Kurniati, Zalika
(2018)
DZIKIR SEBAGAI TERAPI PENYEMBUHAN GANGGUAN
JIWA DALAM PERSPEKTIF IMAM AL-GHAZALI.
Undergraduate thesis, UIN Raden Intan Lampung.
Abstract
Skripsi ini mengkaji tentang dzikir sebagai terapi penyembuhan gangguan
jiwa dalam perspektif Imam Al-Ghazali. Penelitian ini dilatarbelakangi oleh
permasalahan hidup manusia yang terkadang orang mempunyai masalah tersebut
tidak mampu menghadapi masalahnya hingga bisa menyebabkan seseorang
frustasi dan bunuh diri. Menurut Al-Ghazali berdzikir secara terus-menerus
kepada Allah merupakan obat bagi penyakit hati dan jiwa.
Kajian pada penelitian ini adalah untuk mengungkap bahwa dzikir dapat
menjadi terapi penyembuhan gangguan jiwa dalam perspektif Imam Al-Ghazali.
Penelitian ini merupakan jenis penelitian kepustakaan (library research),
sedangkan sifat penelitian ini bersifat deskriptif filosofis. Dalam pengumpulan
data, peneliti menggunakan sumber data primer dan data sekunder. Teknik
pengumpulan data yang peneliti gunakan adalah klarifikasi (mengumpulkan
seluruh data dan sumber yang ada, baik literatur ataupun sumber lainnya) dan
klasifikasi (memilah-milah data yang telah diklarifikasi untuk kemudian
dicocokkan dengan sub bab sistematika pembahasan). Setelah data-data diperoleh,
selanjutnya data tersebut di analisis dengan metode deskriptif, metode
hermeneutika, metode interpretasi, dan metode content analisis. Kemudian di tarik
kesimpulan dengan menggunakan metode deduksi yaitu suatu metode yang
dipakai untuk menarik kesimpulan dari uraian-uraian yang bersifat umum kepada
uraian yang bersifat khusus.
Berdasarkan penelitian ditemukan beberapa hal, yang pertama; makna dan
hakikat dzikir menurut Imam Al-Ghazali adalah mendekatkan diri / hati dari
segala hal yang berkaitan kepada Allah, dan seraya mengucapkan tasbih, tahmid,
tahlil, istighfar, dan lain sebagainya. Yang kedua; dzikir dapat menjadi terapi
gangguan jiwa dalam perspektif Imam Al-Ghazali apabila berdzikir/mengingat
Allah, mengingat segala kebesaran-Nya, rahmat-Nya, dan mengingat hakikat
penciptaan manusia, bahwa innasolati wanusuki wahmayaya wamamati
lillahirobbil alamin (sesungguhnya shalatku, ibadahku, hidup, dan matiku adalah
milik Allah), maka hati akan menjadi tenang karena kita bersandar kepada Allah
dan senantiasa bersyukur serta berserah diri kepada Allah.
Actions (login required)
 |
View Item |