KHOLIFAH, DEWI UMU
(2018)
TASAWUF AKHLAQI
DALAM PEMIKIRAN SYAIKH ABDUL QĀDIR AL-JAILĀNĪ
DAN RELEVANSINYA DALAM PEMBENTUKAN
INSAN KAMIL.
Masters thesis, UIN Raden Intan Lampung.
Abstract
Penelitian ini dilatar belangi oleh realitas kehidupan masyarakat dan
bangsa kita sekarang ini, yang sedang dilanda berbagai prilaku aneh, bahkan telah
terjadi dan sedang terjadi krisis moral dan akhlak. Kualitas ummat saat ini kurang
menonjol, tertinggal, kurang menjunjung tinggi nilai-nilai Islam. Konflik umat
sering terjadi seperti perselisihan, pertengkaran, bentrokan, perebutan kekuasaan,
dan mudah diadu-domba. Fenomena- fenamena seperti ini telah terjadi pula pada
masa Syaikh Abdul Qādir al-Jailānī dan beliau berhasil menemukan solusi cara
mengatasinya, dengan melahirkan beberapa buah fikiran, cara, strategi yang
tertuang.Maka dalam karya ilmiah Syaikh Abdul Qadir al-Jailani dalam kitab
Sirrul Asrar telah disebutkan bahwa menjelaskan tasawuf akhlaqi merupakan
tatacara untuk memperbaiki akhlak manusia yang mulai rusak/rapuh dan menjaga
akhlaknya kejalan yang bena (dari akhlak mazmumah ke akhlak mahmudah).
Adapun bentuk dari usaha atau latihan-latihan jiwa (riyadhoh) yang
dilakukan ahli tasawuf dalam menuju kehadirat Illahi dilakukan dengan melalui
tiga level (tingkatan) yakni: takhalli, tahalli, dan Tajalli. Dalam keadaan yang
demikian ini, seseorang bisa membedakan mana yang baik dan mana yang tidak
baik, mana yang batil dan mana yang haq dan bisa mengenal (ma’rifat) Allah
SWT.
Pada tingkatan ini seseorang yang telah mencapai tingkat kesempurnaan
(insankamil) dapat merealisasikan potensi keilahiannya dalam wujud akhlak-budi
pekerti yang luhur. Pendekatan yang digunakan adalah deskriptif, dengan
memakai metode kualitatif dan teknik analitik. Tahap-tahap yang dilakukan
adalah penyusunan data yang meliputi proses kategorisasi dan pencatatan, reduksi
data, danpembahasan. Pengumpulan data dengan teknik analisi sisi.Hasil
penelitian menunjukan bahwa untuk mengatasi persoalan masyarakat seperti
adanya konflik, perselisihan, pertengkaran, permusuhan, dan lain-lain, maka
solusinya harus datang dari kemauan dan kesadaran diri sendiri. Mengenal diri
sendirisebagaimakhluk Allah akanmembukajalanuntukmengenal Al Khāliq Allah
SWT, yang pada gilirannya akan mendorong untuk memperbanyak dzikr kepada-
Nya. Membersihkan jiwa dan raga dari kotoran, noda dan dosa melalui,
riyādahtaqarrub kepada-Nya.
Adapun relevansi tasawuf akhlaqi dalam pembentukan Insan Kamil dapat
ditelusuri melalui tahap-tahap tajalli .Tuhan pada alam sampai munculnya Insan
Kamil dan maqamat yang dicapai oleh seseorang sampai pada kesadaran tertinggi,
sehingga fana (sirnadalamwujudTuhan) dan baqa (semua pandangan hanya wujud
Tuhan). Di sinilah letak kesempurnaan manusia (insankamil), tajalli sebagai
kristalisasi nilai-nilai religio-moral dalam diri manusia yang berarti
melembagakan nilai – nilai Ilahiyah yang selanjutnya akan direfleksikan dalam
setiap gerak dan aktivitasnya.
Actions (login required)
 |
View Item |