KONSISTENSI BERSELIBAT DALAM AGAMA BUDDHA (Studi Kasus Vihara Buddha Bhaisajyaguru Grha Kecamatan Panjang Kota Bandar Lampung)

MUHAMMAD, AGUS NURSYAMSI (2024) KONSISTENSI BERSELIBAT DALAM AGAMA BUDDHA (Studi Kasus Vihara Buddha Bhaisajyaguru Grha Kecamatan Panjang Kota Bandar Lampung). Diploma thesis, UIN Raden Intan Lampung.

	PDF Download (1MB)
	PDF Restricted to Repository staff only Download (2MB)

Abstract

ABSTRAK Menjadi Bhikkhu atau Bhikkhuni adalah suatu kehidupan yang sangat unik, yang tidak bisa dibandingkan dengan rohaniawan penganut agama-agama lainnya. Menjadi Bhikkhu atau Bhikkhuni berarti menjalani pola hidup selibat (tidak menikah), hidup dalam kemiskinan dan Ahimsa (tanpa perkosaan). Sang Buddha mengumpamakan seseorang yang meninggalkan keadaan gelap menuju keadaan terang. Karena Bhikkhu dan Bikkhuni adalah umat Buddha yang melepaskan diri dari hidup keduniawian untuk berjuang sungguh-sungguh mencapai Nibbana dalam kehidupan sekarang ini. Skripsi ini menjelaskan mengenai ajaran selibat dalam agama Buddha dan beberapa dorongan dan upaya dalam menjaga konsistensi berselibat dalam agama Buddha di Vihara Bhaisajyaguru Kecamatan Panjang Kota Bandar Lampung. Penelitian ini bertujuan untuk me bagaimana dorongan dan upaya penganut agama Buddha yang melakukan selibat bisa konsistensi dalam berselibat. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan menggunakan metode penelitian lapangan (Field research). Metode pengumpulan data yang digunakan adalah observasi, wawancara dan dokumentasi. Serta penulis meminta buku wajib atau buku karangan langsung yang digunakan oleh ajaran ini, untuk dijadikan bahan primer dalam penelitian ini. Dalam penelitian ini penulis menggunakan gambaran umum secara sistematis, akurat, dan faktual mengenai suatu fakta, sifat, hingga hubungan antar fenomena yang diteliti..Setelah data terkumpul, langkah selanjutnya penulis melakukan análisis data. Analisis data adalah suatu proses penyusunan data agar dapat ditafsirkan. Dan metode analisis data yang digunakan ialah reduksi data, display data dan tahap penarikan kesimpulan, yaitu upaya menafsirkan gagasan atau ide tentang “konsistensi berselibat dalam agama Buddha di Vihara Bhaisajyaguru Grha, yang kemudian ide tersebut dianalisis secara mendalam guna menjawab permasalahan krisis lingkungan yang terjadi saat ini.Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, Selibat yang dilakukan para Bikkhu/ bikkhuni di Bandar Lampung merupakan sebuah sarana untuk meningkatkan spiritual, dengan menjalankan kehidupan selibat mereka harus meninggalkan kehidupan duniawi, sehingga mereka akan lebih banyak waktu, lebih banyak untuk melatih diri menjadi seorang pertapa. Orang�orang yang selibat pada hakikatnya ingin merasakan apa yang dirasakan oleh manusia lain pada umumnya. Bila tidak direfleksi dan dikendalikan, semua perasaan tersebut akan secara pelan-pelan menumbuhkan suatu perilaku yang tidak sehat bagi para selibat. Keyakinan para umat Buddha tumbuh setelah melihat bhikkhu/ bikkhuni sebagai model utama dalam moralitas memberikan rasa damai dan kesejukan pikiran. Para bikkhu/ bikkhuni memberikan keyakinan kepada perumah tangga untuk memperkokoh dan memberikan landasan dalam hal pola prilaku sebagai panutan. Para bhikkhu/ bikkhuni adalah pembimbing menuju pada kebahagiaan. Kata kunci: Selibat dalam agama Buddha, Berselibat.ABSTRACT Becoming a Bhikkhu or Bhikkhuni is a very unique life, which cannot be compared with clergy members of other religions. Becoming a Bhikkhu or Bhikkhuni means living a celibate lifestyle (not marrying), living in poverty and Ahimsa (no rape). The Buddha compared a person who leaves a state of darkness to a state of light. Because Bhikkhus and Bikkhunis are Buddhists who renounce themselves from worldly life to strive truly to achieve Nibbana in this life. This thesis explains the teachings of celibacy in Buddhism and several encouragements and efforts in maintaining consistent celibacy in Buddhism at the Bhaisajyaguru Vihara, Panjang District, Bandar Lampung City. This research aims to find out how the encouragement and efforts of Buddhist adherents who practice celibacy can be consistent in their celibacy. This research uses a qualitative approach using field research methods. The data collection methods used were observation, interviews and documentation. And the author asked for mandatory books or books written directly that are used by this teaching, to be used as primary material in this research. In this research the author uses a systematic, accurate and factual general description of the facts, characteristics and relationships between the phenomena being studied. After the data is collected, the next step is for the author to carry out data analysis. Data analysis is a process of compiling data so that it can be interpreted. And the data analysis method used is data reduction, data display and the conclusion drawing stage, namely an effort to interpret ideas or ideas about "consistency of celibacy in Buddhism at the Bhaisajyaguru Grha Vihara, which is then analyzed in depth in order to answer the problem of the environmental crisis that is occurring at this time. This. Based on the results of research that has been carried out, celibacy carried out by monks/bhikkhunis in Bandar Lampung is a means to improve spiritually, by living a celibate life they have to leave worldly life, so that they will have more time, more time to train themselves to become ascetics. People who are celibate essentially want to feel what other humans feel in general. If not reflected and controlled, all these feelings will slowly develop unhealthy behavior for celibates. The confidence of Buddhists grew after seeing monks/nuns as the main model of morality, providing a sense of peace and coolness of mind. The monks/nuns give confidence to householders to strengthen and provide a foundation in terms of patterns of behavior as role models. Monks/nuns are guides to happiness. Keywords: Celibacy in Buddhism, Celibacy.

Actions (login required)

View Item