ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP PEMBATALAN PERKAWINAN AKIBAT PEMALSUAN IDENTITAS (Studi Putusan No. 1705/Pdt.G/2018/PA.Tbn dan Putusan No. 08/Pdt.G/2019/PTA.Sby)

ARNANDO, Arsin (2024) ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP PEMBATALAN PERKAWINAN AKIBAT PEMALSUAN IDENTITAS (Studi Putusan No. 1705/Pdt.G/2018/PA.Tbn dan Putusan No. 08/Pdt.G/2019/PTA.Sby). Diploma thesis, UIN RADEN INTAN LAMPUNG.

	PDF Download (2MB)
	PDF Restricted to Repository staff only Download (24MB)

Abstract

ABSTRAK Tujuan dari sebuah pernikahan adalah terciptanya rumah tangga yang bahagia. Namun tujuan tersebut tidak akan tercapai jika tidak didukung oleh berbagai pihak sehingga menyebabkan permasalahan dikemudian hari seperti yang terjadi pada Putusan No. 1705/Pdt.G/2018/PA.Tbn dan Putusan No. 08/Pdt.G/2019/PTA.Sby. Permasalahan dalam penelitian ini ialah bagaimana pertimbangan Hakim Pengadilan Agama dalam Putusan No. 1705/Pdt.G/2018/PA.Tbn dan Putusan No. 08/Pdt.G/2019/PTA.Sby dalam perkara pembatalan perkawinan akibat pemalsuan identitas? dan bagaimana perspektif hukum Islam terhadap pertimbangan Hakim Pengadilan Agama dalam Putusan No. 1705/Pdt.G/2018/PA.Tbn dan Putusan No. 08/Pdt.G/2019/PTA.Sby dalam perkara pembatalan perkawinan akibat pemalsuan identitas? Penelitian ini termasuk jenis penelitian pustaka yang bersifat deskriptif analitik dengan mengambil data Putusan No. 1705/Pdt.G/2018/PA.Tbn dan Putusan No. 08/Pdt.G/2019/PTA.Sby. Pengolahan data melalui editing, klasifikasi, ferifikasi, dan sistematisasi data. Selanjutnya data dianalisis secara kualitatif dengan metode berpikir deduktif. Berdasarkan hasil penelitian ini, maka dapat diambil kesimpulan bahwa, Perkara yang terjadi pada Putusan No. 1705/Pdt.G/2018/PA.Tbn dan Putusan No. 08/Pdt.G/2019/PTA.Sby terdapat perbedaan pertimbangan majelis hakim. Pada tingkat pertama, majelis hakim menyatakan permohonan tidak dapat diterima dengan alasan bahwa permohonan yang diajukan oleh pemohon obscuur libel. Sedangkan majelis hakim tingkat banding menyatakan permohonan pemohon dapat diterima namun tidak menyertakan alasan dalil yang menguatkannya serta pada pertimbangannya juga menyatakan bahwa majelis hakim banding setuju dengan pendapat majelis hakim tingkat pertama. Pembuktian yang diajukan oleh pihak pemohon berupa alat bukti pengakuan sebagai penguat permohonannya di mana ia menyatakan bahwa anaknya sejak kecil iii tinggal bersama pemohon, tidak pernah pindah agama, tidak pernah menikah dan tidak pernah mempunyai anak. Namun pihak termohon membantah pengakuan tersebut dengan mengajukan alat bukti berupa akta otentik. Terkait dengan seseorang yang bernama Hengky Lyanto yang dipersamakan dengan anak pemohon bernama Lie King Liong, adalah benar merupakan orang yang sama. Ditinjau melalui hukum Islam bahwa pada putusan majelis hakim PA Tuban dari segi kemaslahatannya bahwa upaya hukum yang telah diusahakan oleh pihak Lamari dan Sentianisa baik didalam PTUN maupun peradilan umum, serta telah incraacht putusan PN Tuban yang menyatakan bahwa Hengky Lyanto dan Lie King Liong adalah orang yang sama. Dari sudut pandang maqa>s{id syari’ah bahwa hal ini demi mewujudkan tujuan hukum Islam yaitu memelihara agama (Hifz al-din) dalam hal ini untuk mempertahankan status agama yang dianut oleh Hengky Lyanto/Lie King Liong, memelihara keturunan (hifz al-nasl) yaitu dengan meluruskan perdebatan garis keturunan antara pihak Lie Goat Booi dengan Lamari sehingga menjadi jelas siapakah ahli warisnya yang akan berakibat hukum untuk masa depannya. Kata Kunci: Pembatalan Perkawinan, Pemalsuan Identitas, Hukum Keluarga Islam. iv ABSTRACT The purpose of a marriage is to create a happy household. However, this goal will not be achieved if it is not supported by various parties, causing problems in the future as happened in Decision No. 1705/Pdt.G/2018/PA.Tbn and Decision No. 08/Pdt.G/2019/PTA.Sby. The problem in this research is how the Religious Court Judges consider in Decision No. 1705/Pdt.G/2018/PA.Tbn and Decision No. 08/Pdt.G/2019/PTA.Sby in a marriage annulment case due to identity fraud? and what is the perspective of Islamic law regarding the considerations of Religious Court Judges in Decision no. 1705/Pdt.G/2018/PA.Tbn and Decision No. 08/Pdt.G/2019/PTA.Sby in a marriage annulment case due to identity fraud? This research is a type of library research which is descriptive analytical in nature by taking data from Decision No. 1705/Pdt.G/2018/PA.Tbn and Decision No. 08/Pdt.G/2019/PTA.Sby. Data processing through editing, classification, verification and data systematization. Next, the data was analyzed qualitatively using deductive thinking methods. Based on the results of this research, it can be concluded that, the case that occurred in Decision No. 1705/Pdt.G/2018/PA.Tbn and Decision No. 08/Pdt.G/2019/PTA.Sby there are differences in the considerations of the panel of judges. At the first level, the panel of judges stated that the application could not be accepted on the grounds that the application submitted by the applicant was obscur libel. Meanwhile, the panel of judges at the appellate level stated that the applicant's petition was acceptable but did not include the arguments that supported it and in its consideration also stated that the panel of appeal judges agreed with the opinion of the panel of judges at the first level. The evidence submitted by the applicant was in the form of confessional evidence to support his petition in which he stated that his child had lived with the applicant since childhood, had never changed religions, had never married and had never had v children. However, the respondent denied this claim by submitting evidence in the form of an authentic deed. Regarding a person named Hengky Lyanto who is compared to the applicant's son named Lie King Liong, it is true that they are the same person. Judging from Islamic law, the decision of the Tuban PA panel of judges, in terms of its benefits, is that the legal efforts that have been attempted by Lamari and Sentianisa both in the PTUN and general court, have also been included in the Tuban District Court's decision which states that Hengky Lyanto and Lie King Liong are the people who The same. From the maqa>s{id syari'ah point of view, this is to realize the aim of Islamic law, namely maintaining religion (Hifz al-din) in this case to maintain the status of the religion adhered to by Hengky Lyanto/Lie King Liong, maintaining offspring (hifz al-din). -nasl) namely by straightening out the lineage debate between Lie Goat Booi and Lamari so that it becomes clear who the heirs are which will have legal consequences for their future. Keywords: Marriage Cancellation, Identity Falsification, Islamic Family Law.

Actions (login required)

View Item