TRADISI NIKAH MAYIT PADA MASYARAKAT ISLAM JAWA DI DESA FAJAR ASRI KECAMATAN SEPUTIH AGUNG

LUTHFIAH, AZMIL FAUZY (2023) TRADISI NIKAH MAYIT PADA MASYARAKAT ISLAM JAWA DI DESA FAJAR ASRI KECAMATAN SEPUTIH AGUNG. Diploma thesis, UIN Raden Intan Lampung.

[thumbnail of COVER - BAB II DAPUS.pdf] PDF
Download (2MB)
[thumbnail of Alhamdulillah Fix Skripsi Luthfi.pdf] PDF
Restricted to Repository staff only

Download (2MB)

Abstract

ABSTRAK TRADISI NIKAH MAYIT PADA MASYARAKAT ISLAM JAWA DI DESA FAJAR ASRI KECAMATAN SEPUTIH AGUNG Oleh : Luthfiah Azmil Fauzy Nikah mayit merupakan pernikahan yang dilakukan di dekat jenazah salah satu anggota keluarganya yang meninggal dunia. Pernikahan ini terjadi apabila seorang laki-laki yang telah melakukan peminang kepada seorang perempuan, kemudian sudah menentukan hari dan tanggal pernikahan namun sebelum hari pernikahan tiba ternyata ada salah satu anggota keluarga yang meninggal dunia. Kemudian dinikahkanlah calon pengantin tersebut di dekat jenazah keluarganya yang sudah meninggal dunia. Pelaksanaan pernikahan tersebut dilaksanakan dengan penuh haru dan tangis dari pihak keluarga dan masyarakat setempat yang sedang melayat. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian kualitatif yang bersifat deskriptif. Penelitian ini menggunakan imforman dalam mengumpulkan data primer dan data sekunder berupa buku-buku, jurnal, skripsi dan sumber-sumber yang relevan. Penelitian ini menggunakan observasi, wawancara dan dokumentasi dalam teknik pengumpulan data. Informan dalam penelitian ini melibatkan masyarakat Islam Jawa yang ada di Desa Fajar Asri dan orang yang melaksanakan nikah mayit guna menunjang penelitian sesuai dengan fakta yang ada dilapangan. Berdasarkan dari hasil wawancara yang peneliti lakukan dengan narasumber, maka dapat diketahui bahwa Proses pelaksanaan tradisi nikah mayit dilakukan dengan persiapan memandikan jenazah, mengakfani lalu di sholatkan terlebih dahulu. Kemudian mayit diletakan di dalam keranda, lalu yang menikahkan (naib), wali, saksi dan calon pengantin duduk di dekat jenazah dan akad pun dilasanakan. Setelah akad selesai maka jenazah segera diantar ke pemakaman. Dalam pelaksanaan tradisi nikah mayit yang ada di Desa Fajar Asri Kecamatan Seputih Agung, terdapat makna yaitu sebagai bentuk penghormatan terakhir kepada jenazah anggota keluarganya yang telah meninggal dan sebagai rasa bakti semasa hidupnya dan sebagai bentuk penghormatan kepada para leluhur yang telah mencetuskan tradisi nikah mayit dengan alasan mengikuti ajaran leluhur/nenek moyang terdahulu dan untuk melestarikan kebudayan lokal serta menjaga nilai-nilai budaya. Kata Kunci: Tradisi, Nikah Mayit, Islam Jawa. ABSTRACT THE TRADITION OF MAYIT MARRIAGE IN THE JAVAIAN ISLAMIC COMMUNITY IN FAJAR ASRI VILLAGE, SEPUTIH AGUNG DISTRICT By : Luthfiah Azmil Fauzy A deceased marriage is a marriage carried out near the body of a family member who has died. This marriage occurs when a man has proposed to a woman, then has determined the day and date of the wedding but before the wedding day arrives it turns out that one of the family members has died. Then the prospective bride and groom are married near the bodies of their deceased family. The wedding was carried out with great emotion and tears from the families and local people who were mourning. The research method used in this research is a descriptive qualitative research method. This study uses informants to collect primary data and secondary data in the form of books, journals, theses and relevant sources. This research uses observation, interviews and documentation in data collection techniques. The informants in this study involved the Javanese Islamic community in Fajar Asri Village and people who carried out the late marriage to support research in accordance with the facts in the field. Based on the results of interviews conducted by researchers with sources, it can be seen that the process of carrying out the tradition of marrying the deceased is carried out by preparing to bathe the body, take the akfani and then pray first. Then the corpse is placed in the coffin, then the person marrying (naib), the guardian, witnesses and the bride and groom sit near the body and the contract is performed. After the ceremony is completed, the body is immediately taken to the cemetery. In the implementation of the deceased marriage tradition in Fajar Asri Village, Seputih Agung District, there is a meaning, namely as a form of final respect for the bodies of family members who have died and as a sense of devotion during their lifetime and as a form of respect for the ancestors who initiated the tradition of deceased marriage for the reason following the teachings of ancestors/previous forefathers and to preserve local culture and maintain cultural values. Keywords: Tradition, deceased's Marriage, Javanese Islam.

Item Type: Thesis (Diploma)
Subjects: Perbandingan Agama
Divisions: Fakultas Ushuluddin > Perbandingan Agama
Depositing User: LAYANAN PERPUSTAKAAN UINRIL REFERENSI
Date Deposited: 07 Dec 2023 07:37
Last Modified: 07 Dec 2023 07:37
URI: http://repository.radenintan.ac.id/id/eprint/31418

Actions (login required)

View Item View Item