FUNGSI AKAL DAN WAHYU DALAM TEOLOGI ISLAM (Studi Pemikiran Muhammad Iqbal)

Huda M, Mirzan (2018) FUNGSI AKAL DAN WAHYU DALAM TEOLOGI ISLAM (Studi Pemikiran Muhammad Iqbal). Undergraduate thesis, UIN Raden Intan Lampung.

[thumbnail of Skripsi FUll.pdf]
Preview
PDF
Download (2MB) | Preview

Abstract

Penelitian dalam skripsi ini dilatarbelakangi karena keingintahuan penulis terhadap pemikiran fungsi akal dan wahyu Muhammad Iqbal, yang dalam pembahasannya sangat berhubungan dengan agama dan filsafat. Agama dan filsafat dari dulu sampai sekarang masih menjadi topik perdebatan para pemikir muslim, ini dikarenakan banyak penafsiran tentang agama dan filsafat atau akal dan wahyu. Disini Muhammad Iqbal mempertengahkan antara keduanya. Dalam penelitian ini digunakan metode tehnik pengumpulan data, sumber data, dan analisis data. Tehnik pengumpulan data menggunakan studi dokumenter, memanfaatkan bahan-bahan primer dan skunder. Sumber data terdiri dari bukubuku primer dan skunder. Analisis data menggunakan Qualitative Content Analysis yaitu analisa kandungan secara kuliatas untuk memahami makna, siqnifikansi dan relefansi teks terjemahan atau dokumen tersebut. Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah Bagaimana pemikiran Muhammad Iqbal tentang Teologi Islam ? dan Bagaimana fungsi akal dan wahyu dalam pandangan Muhammad Iqbal ? adapun tujuannya adalah untuk mengungkapkan dan mendeskripsikan secara objektif pemikiran Muhammad Iqbal tentang Teologi Islam serta Mengungkapkan dan mendeskripsikan secara objektif kelebihan dari pemikiran Muhammad Iqbal tentang akal dan wahyu Hasil penelitian menunjukan bahwa Muhammad Iqbal mempunyai corak yang rasional berdasarkan dari pemikirannya tentang teologi Islam termasuk al- Qur’an, hadis dan ijtihad disini Muhammad Iqbal mencoba mensejajarkan atau mendamaikan antara akal dan wahyu, menurutnya al-Qur’an senantiasa mengajarkan pemakaian akal terhadap ayat atau tanda yang terhadap di dalam alam seperti matahari, bulan, pergantian siang menjadi malam dan sebagainya. Menurut Muhammad Iqbal Islam tidak boleh statis jika umat Islam bersikap statis maka umat Islam akan mengelami staqnansi yang nantinya bisa mnyebabkan kemunduran dan tidak dapat berkembang sehingga dakwah Islamiyah sulit masuk. tetapi harus dinamis yang berarti berkembang dengan menyesuaikan perkembangan zaman, karena hakekat hidup adalah bergerak, dan gerak adalah perubahan, akan tetapi ada dimensi-dimensi al-Qur’an yang sudah menjadi ketetapan baku dan tidak dapat di ubah. Dari pemikirannya tentang teologi Islam maka fungsi akal adalah bisa mengetahui adanya Tuhan dan fungsi wahyu ialah Menguatkan pendapat akal melalui kesakralan dan keabsolutan yang dimiliki oleh wahyu.

Item Type: Thesis (Undergraduate)
Subjects: Aqidah Filsafat
Divisions: Fakultas Ushuluddin > Ilmu Aqidah
Depositing User: LAYANAN PERPUSTAKAAN UINRIL REFERENSI
Date Deposited: 26 Sep 2018 01:49
Last Modified: 26 Sep 2018 01:49
URI: http://repository.radenintan.ac.id/id/eprint/4483

Actions (login required)

View Item View Item