PEMBEBANAN RISIKO DALAM KERJASAMA KONSINYASI DALAM PERSPEKTIF MUD’ARABAH (Studi di Rumah Belanja Fitrinofane Karang Anyar Lampung

LANA, LUTFIAH (2024) PEMBEBANAN RISIKO DALAM KERJASAMA KONSINYASI DALAM PERSPEKTIF MUD’ARABAH (Studi di Rumah Belanja Fitrinofane Karang Anyar Lampung. Diploma thesis, UIN Raden Intan Lampung.

	PDF Download (6MB)
	PDF Restricted to Repository staff only Download (6MB)

Abstract

ABSTRAK Pemasaran adalah salah satu bentuk muamalah yang diperbolehkan dalam Islam sepanjang prosesnya selalu terjaga dari hal-hal yang dilarang oleh ketentuan syariah. Dalam kerjasama konsinyasi diawali dengan adanya kesepakatan untuk melakukan pembagian keuntungan, tetapi terkadang tidak ditepati oleh salah satu pihak dengan akad yang telah ditentukan. Sebagaimana yang terjadi di Rumah Belanja Fitrinofane Karang Anyar Lampung Selatan. Rumusan masalah dalam penelitian ini yaitu, bagaimana praktik pembebanan risiko dalam kerjasama konsinyasi di Rumah Belanja Fitrinofane Karang Anyar Lampung Selatan? Dan bagaimana perspektif mudh’arabah terhadap pembebanan risiko dalam kerjasama konsinyasi di Rumah Belanja Fitrinofane Karang Anyar Lampung Selatan? Metode penelitian yang digunakan yaitu metode kualitatif penelitian lapangan (field research). Sumber data terdiri terdiri dari primer dan sukender. Teknik pengumpulan data terdiri dari wawancara dan dokumentasi. Analisis datanya menggunakan metode analisa kualitatif yang bersifat deskriptif. Hasil penelitian menunjukan bahwa praktik konsinyasi yang terjadi pada toko Rumah Belanja Fitrinofane Karang Anyar Lampung Selatan ini antara pemilik toko dan supplier sepakat memberikan harga Rp.4.500 dari pihak supplier kepada toko dan pemilik toko memberikan harga Rp. 5000 kepada pembeli. Tetapi yang terjadi dilapangan terdapat ketidaksesuaian dengan penetapan harga yang telah ditentukan antara pemilik toko dan supplier, pemilik toko menaikan harga menjadi Rp.6000 tanpa sepengetahuan supplier, hal ini tentu merugikan pihak supplier karena barang tidak cepat laku karena dinaikkan terlalu mahal. Didalam Islam secara praktik yang terjadi pada Rumah Belanja Fitrinofane ini tentu saja melanggar dari akad yang yang telah ditentukan dan melanggar prinsip berdagang dalam Islam, Karena tidak sesuai dengan kesepakatan diawal sehingga salah satu pihak dirugikan dalam sistem konsinyasi. Dalam perspektif mudharabah adalah dengan keterkaitan syarat dalam akad mudharabah, jika syarat itu menyebabkan tidak terpenuhinya salah satu syarat sah mudharabah, maka syarat tersebut membatalkan mudharabah misalnya ketidakjelasan keuntungan atau tidak adanya penyerahan modal secara sempurna kepada mudharib. Kata kunci ; Hukum Ekonomi Syariah, Konsinyasi. ABSTRACT Marketing is a form of muamalah that is allowed in Islam as long as the process is always maintained from things that are prohibited by sharia provisions. In consignment cooperation begins with an agreement to share profits, but sometimes it is not kept by one of the parties to the contract that has been determined. As happened at Fitrinofane Shopping House Karang Anyar South Lampung. The formulation of the problem in this study is, how is the practice of risk-bearing in consignment cooperation at Fitrinofane Shopping House Karang Anyar South Lampung? And how is the perspective of mudh'arabah on risk-bearing in consignment cooperation at Fitrinofane Shopping House Karang Anyar South Lampung? The research method used is qualitative method of field research. Data sources consist of primary and secondary. Data collection techniques consist of interviews and documentation. The data analysis uses a descriptive qualitative analysis method. The results showed that the consignment practice that occurred at the Rumah Belanja Fitrinofane Karang Anyar South Lampung shop between the shop owner and the supplier agreed to provide a price of Rp.4,500 from the supplier to the store and the shop owner gave a price of Rp. 5000 to the buyer. But what happens in the field is that there is a discrepancy with the pricing that has been determined between the shop owner and the supplier, the shop owner increases the price to Rp.6000 without the knowledge of the supplier, this is certainly detrimental to the supplier because the goods do not sell quickly because they are raised too expensive. In Islam, the practice that occurs at the Fitrinofane Shopping House certainly violates the contract that has been determined and violates the principles of trading in Islam, because it is not in accordance with the initial agreement so that one party is disadvantaged in the consignment system. In the perspective of mudharabah is the relationship between the conditions in the mudharabah contract, if the condition causes non-fulfillment of one of the valid conditions of mudharabah, then the condition invalidates the mudharabah, for example, the uncertainty of profit or the absence of complete delivery of capital to the mudharib. Keywords; Sharia Economic Law, Consignment.

Actions (login required)

View Item