PERAN KONSELOR DALAM PENDAMPINGAN PSIKOLOGIS TERHADAP KORBAN KEKERASAN SEKSUAL PENYANDANG DISABILITAS DI LEMBAGA PERLINDUNGAN ANAK (LPA) KABUPATEN PRINGSEWU

Mely, Anggraini (2024) PERAN KONSELOR DALAM PENDAMPINGAN PSIKOLOGIS TERHADAP KORBAN KEKERASAN SEKSUAL PENYANDANG DISABILITAS DI LEMBAGA PERLINDUNGAN ANAK (LPA) KABUPATEN PRINGSEWU. Diploma thesis, UIN Raden Intan Lampung.

[thumbnail of PERPUS PUSAT BAB 1 DAN 5.pdf] PDF
Download (2MB)
[thumbnail of SKRIPSI MELY ANGGRAINI.pdf] PDF
Restricted to Repository staff only

Download (3MB)

Abstract

ABSTRAK Kekerasan seksual tidak hanya dialami oleh perempuan normal tetapi juga dapat dialami oleh perempuan penyandang disabilitas, salah satunya penyandang disabilitas yang menjadi korban perbudakan seksual. Perlindungan terhadap perempuan penyandang disabilitas harus diperhatikan karena mereka memiliki kerentanan ganda sebagai perempuan dan sebagai penyandang disabilitas. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk Mengetahui Peran Konselor Dalam Pendampingan Psikologi Terhadap Korban Kekerasan Seksual Penyandang Disabilitas Di Lembaga Perlindungan anak (LPA) Kabupaten Pringsewu yang menjadi korban kekerasan seksual dan memerlukan perlindungan khusus. Penelitian ini merupakan penelitian lapangan (Field Research) yang bersifat deskripsi kualitatif. dengan menggunakan pendekatan kualitatif. Sumber data primer dalam penelitian ini adalah Ketua LPA, Konselor, dan wali dari klien, sehingga total sumber data primer berjumlah 5 orang, Sumber data sekundar data yang di peroleh dari catatan, dokumen, arsip internet, jurnal, buku dan dokumentasi, Teknik pengumpulan data dengan wawancara, dokumentasi, teknik analisis data yaitu dengan Reduksi data, Penyajian data, Penarikan kesimpulan. Hasil penelitian ini setelah konselor melakukan analisis kebutuhan terdapat korban kekerasan seksual penyandang disabilitas yang memiliki kondisi psikologis yang kurang baik (trauma), sehingga konselor memberikan pendampingan psikologis yakni : Pertama, Tahap attending adalah tahap konseling yang digunakan konselor untuk memusatkan perhatian kepada konseli agar konseli merasa dihargai. Kedua Tahap wawancara merupakan tahap dimana konselor Menerima ungkapan konseli apa adanya serta mendengarkan dengan penuh perhatian dan Menentukan jenis masalah dan pendekatan konseling yang sebaiknya diambil. Ketiga, Tahap konseling adalah tahap mengali permasalahan klien lebih dalam dan memberikan perlakuan atas permasalahan klien, Keempat, Tahap motivasi yang dimaksud dalam tahap ini adalah klien harus memiliki kesadaran akan berbagai emosi reaksi kekuatan, dan bidang tantangan baik di dalam dirinya maupun orang lain. Kelima, Dalam tahap ini, konselor mengevaluasi apakah konseling yang diberikan oleh konselor sudah berhasil atau belum. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa Klien penyandang disabilitas intelektual yang menjadi korban kekerasan seksual perlu mendapatkan penanganan psikologis karena mereka rentan menjadi korban kekerasan dan perlindungan bagi perempuan penyandang disabilitas intelektual yang menjadi korban kekerasan seksual diberikan agar hak-haknya terpenuhi. Kata Kunci: Peran Konselor, Penyandang Disabilitas, Kekerasan Seksual. ABSTRACT Sexual violence is not only experienced by normal women but can also be experienced by women with disabilities, one of whom is a person with a disability who is a victim of sexual slavery. Protection of women with disabilities must be considered because they have double vulnerabilities as women and as people with disabilities. The aim of this research is to determine the role of counselors in psychological assistance to victims of sexual violence with disabilities at the Pringsewu Regency Child Protection Agency (LPA) who are victims of sexual violence and require special protection. This research is field research (Field Research) which is a qualitative description. Using a qualitative approach. The primary data sources in this research are the Head of the LPA, the Counselor, and the client's guardian, so the total number of primary data sources is 5 people. The results of this research, after the counselor carried out a needs analysis, were victims of sexual violence with disabilities who had poor psychological conditions (trauma), so the counselor provided psychological assistance, namely: First, the attending stage is the counseling stage used by the counselor to focus attention on the counselee so that the counselee feels valued. The second stage of the interview is the stage where the counselor accepts the client's expressions as they are and listens attentively and determines the type of problem and counseling approach that should be taken. Third, the counseling stage is the stage of exploring the client's problems more deeply and providing treatment for the client's problems. Fourth, the motivation stage referred to in this stage is that the client must have awareness of various emotions, reactions, forces and areas of challenge both within himself and others. Fifth, in this stage, the counselor evaluates whether the counseling provided by the counselor has been successful or not. The results of this research indicate that clients with intellectual disabilities who are victims of sexual violence need to receive psychological treatment because they are vulnerable to becoming victims of violence and protection for women with intellectual disabilities who are victims of sexual violence is provided so that their rights are fulfilled. Keywords : Role of Counselors, Persons with Disabilities, Sexual Violence, Legal Protection..

Item Type: Thesis (Diploma)
Subjects: Bimbingan Konseling Islam
Divisions: Fakultas Dakwah dan Ilmu Komunikasi > Bimbingan Konseling Islam
Depositing User: LAYANAN PERPUSTAKAAN UINRIL REFERENSI
Date Deposited: 25 Jun 2024 06:54
Last Modified: 25 Jun 2024 06:54
URI: http://repository.radenintan.ac.id/id/eprint/33667

Actions (login required)

View Item View Item