TINJAUAN HUKUM EKONOMI SYARIAH TERHADAP PRAKTIK BAGI HASIL ANTARA PENGGARAP DAN PEMILIK SAWAH (Studi di Pekon Margoyoso Kecamatan Sumberejo Kabupaten Tanggamus)

Wisnu, Sri Suranti (2024) TINJAUAN HUKUM EKONOMI SYARIAH TERHADAP PRAKTIK BAGI HASIL ANTARA PENGGARAP DAN PEMILIK SAWAH (Studi di Pekon Margoyoso Kecamatan Sumberejo Kabupaten Tanggamus). Diploma thesis, UIN Raden Intan Lampung.

	PDF Download (6MB)
	PDF Restricted to Repository staff only Download (6MB)

Abstract

ABSTRAK Kerja sama bagi hasil dalam muamalah adalah sebuah hubungan manusia dalam interaksi sosial yang saling tolong menolong dalam kehidupan bermasyarakat, seperti yang terjadi pada Pekon Margoyoso Kecamatan Sumberejo Kabupaten Tanggamus. Dalam melakukan kerjasama atau perjanjian bagi hasil pengelolan lahan sawah, biasanya di masyarakat hanya menggunakan akad secara lisan tanpa adanya surat perjanjian secara tertulis tanpa adanya orang ketiga, tidak adanya jangka waktu yang ditentukan berapa kali panen dan ketentuan pembagian hasilnya dibagi sama rata antara penggarap dan pemilik sawah. Adapun rumusan masalah dari penelitian ini yaitu bagimana praktik bagi hasil dalam pengelolaan sawah di Pekon Margoyoso Kecamatan Sumberejo Kabupaten Tanggamus dan bagaimana sistem bagi hasil dalam perspektif hukum ekonomi syariah di Pekon Margoyoso Kecamatan Sumberejo Kabupaten Tanggamus. Penelitian ini adalah penelitian lapangan (Field Research) dan sifat penelitian ini menggunakan analisis deskriptif kualitatif. Sumber data dalam penelitian ini terdiri dari data primer dan sekunder, untuk teknik pengumpulan data dilakukan dengan cara observasi, wawancara dan dokumentasi. Dalam hal ini penelitian dilakukan secara langsung ke lokasi penelitian di Pekon Mrgoyoso Kecamatan Sumberejo Kabupaten Tanggamus. Hasil penelitian menunjukkan bahwa praktik kerjasama bagi hasil dalam pengelolaan sawah belum sesuai dengan syarat akad muzara‟ah. Karena jika salah satu syarat atau rukun akad tidak dipenuhi, maka akad yang dilakukan dianggap tidak sah atau batal. Dalam praktiknya di masyarakat Pekon Margoyoso, kerjasama bagi hasil yang dilakukan menggunakan akad muzara‟ah yaitu, bibit dari si pemilik sawah dan biaya-biaya yang lain seperti pupuk, membajak sawah dan perawatan lainnya dibagi dua antara penggarap dan pemilik sawah. Dalam hal ini ternyata penggarap mempekerjakan orang lain untuk membantu menanam padi, dan di saat massa panen tiba pekerja juga membantu dalam memanen padi di sawah tersebut, penggarap membayar upah pekerja dengan hasil panen, yang seharusnya hasil panen di bagi terlebih dahulu dengan pemilik sawah, namun penggarap membayar upah pekerja terlebih dahulu sebelum di bagi dua dengan pemilik sawah, dalam hal ini pemilik sawah sangat merasa dirugikan dalam hal pembagian hasil. Kata Kunci: Hukum Ekonomi Syariah, Bagi Hasil, Penggarap dan Pemilik Sawah ABSTRACT Profit-sharing cooperation in muamalah is a human relationship in social interaction that helps each other in social life, as happened in Pekon Margoyoso, Sumberejo District, Tanggamus Regency. In carrying out cooperation or profit�sharing agreements for managing rice fields, usually in the community only use oral contracts without a written agreement without a third person, there is no specified period of time how many harvests and the provisions for sharing the results are divided equally between cultivators and rice field owners. The problem formulation of this research is how the practice of profit sharing in the management of rice fields in Pekon Margoyoso, Sumberejo District, Tanggamus Regency and how the profit sharing system in the perspective of sharia economic law in Pekon Margoyoso, Sumberejo District, Tanggamus Regency. This research is field research (Field Research) and the nature of this research uses qualitative descriptive analysis. The data sources in this study consist of primary and secondary data, for data collection techniques carried out by means of observation, interviews and documentation. In this case the research was conducted directly to the research location in Pekon Mrgoyoso, Sumberejo District, Tanggamus Regency. The results showed that the practice of profit-sharing cooperation in rice field management was not in accordance with the terms of the muzara'ah contract. Because if one of the conditions or pillars of the contract is not fulfilled, the contract is considered invalid or void. In practice in the Pekon Margoyoso community, the profit-sharing cooperation carried out using the muzara'ah contract, namely, seeds from the owner of the rice field and other costs such as fertilizer, plowing fields and other maintenance are divided between the cultivator and the owner of the rice field. In this case it turns out that the cultivator hires other people to help plant rice, and when the harvest mass arrives the worker also helps in harvesting rice in the field, the cultivator pays the worker's wages with the harvest, which should be divided first with the owner of the rice field, but the cultivator pays the worker's wages first before dividing it in half with the owner of the rice field, in this case the owner of the rice field feels very disadvantaged in terms of sharing the results. Keywords: Sharia Economic Law, Profit Sharing, Cultivators and Rice Field Owners.

Actions (login required)

View Item