MANAJEMEN PEMBINAAN MENTAL SPIRITUAL PARA WARGA BINAAN PENYALAHGUNAAN NARKOTIKA DI LEMBAGA PEMASYARAKATAN NARKOTIKA KELAS II A KOTA BANDAR LAMPUNG

Rian, Saputra (2024) MANAJEMEN PEMBINAAN MENTAL SPIRITUAL PARA WARGA BINAAN PENYALAHGUNAAN NARKOTIKA DI LEMBAGA PEMASYARAKATAN NARKOTIKA KELAS II A KOTA BANDAR LAMPUNG. Diploma thesis, UIN Raden Intan Lampung.

[thumbnail of BAB 1,2 & Dapus.pdf] PDF
Download (2MB)
[thumbnail of skripsi Rian S..pdf] PDF
Restricted to Repository staff only

Download (3MB)

Abstract

ABSTRAK MANAJEMEN PEMBINAAN MENTAL SPIRITUAL PARA WARGA BINAAN PENYALAHGUNAAN NARKOTIKA DI LEMBAGA PEMASYARAKATAN NARKOTIKA KELAS II A KOTA BANDAR LAMPUNG Oleh : RIAN SAPUTRA Pembinaan Mental Spiritual adalah satu usaha untuk memperbaiki dan memperbaharui mental seseorang agar tindakan atau tingkah laku menjadi lebih baik. Melalui bimbingan mental spiritual, seseorang akan memiliki kepribadian yang sehat, akhlak yang terpuji dan bertanggung jawab dalam menjalani kehidupan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana manajemen pembinaan mental spiritual yang dilakukan oleh Petugas Lembaga Pemasyarakatan Narkotika Kelas II A Kota Bandar Lampung kepada Warga Binaan yang ada di Lembaga Pemasyarakatan, dan penelitian ini juga bertujuan untuk mengetahui kondisi mental spiritual para warga binaan yang ada di Petugas Lembaga Pemasyarakatan Narkotika Kelas II A Kota Bandar Lampung. Petugas Lembaga Pemasyarakatan seluruhnya berjumlah 147 orang. Dilihat dari jenis dan sifatnya, penelitian ini merupakan data penelitian lapangan (Field Research) yaitu penelitian yang datanya diperoleh langsung dari dalam kehidupan yang sebenarnya. Penelitian ini bersifat deskriptif yaitu penelitian yang berisi penjelasan dan penggambaran suatu objek untuk mengambil kesimpulan-kesimpulan yang berlaku secara umum. Metode pengumpulan data yang penulis gunakan berupa Metode Wawancara, Observasi dan Dokumentasi, guna untuk melengkapi proses penelitian. Dalam skripsi ini peneliti memfokuskan data lapangan pada proses manajemen Planning, Organizing, Actuating, Controlling, serta proses evaluasi dan kondisi mental spiritual warga binaan. Data lapangan menunjukkan bahwa proses pembinaan mental spiritual dinilai sudah cukup baik, namun perlu adanya peningkatan baik dari pengorganisasian, pelaksanaan, pengawasan dan di segi evaluasi. Dari segi perencanaan sudah baik, lembaga pemasyarakatan narkotika dalam penyusunan perencanaan pembinaan sesuai dengan fakta yang ada dan realistis, kegiatan yang diberikan juga logis dan rasional, fleksibel, para petugas pembinaan juga komitmen dalam melaksanakan tugasnya, dan komprehensif. Dari program kerja yang disusun, materi yang disampaikan, waktu dan tempat semuanya sudah tersusun rapi dan sudah sangat jelas arah dan tujuannya. Perencanaan pembinaan mental spiritual narapidana pada Lembaga Pemasyarakatan Narkotika Kelas II A Bandar Lampung berupa perencanaan kegiatan umum maupun khusus. Dari segi pengorganisasian, terbatasnya petugas Lembaga Pemasyarakatan dapat menghambat kegiatan pembinaan mental spiritual, mengingat narapidana kasus narkotika yang ada saat ini mencapai 864 orang. Dari segi pelaksanaan, pelaksanaan kegiatan pembinaan mental spiritual atau kegiatan khusus Islam dinilai masih kurang baik, karena fakta di lapangan bahwa masih ada narapidana atau warga binaan yang tidak mengikuti kegiatan pembinaan mental spiritual (bolos). Dari segi pengawasan masih perlu peningkatan, Pengawasan pembinaan mental spiritual dinilai masih kurang baik karena petugas kurang tegas dengan warga binaan, sehingga narapidana masih ada yang tidak mengikuti kegiatan pembinaan kerohanian. Segi evaluasi perlu diperbaiki dari segi ketepatan waktu untuk kegiatan evaluasi. Data lapangan memberikan fakta kondisi mental para warga binaan sebelum dan sesudah mendapatkan pembinaan mental spiritual. Sebelum mendapatkan pembinaan, warga binaan memiliki mental spiritual yang kurang sehat dan banyak melakukan kesalahan. Sedangkan setelah mendapatkan pembinaan, para warga binaan berangsur-angsur kembali memiliki mental spiritual yang sehat. Namun dalam hal ini petugas perlu melakukan pendekatan kepada warga binaan, karena banyak warga binaan yang menganggap kegiatan pembinaan tidak penting, dan ada juga warga binaan yang masih sering melamun. Dalam pembinaan mental spiritual materi yang disampaikan berupa materi tentang keagamaan (kerohanian) sebagaimana para pengisi materi mengajak dan menyampaikan pesan-pesan kepada warga binaan untuk berbuat kebaikan kepada sesama umat manusia, lebih mendekatkan diri kepada Tuhan dan menjauhi segala larangan-Nya Metode yang digunakan saat pembinaan mental spiritual berlangsung berupa ceramah atau tausiyah. Akan tetapi dengan terbatasnya pembina dapat menghambat kegiatan pembinaan itu sendiri dari banyaknya warga binaan yang ada di Lembaga Pemasyarakatan Narkotika Kelas II A Bandar Lampung. Kata Kunci : Manajemen Pembinaan, Mental Spiritual, Warga Binaan.

Item Type: Thesis (Diploma)
Subjects: Manajemen Dakwah
Divisions: Fakultas Dakwah dan Ilmu Komunikasi > Manajemen Dakwah
Depositing User: LAYANAN PERPUSTAKAAN UINRIL REFERENSI
Date Deposited: 31 Jul 2024 02:57
Last Modified: 31 Jul 2024 02:57
URI: http://repository.radenintan.ac.id/id/eprint/34294

Actions (login required)

View Item View Item