TINJAUAN FIQH SIYASAH TANFIDZIYAH TERHADAP IMPLEMENTASI PASAL 5 TENTANG TUGAS DAN FUNGSI RUKUN TETANGGA (RT) BERDASARKAN PERATURAN BUPATI TULANG BAWANGBARAT NOMOR 21 TAHUN 2017 TENTANG PEDOMAN PEMBENTUKAN RUKUN TETANGGA (RT) (Studi di Desa Panaragan Kecamatan Tulang Bawang Tengah Kabupaten Tulang Bawang Barat)

Muhlison, Tarmizi (2024) TINJAUAN FIQH SIYASAH TANFIDZIYAH TERHADAP IMPLEMENTASI PASAL 5 TENTANG TUGAS DAN FUNGSI RUKUN TETANGGA (RT) BERDASARKAN PERATURAN BUPATI TULANG BAWANGBARAT NOMOR 21 TAHUN 2017 TENTANG PEDOMAN PEMBENTUKAN RUKUN TETANGGA (RT) (Studi di Desa Panaragan Kecamatan Tulang Bawang Tengah Kabupaten Tulang Bawang Barat). Diploma thesis, UIN Raden Intan Lampung.

	PDF Download (2MB)
	PDF Restricted to Repository staff only Download (7MB)

Abstract

ABSTRAK Rukun Tetangga (RT) adalah lembaga yang di bentuk melalui musyawarah masyarakat setempat dalam rangka pelayanan pemerintahan dan kemasyarakatan yang di tetapkan oleh Pemerintah Desa atau Lurah. Namun kenyataannya di Desa Panaragan, Kecamatan Tulang Bawang Tengah, Kabupaten Tulang Bawang Barat belum berjalan sebagaimana mestinya sebagaimana yang telah dijelaskan dalam Peraturan Bupati Tulang Bawang Barat Nomor 21 tahun 2017 huruf b dan d, yaitu Pemeliharaan keamanan,ketertiban dan kerukunan hidup antar warga, Pergerak swadaya gotong royong dan ikut berpartisipasi dalam kegiatan masyarakat. Berdasarkan uraian latar belakang di atas, yang menjadi rumusan masalah yaitu sebagai berikut: bagaimana tinjauan fiqh siyasah tanfidziyah terhadap implementasi pasal 5 tentang tugas dan fungsi RT berdasarkan peraturan bupati tulang bawang barat nomor 21 tahun 2017 tentang pedoman pembentukan RT (studi di desa panaragan, kecamatan tulang bawang tengah, kabupaten tulang bawang barat. penelitian ini termasuk dalam jenis penelitian lapangan (field research) yang bersifat deskriptif analisis yaitu, gambaran atau lukisan secara sistematis dan objektif mengenai fakta-fakta, sifat-sifat. Penelitian ini bersumber dari data primer yang diperoleh dari hasil wawancara, dan dokumentasi, sedangkan data sekunder diperoleh dari Al�Qur’an, Hadist, peraturan perundang-undangan, buku-buku, jurnal, dokumen, serta karya ilmiah lainnya. Data-data yang diambil sebagai rujukan selanjutnya di analisis dengan cara analisis kualitatif melalui metode yang bersifat deskriptif analisis pendekatan induktif. Berdasarkan penelitian yang dilakukan penulis, kemudian penulis melakukan analisis data sehingga mendapatkan kesimpulan penelitian adalah sebagai berikut: Ketua RT sudah Peraturan Bupati Tulang Bawang Barat Nomor 21 Tahun 2017 Tentang Pedoman Pembentukan Rukun Tetangga (RT) (Studi di Desa Panaragan Tentang Peran dan Fungsi Ketua Rukun Tetangga itu sendiri didalam penerapannya dilapangan tetapi masih ada Ketua Rukun Tetangga dan RT yang belum melaksanakan peran dan fungsinya dengan baik. Hal ini dapat dilihat dari Ketua RT yang kurang berkoordinasi dengan Kepala Desa dalam menjalankan tugasnya, dan Ketua RT hanya menjalankan tugasnya yang telah menjadi kebiasan Ketua RT yang telah menjabat sebelumnya. Sebagimana menurut kepemimpinan islam bahwasannya seorang pemimpin harus mempunyai sifat amanah yaitu jujur dan dapat dipercaya dan dari hasil penelitian tentang Peraturan Bupati Tulang Bawang Barat Nomor 21 Tahun 2017 Tentang Pedoman Pembentukan Rukun Tetangga (RT) (Studi di Desa Panaragan, dalam pandangan fiqh siyasah khususnya siyasah tanfidziyah, diketahui bahwa 71 peran dan fungsi kepemimpinan Ketua Rukun Tetangga (RT) di Desa Panaragan, Kecamatan Tulang Bawang Tengah, Kabupaten Tulang Bawang Barat belum sepenuhnya menjalankan amanah dalam kepemimpinannya. Kata Kunci : Fiqh Siyasah, Rukun Tetangga, Tugas dan Fungsi.

Actions (login required)

View Item