JALAN JUANG SANG ADVOKAT: BIOGRAFI Mr. GELE HARUN NASUTION 1910-1973

Tri, Nuranika Sari (2023) JALAN JUANG SANG ADVOKAT: BIOGRAFI Mr. GELE HARUN NASUTION 1910-1973. Diploma thesis, UIN RADEN INTAN LAMPUNG.

[thumbnail of bab 1.2 & dapus.pdf] PDF
Download (2MB)
[thumbnail of Skripsi TRI Nuranika.pdf] PDF
Restricted to Repository staff only

Download (3MB)

Abstract

ABSTRAK Sejak akhir tahun 1948, Belanda menduduki Tanjungkarang yang merupakan ibukota Karesidenan Lampung. Rukadi selaku Residen Lampung menyingkir dari Tanjungkarang, sehingga terjadinya kekosongan pemerintahan. Dewan Perwakilan Rakyat Keresidenan Lampung pada tanggal 5 Januari tahun 1949 sepakat untuk mengangkat Mr Gele Harun Nasution sebagai Kepala Pemerintahan Darurat atau Pejabat Pelaksana Tugas Residen Lampung. Dalam penelitian ini metode yang digunakan adalah metode penelitian sejarah: metode ini memuat empat tahapan penelitian yaitu pemilihan topik, Heuristik atau pengumpulan sumber, kritik sumber untuk membedakan sumber yang didapatkan, interpretasi atau penafsiran dan yang terakhir historiografi atau penulisan sejarah. Pengumpulan data atau sumber dilakukan dengan observasi, wawancara dan dokumentasi berupa Koran. Berdasarkan hasil penelitian, terjadinya penyerbuan Belanda pada tanggal 1 Maret tahun 1949 yang menyebabkan Lampung dalam kondisi darurat baik ekonomi maupun militer. Dalam situasi darurat ini, Pemerintahan Karesidenan Darurat Lampung mengeluarkan kebijakan yang dilakukan oleh Residen Darurat Lampung yaitu Mr Gele Harun Nasution dalam mempertahankan Karesidenan Lampung yaitu dengan mencetak uang darurat untuk dijadikan sebagai alat pertukaran sebagai pengganti uang Belanda dan Jepang yang sudah mulai menyebar di Sumatera pada masa agresi militer Belanda. Selain mengeluarkan kebijakan membuat mata uang darurat, Gele Harun juga melakukan pemerintahan berpindah-pindah dengan pasukan perang gerilyanya. Kata kunci : Gele Harun Nasution, Keresidenan Lampung, Uang Darurat Lampung ii Since the end of 1948, the Dutch began to occupy Tanjungkarang which was the capital of the Lampung Residency. Rukadi, as the Resident of Lampung, stepped aside from Tanjungkarang, resulting in a government vacancy. The Lampung Residency’s people’s Representative Council on January 5 1949 agreed to appoint Mr Gele Harun Nasution as Head of the Emergency Government or Lampung Resident Acting Officer. In this research, the method used is the historical research method. This method contains four research stages, namely topic selection, heuristics or source collection, source criticism to distinguish sources obtained, interpretation or interpreting and finally historiography or historical writing. Data or source collection is carried out by observation, interviews and documentation in the form of newspapers. Based on research results, the Dutch invasion occurred on march 1, 1949 which caused Lampung to be in a state of emergency, both economic and military. In this emergency situation, the Lampung Emergency Residency Government issued a policy carried out by the Lampung emergency Resident, namely Mr Gele Harun Nasution, in defending the Lampung Residency. Namely by printing emergency money to be used as a medium of exchange as a substitute for Dutch and Janpanese money which had begun to spread in Sumatra at that time. Dutch military aggression. Apart from issuing a policy of making emergency currency, Gele Harun Nasution also implemented a mobile government with his guerrilla warfare troops. Keywords : Gele Harun Nasution, Lampung Residency, Lampung Emergency Money.

Item Type: Thesis (Diploma)
Subjects: Sejarah Peradaban Islam
Divisions: Fakultas Adab > Sejarah Peradaban Islam
Depositing User: LAYANAN PERPUSTAKAAN UINRIL REFERENSI
Date Deposited: 14 Dec 2023 06:49
Last Modified: 14 Dec 2023 06:49
URI: http://repository.radenintan.ac.id/id/eprint/31563

Actions (login required)

View Item View Item