM adalah kredit kepada debitur usaha mikro, kecil dan menengah yang memenuhi definisi dan kriteria usaha mikro, kecil dan menengah sebagaimana diatur dalam UU No. 20 Tahun 2008 Tentang UMKM. Berdasarkan UU tersebut, UMKM adalah usaha produktif yang memenuhi kriteria usaha dengan batasan tertentu kekayaan bersih dan hasil penjualan tahunan. Penelitian ini bertujuan untuk melihat bagaimana Bagaimana pelaksanaan pembiayaan bank syariah terhadap pengembangan UMKM di Kota Bandar Lampung. Apakah permasalahan yang dihadapi bank syariah dalam melakukan pembiayaan kepada UMKM di Kota Bandar Lampung dan bagaimana upaya yang dapat ditempuh untuk mengoptimalkan pembiayaan Bank Syariahterhadap pengembangan UMKM di Kota Bandar Lampung. Dari hasil penelitian lapangan terhadap responden UMKM diperoleh kesimpulan bahwa pembiayaan konsumsi yang digunakan untuk kegiatan produktif dapat mencapai ± 40% dari total pembiayaan UMKM konsumsi. Angka tersebut diperoleh dengan menjumlahkan prosentase penggunaan pembiayaan konsumsi MKM murni untuk kegiatan usaha (28%), untuk keperluan pribadi yang ternyata digunakan untuk kegiatan usaha (8,7%) dan penggunaan pembiayaan untuk keperluan pribadi dan kegiatan usaha atau penggunaan “gabungan” (3%). Prosentase pembiayaan yang ada di kelompok “gabungan” ditambahkan dengan mempertimbangkan bahwa UMKM sering tidak memisahkan penggunaan pembiayaan untuk keperluan pribadi dan usaha. Bank cenderung mengklasifikasikan pembiayaan yang diajukan oleh UMKM, khususnya pembiayaan mikro dan kecil, ke dalam pembiayaan konsumsi dengan alasan untuk pembiayaan konsumsi bank lebih mudah dalam melakukan analisis pembiayaan dan bank lebih diuntungkan karena tingkat suku bunga pembiayaan konsumsi relatif lebih tinggi daripada pembiayaan produktif. Selain itu, dari sisi pelaporan, khususnya menurut sektor ekonomi, pembiayaan konsumsi lebih mudah diklasifi kasikan, karena secara otomatis akan masuk ke dalam sektor “lain-lain”.Perkembangan pembiayaan perbankan syariah dalam upaya pengembangan UMKM di Kota Bandar Lampung selama tahun 2016–2017 mengalami peningkatan yang berfluktuasi. Hal tersebut mencerminkan bahwa peran serta pembiayaan perbankan syariah dalam peningkatan usaha mikro kecil dan menengah (UMKM) di Kota Bandar Lampung belum optimal. Kata Kunci: pembiayaan, bank Syariah, UMKM OPTIMIZING THE ROLE OF SHARIA BANK FINANCING FOR EMPOWERING MSME IN BANDAR LAMPUNG Abstract The potential development of MSMEs in Indonesia is inseparable from banking support in lending to MSMEs. MSME loans are loans to debtors of micro, small and medium enterprises that meet the definition and criteria of micro, small and medium enterprises as stipulated in Law No. 20 of 2008 concerning MSMEs. Under the Act, MSMEs are productive businesses that meet business criteria with certain limits on net assets and annual sales. This study aims to see how the implementation of Islamic bank financing for the development of MSMEs in Bandar Lampung City. What are the problems faced by Islamic banks in financing the MSMEs in Bandar Lampung City and how efforts can be taken to optimize the financing of Islamic banks towards the development of MSMEs in Bandar Lampung City. From the results of field research on MSME respondents, it was concluded that consumption financing used for productive activities could reach ± 40% of the total consumption of MSME financing. This figure is obtained by summing the percentage of the use of pure MKM consumption financing for business activities (28%), for personal use which turns out to be used for business activities (8.7%) and the use of financing for personal needs and business activities or "combined" use (3 %). The percentage of financing in the "joint" group is added by considering that MSMEs often do not separate the use of financing for personal and business purposes. Banks tend to classify the financing proposed by MSMEs, particularly micro and small financing, into consumer financing, arguing that it is easier to finance bank consumption in analyzing financing and that banks benefit more because consumption financing interest rates are relatively higher than productive financing. In addition, in terms of reporting, especially according to the economic sector, consumption financing is easier classified, because it will automatically enter into the "other" sector. Development of Islamic banking financing in the effort to develop MSMEs in Bandar Lampung City during 2016–2017 experience fluctuating increases. This reflects that the role of Islamic banking financing in improving small and medium micro enterprises (MSMEs) in the city of Bandar Lampung has not been optimal. Keywords: financing, Islamic banks, MSMEs

Item Type: Article
Subjects: UNSPECIFIED
Divisions: UNSPECIFIED
Depositing User: Users 1187 not found.
Date Deposited: 10 Apr 2019 01:32
Last Modified: 09 Mar 2020 01:39
URI: http://repository.radenintan.ac.id/id/eprint/6229

Actions (login required)

View Item View Item