PENGARUH SISTEM MONETER KONVENSIONAL DAN SYARIAH TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI INDONESIA PERIODE 2012-2022

EKA, FEBRIANI (2024) PENGARUH SISTEM MONETER KONVENSIONAL DAN SYARIAH TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI INDONESIA PERIODE 2012-2022. Diploma thesis, UIN Raden Intan Lampung.

	PDF Download (3MB)
	PDF Restricted to Repository staff only Download (2MB)

Abstract

ABSTRAK Pertumbuhan ekonomi Indonesia paling tinggi dicapai tahun 2018 dengan total pertumbuhan sebesar 5,17%, kemudian diikuti dengan laju pertumbuhan ekonomi pada tahun 2019 dengan total 5,02% namun terjadi penurunan pada tahun 2018-2022 yang cukup signifikan, sehingga bisa dikatakan bahwa terjadi penurunan atau permasalahan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh sistem moneter konvensional dan syariah terhadap pertumbuhan ekonomi Indonesia periode 2012-2022. Penelitian ini menggunakan jenis penelitian kuantitatif, instrument pengumpulan data berupa dokumentasi keuangan dari otoritas jasa keuangan (OJK), SSKI bank Indonesia dan Badan Pusat Statistik tahun 2012-2022, kemudian data dianalisa secara kuantiatif. Berdasarkan hasil analisa ditemukan bahwa Pasar Uang Antar Bank (PUAB), Suku Bunga (INT) dan kredit atau pinjaman (LOAN) tidak memiliki pengaruh signifikan terhadap Pertumbuhan Ekonomi Indonesia tahun 2012-2022. Namun, Pasar Uang Antar Bank Syariah (PUAS) memiliki pengaruh positif dan signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi Indonesia pada tahun 2012-2022. Sementara itu, pembiayaan syariah (FINC) dan profit loss sharing (PLS) tidak berpengaruh secara signifikan terhadap Pertumbuhan Ekonomi Indonesia tahun 2012-2022. Variabel-variabel dalam sistem moneter syariah memiliki pengaruh yang lebih besar daripada sistem moneter konvensional terhadap pertumbuhan ekonomi Indonesia. Prinsip�prinsip syariah dalam keuangan syariah diyakini dapat memberikan kontribusi positif dalam pembangunan ekonomi yang berkelanjutan. Kata Kunci: Sistem Monoter Konvensional, dan Syariah, Pertumbuhan Ekonomi Indonesia. ABSTRACT Indonesia's highest economic growth was achieved in 2018 with a total growth of 5.17%, then followed by the economic growth rate in 2019 with a total of 5.02% but there was a decline in 2018-2022 which was quite significant, so it could be said that there was a decline or problems. This research aims to determine the influence of conventional and sharia monetary systems on Indonesia's economic growth for the 2012-2022 period. This research uses quantitative research, data collection instruments in the form of financial documentation from the financial services authority (OJK), SSKI Bank Indonesia and the Central Statistics Agency for 2012-2022, then the data is analyzed quantitatively. Based on the analysis results, it was found that the Interbank Money Market (PUAB), Interest Rates (INT) and credit or loans (LOAN) did not have a significant influence on Indonesia's Economic Growth in 2012-2022. However, the Sharia Interbank Money Market (PUAS) has a positive and significant influence on Indonesia's economic growth in 2012-2022. Meanwhile, sharia financing (FINC) and profit loss sharing (PLS) do not significantly influence Indonesia's economic growth in 2012-2022. The variables in the sharia monetary system have a greater influence than the conventional monetary system on Indonesia's economic growth. It is believed that sharia principles in sharia finance can make a positive contribution to sustainable economic development. Keywords: Conventional Monoterical System, and Sharia, Indonesian Economic Growth.

Actions (login required)

View Item