MANAJEMEN LINGKUNGAN BANGUNAN SEKOLAH TINGKAT ATAS DI KABUPATEN PRINGSEWU

Putri, Kinasih (2024) MANAJEMEN LINGKUNGAN BANGUNAN SEKOLAH TINGKAT ATAS DI KABUPATEN PRINGSEWU. Diploma thesis, UIN RADEN INTAN LAMPUNG.

	PDF Download (4MB)
	PDF Restricted to Repository staff only Download (6MB)

Abstract

ABSTRAK MANAJEMEN LINGKUNGAN BANGUNAN SEKOLAH TINGKAT ATAS DI KABUPATEN PRINGSEWU Oleh : Putri Kinasih Lingkungan hidup merupakan bagian dari satu kesatuan yang saling berhubungan dengan ruang terbuka hijau (RTH), suatu pendekatan inovatif dalam pengembangan ekologi perkotaan, dimana ruang terbuka merupakan gabungan struktur alam dan manusia pada lingkungan perkotaan yang menunjang ekologi, masyarakat, budaya, ekonomi dan estetika, mempunyai fungsi ekologis (paru-paru kota), ruang rekreasi dan komunikasi penghuni, tata kota, dan pendidikan. Di usung dengan terbitnya GBCI Green Building Council Indonesia mengusulkan inovasi mengenai bangunan ramah lingkungan, salah satunya adalah manajemen lingkungan bangunan yang bertujuan sebagai suatu inovasi untuk memahami pengelolaan lingkungan binaan. Teknik pengumpulan data menggunakan metode kualitatif deskriptif yang dilakukan melalui observasi, dokumentasi dan wawancara. Observasi dilakukan secara keseluruhan untuk melihat keadaan di lingkungan. Dokumentasi dilakukan untuk mengumpulkan data yang berkaitan dengan GBCI pada aspek BEM. Wawancara dilakukan dengan wakil sarana dan prasarana pada 4 sekolah di Kabupaten Pringsewu. Temuan yang didapatkan pada indikator manajemen lingkungan bangunan (BEM) yang dilaksanakan pada 4 sekolah di Kabupaten Pringsewu dengan penilaian berdasarkan 10 tolok ukur mendapatkan hasil bahwa SMAN 2 Pringsewu meraih predikat Bronze dengan total poin 7, MAN 1 Pringsewu meraih predikat Bronze dengan total poin 7, SMKN 1 Gadingrejo meraih predikat Bronze dengan total poin 7, SMA Xaverius meraih predikat Bronze dengan total poin 6. Hal ini menunjukkan bahwa skor yang relatif rendah diberikan oleh setiap sekolah menunjukkan bahwa sistem manajemen lingkungan bangunan sekolah tidak memenuhi kriteria yang diperlukan untuk melakukan kegiatan pengelolaan lingkungan bangunan di sekolah menengah atas di kabupaten Pringsewu. Kata Kunci : Ruang Terbuka Hijau, Manajemen Lingkungan Bangunan iii ABSTRACT The environment is part of a unity that is interconnected with green open space (RTH), an innovative approach in the development of urban ecology, where open space is a combination of natural and human structures in the urban environment that supports ecology, society, culture, economy and aesthetics, has ecological functions (city lungs), recreational and communication spaces for residents, urban planning, and education. Carried out with the issuance of GBCI Green Building Council. Data collection techniques use descriptive qualitative methods carried out through observation, documentation and interviews. Observations are made as a whole to see the situation in the environment. Documentation is carried out to collect data related to GBCI on the BEM aspect. Interviews were conducted with representatives of facilities and infrastructure at 4 schools in Pringsewu Regency. The findings obtained in the building environmental management indicator (BEM) carried out in 4 schools in Pringsewu Regency with an assessment based on 10 benchmarks obtained the results that SMAN 2 Pringsewu won the Bronze predicate with a total of 7 points, MAN 1 Pringsewu won the Bronze predicate with a total of 7 points, SMKN 1 Gadingrejo won the Bronze predicate with a total of 7 points, Xaverius High School won the Bronze title with a total of 6 points. This shows that the relatively low scores given by each school indicate that the school building environmental management system does not meet the criteria required to carry out building environmental management activities in high schools in Pringsewu district. Keywords : Green Open Space, Building Environmental Management

Actions (login required)

View Item