KOMUNIKASI ANTAR BUDAYA PADA MASYARAKAT PENDATANG DENGAN MASYARAKAT LOKAL DALAM MENJALIN KERUKUNAN BERAGAMA DI KABUPATEN ALOR NUSA TENGGARA TIMUR

Tri, Yana Dea Sari (2023) KOMUNIKASI ANTAR BUDAYA PADA MASYARAKAT PENDATANG DENGAN MASYARAKAT LOKAL DALAM MENJALIN KERUKUNAN BERAGAMA DI KABUPATEN ALOR NUSA TENGGARA TIMUR. Diploma thesis, UIN Raden Intan Lampung.

[thumbnail of SKRIPSI PERPUSTAKAAN.pdf] PDF
Download (4MB)
[thumbnail of SKRIPSI LENGKAP.pdf] PDF
Restricted to Repository staff only

Download (5MB)

Abstract

ABSTRAK Komunikasi antar budaya merupakan suatu proses penyampaian suatu informasi atau pesan yang kemudian pengirim informasi pesan tersebut merupakan anggota suatu budaya yang penerima pesannya adalah anggota dari budaya yang berbeda, dalam hal ini komunikasi tersebut terjadi oleh masyarakat pendatang suku Jawa Gresik dengan masyarakat lokal asli suku Taruamang desa Maritaing Kabupaten Alor Nusa Tenggara Timur. Rumusan masalah dalam penelitian yang dilakukan adalah Bagaimana implementasi ciri dan fungsi komunikasi antar budaya pada masyarakat pendatang dengan masyarakat lokal yang diterapkan untuk menjalin kerukunan beragama serta apa sajakah yang menjadi faktor pendukung dan penghambat masyarakat pendatang dengan masyarakat lokal dalam menjalin kerukunan beragama di desa maritaing kecamatan alor timur Kabupaten Alor Nusa Tenggara Timur Penelitian yang dilakukan penulis adalah penelitian lapangan dengan sifat penelitian deskriptif, yang mana dalam penelitian ini berguna memberikan kejelasan terhadap masalah atau peristiwa yang sedang diteliti. Dengan demikian yang menjadi narasumber dalam penelitiannya adalah berjumlah 15 orang masyarakat suku Jawa Gresik yang didominasi oleh masyarakat muslim dengan 22 masyarakat lokal Desa maritaing, yang memiliki mayoritas masyarakat non muslim. Dalam penelitian yang dilakukan, para narasumber memiliki kriteria yang merupakan penduduk asli kecamatan Alor Timur desa Maritaing yang telah tinggal kurang lebih lima tahun untuk masyarakat pendatang, tokoh agama, adat, tokoh masyarakat maupun tokoh pemuda, ketua suku yang termasuk dalam kedua penelitian yaitu suku jawa gresik dan suku taruamang,. Dalam pengumpulan data yang penulis lakukan menggunakan metode interview, observasi dan dokumentasi yang diabadikan dalam setiap komunikasi yang berlangsung. Dari hasil penelitian yang telah dilakukan menunjukkan bahwa komunikasi antar budaya terjadi sebab keterbukaan masyarakat lokal dengan hambatan bahasa dan logat yang sukar dipahami. Komunikasi tersebut diterapkan dalam setiap kegiatan-kegiatan dalam menjaga kerukunan. Dengan masyararakat yang mempunyai sikap toleransi terhadap sesama manusia membuat desa Maritaing terhindar dari konflik antar suku maupun sesama suku, saling menghargai dalam perbedaan agama dengan menjunjung tinggi prinsip Taramiti Tominuku. Kata Kunci : Komunikasi antar budaya, Masyarakat Pendatang, Masyarakat Lokal, Kerukunan Beragama.ABSTRACT Intercultural communication is a process of conveying information or a message and then the sender of the message is a member of a culture and the recipient of the message is a member of a different culture, in this case the communication occurs between the Javanese Gresik migrant community and the indigenous local community of the Taruamang village tribe. Maritaing, Alor Regency, East Nusa Tenggara. The formulation of the problem in the research carried out is how to implement the characteristics and functions of intercultural communication between immigrant communities and local communities which are applied to establish religious harmony and what are the supporting and inhibiting factors between immigrant communities and local communities in establishing religious harmony in Maritaing village, Alor sub-district. east of Alor Regency, East Nusa Tenggara The research carried out by the author is field research with the nature of descriptive research, which in this research is useful in providing clarity on the problem or event being researched. Thus, the sources for the research were 15 people from the Gresik Javanese tribe, which is dominated by Muslim communities, with 22 local communities from Maritaing Village, which has a majority of non-Muslim communities. In the research carried out, the criteria for the interviewees were that they were natives of the Alor Timur sub�district, Maritaing village who had lived for approximately five years, including immigrant communities, religious, traditional leaders, community leaders and youth leaders, tribal leaders included in both studies, namely the Javanese tribe. Gresik and Taruamang tribes. In collecting data, the author used interview, observation and documentation methods which were immortalized in every communication that took place. The results of the research that has been carried out show that intercultural communication occurs because of the openness of local communities with language barriers and accents that are difficult to understand. This communication is applied in every activity to maintain harmony. With a community that has a tolerant attitude towards fellow human beings, Maritaing village avoids conflicts between tribes and tribes, respects each other's religious differences by upholding the principles of Taramiti Tominuku. Keywords : Communication, Culture, Religious Harmony.

Item Type: Thesis (Diploma)
Subjects: Komunikasi dan Penyiaran Islam
Divisions: Fakultas Dakwah dan Ilmu Komunikasi > Komunikasi dan Penyiaran Islam
Depositing User: LAYANAN PERPUSTAKAAN UINRIL REFERENSI
Date Deposited: 22 Dec 2023 08:16
Last Modified: 22 Dec 2023 08:16
URI: http://repository.radenintan.ac.id/id/eprint/31780

Actions (login required)

View Item View Item