BIMBINGAN PRIBADI UNTUK MENINGKATKAN KONTROL DIRI BAGI KLIEN PEMASYARAKATAN DI BALAI PEMASYARAKATAN (BAPAS) KELAS II B KOTABUMI

YANTI, KORI’AH (2024) BIMBINGAN PRIBADI UNTUK MENINGKATKAN KONTROL DIRI BAGI KLIEN PEMASYARAKATAN DI BALAI PEMASYARAKATAN (BAPAS) KELAS II B KOTABUMI. Diploma thesis, UIN RADEN INTAN LAMPUNG.

[thumbnail of PERPUS PUSAT BAB 1 DAN 2.pdf] PDF
Download (1MB)
[thumbnail of SKRIPSI YANTI KORI’AH.pdf] PDF
Restricted to Repository staff only

Download (4MB)

Abstract

ABSTRAK Narapidana yang mendapatkan pembebasan bersyarat pada saat keluar dari tahanan atau menjalani sisa pidananya diluar lembaga pemasyarakatan memiliki kontrol diri yang rendah terutama didalam lingkungan masyarakat. Hal ini membuat klien yang mendapatkan pembebasan bersyarat setelah keluar dari penjara memiliki kemungkinan akan kembali melakukan tindakan kejahatan yang sama, sehingga pembimbing kemasyarakatan perlu melakukan bantuan dengan cara memberikan bimbingan untuk mengontrol perilaku diri klien. Tujuan penelitian ini adalah bagaimana pelaksanaan bimbingan pribadi untuk meningkatkan kontrol diri bagi klien pemasyarakatan di Balai Pemasyarakatan (BAPAS) Kelas II B Kotabumi. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif deskriptif dengan jenis penelitian field research (penelitian lapangan). Penelitian ini menggunakan teknik pengumpulan data melalui wawancara, observasi, dan dokumentasi. Penentuan sumber data pada penelitian ini menggunakan teknik purposive sampling. Sumber data primer pada penelitian ini berjumlah 6 orang terdiri dari 3 klien pemasyarakatan, 1 kepala Bapas, 1 sub seksi bimbingan klien dewasa dan 1 pembimbing kemasyarakatan. Teknik analisis data yang digunakan dengan cara reduksi data, penyajian data, dan kesimpulan/verifikasi. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa pelaksanaan program bimbingan pribadi untuk meningkatkan kontrol diri bagi klien pemasyarakatan di Balai Pemasyarakatan Kelas II B Kotabumi telah dilaksanakan melalui beberapa tahapan yaitu, 1) perencanaan, dalam kegiatan ini pembimbing kemasyarakatan perlu mempersiapkan meliputi registrasi/absensi,tempat, waktu dan materi kegiatan. 2) pelaksanaan yang terdiri dari tahap awal yaitu identifikasi masalah untuk mengetahui permasalahan yang sedang dialami oleh klien. Tahap lanjut yaitu sesi bimbingan dan konseling menggunakan pendekatan rational emotive behavior theraphy dan tahap akhir yaitu menyampaikan kembali pesan untuk klien. 3) evaluasi yaitu penilaian sebagai tolak ukur keberhasilan bimbingan yang telah dilaksanakan. 4) tindak lanjut yaitu bekerjasama dengan pihak ketiga sebagai pengentasan masalah pada klien. Jadi, setelah melalui proses bimbingan pribadi untuk meningkatkan kontrol diri bagi klien pemasyarakatan bahwa klien sudah mulai menunjukkan perubahan dan perkembangan pada kontrol dirinya kearah yang lebih baik, perubahan sikap dan perilaku pada diri klien yang sudah melakukan bimbingan seperti yang awalnya selalu berkata kasar, sudah mulai iii ditinggalkan, Perubahan emosi yang dimaksud disini yaitu perubahan perasaannya ketika terkena kasus yang dirasakan klien seperti malu, menyesal sekarang sudah mulai mereda. Hal ini dibuktikan dengan yang awalnya klien tidak mau bersosialisasi dengan lingkungan sekitar sekarang sudah mau mengikuti kegiatan-kegiatan yang ada di masyarakat. Sedangkan untuk perubahan kognitif yang dimaksud disini yaitu mulai muncul kesadaran akan hukum untuk tidak mendekati atau bahkan melakukan pelanggaran hukum lagi. Kata Kunci : Bimbingan Pribadi, Kontrol Diri, Klien Pemasyarakatan iv ABSTRACT Prisoners who receive parole when they are released from detention or serve the remainder of their sentence outside a correctional institution have low self-control, especially in the community. This means that clients who receive parole after being released from prison have the possibility of committing the same crime again, so community counselors need to provide assistance by providing guidance to control the client's behavior. The aim of this research is how to implement personal guidance to increase self�control for correctional clients at the Balai Pemasyarakatan (BAPAS) Class II B Kotabumi. This research uses a descriptive qualitative method with the type of field research. This research uses data collection techniques through interviews, observation and documentation. Determining the data source in this study used a purposive sampling technique. The primary data sources in this research were 6 people consisting of 3 correctional clients, 1 head of Bapas, 1 adult client guidance sub section and 1 community counselor. Data analysis techniques used are data reduction, data presentation, and conclusions/verification. The results of this research show that the implementation of the personal guidance program to increase self-control for correctional clients at the Kotabumi Class II B Correctional Center has been implemented through several stages, namely, 1) planning, in this activity community counselors need to prepare including the registration/attendance,place, time and activity materials. 2) implementation consisting of the initial stage, namely problem identification to find out the problems being experienced by the client. The next stage is the guidance and counseling session using a rational emotive behavior therapy approach and the final stage is conveying the message back to the client. 3) evaluation, namely assessment as a measure of the success of the guidance that has been implemented. 4) follow-up, namely collaborating with third parties to solve problems for clients. So, after going through the personal guidance process to increase self-control for correctional clients, the client has begun to show changes and developments in his self-control towards a better direction, changes in attitudes and behavior in clients who have carried out guidance, such as those who initially always said harshly, have begun abandoned, the emotional change referred to here is the change in feelings when exposed to a case that the client feels, such as shame, regret, now it has begun to subside. This is proven by the fact that initially the client did not want to socialize with the surrounding v environment, but now he wants to take part in activities in the community. Meanwhile, the cognitive change referred to here is that awareness of the law begins to emerge so as not to approach or even violate the law again. Keywords: Personal Guidance, Self-Control, Correctional Clients

Item Type: Thesis (Diploma)
Subjects: Bimbingan Konseling Islam
Divisions: Fakultas Dakwah dan Ilmu Komunikasi > Bimbingan Konseling Islam
Depositing User: LAYANAN PERPUSTAKAAN UINRIL REFERENSI
Date Deposited: 13 Mar 2024 08:09
Last Modified: 13 Mar 2024 08:09
URI: http://repository.radenintan.ac.id/id/eprint/32716

Actions (login required)

View Item View Item