Yudi, Sanjaya (2023) NILAI ESTETIS TRADISI BUTABUH MASYARAKAT LAMPUNG SAIBATIN (Studi Di Pekon Padang Ratu Kecamatan Limau Kabupaten Tanggamus). Diploma thesis, UIN Raden Intan Lampung.
PDF
Restricted to Repository staff only Download (11MB) |
|
PDF
Download (10MB) |
Abstract
ABSTRAK NILAI ESTETIS TRADISI BUTABUH MASYARAKAT LAMPUNG SAIBATIN (Studi Di Pekon Pekon Padang Ratu Kecamatan Limau Kabupaten Tanggamus) Oleh: Yudi Sanjaya Perkembangan globalisasi saat ini menyebabkan banyaknya budaya-budaya asing yang masuk, sehingga daerah-daerah yang masih kental melestarikan kebudayaannya menjadi tantangan baru bagi masyarakat yang harus di hadapi. Akan tetapi tradisi butabuh di Pekon Padang Ratu tetap eksis dalam melestarikan kebudayaan tersebut tanpa menghilangkan keasliannya. Oleh sebab itu tradisi butabuh ini dijadikan suatu objek penelitian yang akan mengungkapkan nilai estetis yang terkandung di dalam tradisi butabuh tersebut. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui nilai estetis tradisi butabuh di Pekon Padang Ratu Kecamatan Limau Kabupaten Tanggamus, yang akan bermanfaat nantinya sebagai ilmu pengetahuan tentang nilai estetis tradisi butabuh. Teori Djelantik yang mengkaji tentang nilai estetis nilai estetika seluruh benda atau peristiwa seni yang terdiri dari tiga komponen utama , antara lain bentuk, bobot atau isi, dan penampakan, merupakan teori yang diterapkan dalam penelitian ini. Bentuk dan struktur semuanya merupakan bagian dari wujud. Ada tiga komponen yang membentuk bobot yaitu suasana, ide dan pesan. Sedangkan penampilan memiliki tiga unsur yaitu bakat, keterampilan dan sarana. Penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif, Jenis penelitian ini adalah penelitian lapangan (field research). Dalam penelitian ini observasi, wawancara, dan dokumentasi digunakan sebagai metode pengumpulan data Teknik analisis data menggunakan metode deskriptif, metode interpretasi dan metode historis. Adapun subjek dalam penelitian ini atau informan yang akan peneliti wawancara berjumlah delapan orang masyarakat di Pekon Padang Ratu Kecamatan Limau Kabupaten Tanggamus, dengan jumlah penduduk 1225 Jiwa dari 326 Kartu Keluarga, diantaranya 655 Laki-laki, 570 Perempuan. Serta dari jumlah tersebut digolongkan bahwa 396 Balita, 685 Remaja/Dewasa, dan 144 Lansia. Hasil penelitian nilai estetis tradisi butabuh merupakan keindahan yang dilihat dari sudut pandang simetria atau keindahan visual dan harmonia atau keindahan pendengaran, keindahan tersebut terletak pada wujud dan bobot kesenian butabuh. Keindahan wujud terdapat pada bentuk dan strukturnya. Bentuk kesenian butabuh terletak pada formasi pelaksanaannya dan struktur terdapat kesatuan antara formasi tersebut dengan tabuhan dan syairnya, serta harus memiliki keseimbangan untuk menyesuakain tabuhan dan syair. Sedangkan bobot didalam kesenian butabuh yaitu mengandung makna yang mendalam berisikan pesan-pesan memuliakan nabi Muhammad SAW, sehingga orang yang menikmatinya merasakan suasana yang damai dan tentram melalui penyampaian emosi yang mendalam. Nilai estetis kesenian butabuh juga terletak pada tabuhan dan syairnya, berdasrkan kesatuan, kerumitan dan kedalaman penyampainya. Kesatuan (unity) musik yang dipadukan sedemikian rupa menciptakan ritme dan melodi yang harmonis. Kerumitan (complexity) dalam kesenian butabuh rumit dalam menyesuaikan tabuhan dan syair, serta kedalaman (intensity) yang memberikan penonjolan yang intens terhadap syair dan tabuhan penghayatan emosionalnya menyampaikan pesan yang terkandung didalamnya. Kata Kunci: Estetis, Kesenian Butabuh, Nilai Keindahan, Wujud, Bobot, penampilan.ABSTRACT NILAI ESTETIS TRADISI BUTABUH MASYARAKAT LAMPUNG SAIBATIN (Studi Di Pekon Padang Ratu Kecamatan Limau Kabupaten Tanggamus) Oleh: Yudi Sanjaya The current development of globalization has resulted in the influx of many foreign cultures, so that areas that are still strong in preserving their culture have become new challenges for society that must be faced. However, the butabubu tradition in Pekon Padang Ratu still exists in preserving this culture without losing its authenticity. Therefore, the butabubuh tradition is used as an object of research that will reveal the aesthetic values contained in the butabubu tradition. This research aims to determine the aesthetic value of the tabuhu tradition in Pekon Padang Ratu, Limau District, Tanggamus Regency, which will be useful later as knowledge about the aesthetic value of thebutabubu tradition. Djelantik's theory which examines the aesthetic value of all art objects or events which consists of three main components, including form, weight or content, and appearance, is the theory applied in this research. Form and structure are all part of existence. There are three components that make up weight, namely atmosphere, ideas and messages. Meanwhile, appearance has three elements, namely talent, skills and means. This research uses qualitative research methods. This type of research is field research. In this research, observation, interviews and documentation were used as data collection methods. Data analysis techniques used descriptive methods, interpretation methods and historical methods. The subjects in this research or informants who the researchers will interview are eight people from Pekon Padang Ratu, Limau District, Tanggamus Regency, with a population of 1225 people from 326 Family Cards, including 655 men, 570 women. And of this number, 396 were classified as toddlers, 685 teenagers/adults and 144 elderly. The research results show that the aesthetic value of the tabuhu tradition is beauty seen from the perspective of symmetria or visual beauty and harmony or auditory beauty. This beauty lies in the form and weight of the tabuh art. The beauty of form lies in its shape and structure. The form of the art of tabuhan lies in the formation in which it is carried out and the structure has a unity between the formation and the percussion and poetry, and must have a balance to match the percussion and poetry. Meanwhile, the weight of the art of butabubu is that it contains deep meaning containing messages glorifying the Prophet Muhammad SAW, so that people who enjoy it feel a peaceful and serene atmosphere through conveying deep emotions. The aesthetic value of the art of butabubu also lies in its percussion and poetry, based on the unity, complexity and depth of its delivery. The unity of music combined in such a way creates a harmonious rhythm and melody. The complexity in the art of butabub is complicated in adapting the drums and poetry, as well as the depth (intensity) which gives an intense emphasis to the poetry and the emotional percussion of the drums conveys the message contained therein. Keywords: Aesthetics, Butabuh Art, Beauty Value, Form, Weight, Appearance.
Item Type: | Thesis (Diploma) |
---|---|
Subjects: | Aqidah Filsafat |
Divisions: | Fakultas Ushuluddin > Aqidah Filsafat |
Depositing User: | LAYANAN PERPUSTAKAAN UINRIL REFERENSI |
Date Deposited: | 06 Dec 2023 07:19 |
Last Modified: | 06 Dec 2023 07:19 |
URI: | http://repository.radenintan.ac.id/id/eprint/31391 |
Actions (login required)
View Item |