INTERAKSI SOSIAL KEAGAMAAN PENYANDANG TUNADAKSA DI KOMPLEK SITANALA DENGAN MASYARAKAT KELURAHAN KARANG SARI KECAMATAN NEGLASARI KOTA TANGERANG BANTEN

Suhentin, Sahroni (2023) INTERAKSI SOSIAL KEAGAMAAN PENYANDANG TUNADAKSA DI KOMPLEK SITANALA DENGAN MASYARAKAT KELURAHAN KARANG SARI KECAMATAN NEGLASARI KOTA TANGERANG BANTEN. Diploma thesis, UIN RADEN INTAN LAMPUNG.

[thumbnail of BAB 1 2.pdf] PDF
Download (3MB)
[thumbnail of skripsi suhenti.pdf] PDF
Restricted to Repository staff only

Download (3MB)

Abstract

ABSTRAK Penyandang tunadaksa merupakan seseorang yang memiliki keadaan tubuh yang rusak atau terganggu terhadap bentuk serta hambatan pada tulang, otot dan sendi dalam fungsinya yang normal. Terdapat masalah sosial seperti fenomena yang kompleks dan merefleksikan interaksi degan masyarakat dimana ia tinggal, mereka memerlukan jangka waktu yang lama dalam berinteraksi dengan lingkungannya yang di akibatkan oleh kondisi fisik para penyandang tunadaksa tersebut. Interaksi sosial antar penyandang tunadaksa tidaklah mudah, karena mereka memiliki keterbatasan-keterbatasan, baik itu keterbatasan fisik, intelektual, mental maupun kemampuan berkomunikasi. Berdasarkan permasalahan di atas penulis merumuskan beberapa rumusan masalah yang pertama adalah Bagaimana bentuk interaksi sosial keagamaan penyandang tunadaksa di Komplek Sitanala dengan masyarakat Kelurahan Karang Sari Kecamatan Neglasari Kota Tangerang Banten? dan yang kedua Apa saja faktor penghambat terjadinya interaksi sosial keagamaan penyandang tunadaksa di Komplek Sitanala dengan Masyarakat Kelurahan Karang Sari Kecamatan Neglasari Kota Tangerang Banten? Sumber data yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari data primer dan skunder. Metode penelitian dalam skripsi ini adalah deskriptif kualitatif dengan menggunakan jenis penelitian lapangan (Field reserch). Adapun sifat dari penelitian ini adalah Deskriptif yaitu penulis akan mendeskripsikan data temuan lapangan. Metode pengumpulan data berupa observasi, wawancara, dan dokumentasi. Dalam wawancara yang digunakan kepada informan menggunakan teknik purposive sampling, dan dokumentasi yang di dapatkan hasil dari wawancara kepada penyandang tunadaksa dan masyarakat. Teori yang digunakan untuk menganalisis dalam penelitian ini adalah teori interaksi sosial dari Georg Simmel. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa dalam kehidupan sosialnya, penyandang tunadaksa di Komplek Sitanala dengan masyarakat di Kelurahan Karang Sari Kecamatan Neglasari Kota Tangerang Banten melakukan berbagai bentuk interaksi sosial keagamaan yang membentuk hubungan asosiatif dan disosiatif. iv Pertama, Kerja sama membuat penyandang tunadaksa lebih mudah dalam melakukan interaksi sosial dengan masyarakat normal. Kedua, akomodasi penyandang tunadaksa berusaha untuk menghilangkan stigma negative yang di berikan oleh masyarakat normal dengan cara bersosialisasi. Ketiga, asimilasi seperti usaha yang dilakukan penyandang tunadaksa di Komplek Sitanala dengan melakukan kegiatan-kegiatan sosial. Keempat, persaingan seperti kedudukan dimana masyarakat normal yang enggan disamakan kedudukannya dengan penyandang tunadaksa. Kelima, kontravensi sebuah penolakan perkembangan dan pembentukan penyandang tunadaksa yang kurang di dukung oleh lingkungan sekitar. Keenam, pertikaian yang terjadi di dalam kehidupan penyandang tunadaksa di Komplek Sitanala yang muncul akibat stigma negatif dari masyarakat. Faktor penghambat interaksi sosial keagamaan penyandang tunadaksa di Komplek Sitanala dengan masyarakat yang pertama, faktor internal yang dialami penyandang tunadaksa di Komplek Sitanala seperti kondisi fisik, hambatan mental, masalah kesehatan, masalah sosial, dan dijadikan sebagai bahan olok-olokan. Kedua, faktor eksternal yang dialami penyandang tunadaksa di Komplek Sitanala cenderungapatis, malu, rendah diri, sensituf, egois, serta memiliki penyakit yang diderita. Kata Kunci: Interaksi Sosial Keagamaan, Faktor Penghambat Interaksi, PenyandangTunadaksa, Dan Masyarakat v ABSTRACT A disabled person is someone who has a damaged body or problems with the shape and obstacles to the bones, muscles and joints in normal function. There are social problems such as complex phenomena and reflect interactions with the society in which they live, they require a long period of time to interact with their environment which is caused by the physical condition of the physically disabled. Social interaction between disabled people is not easy, because they have limitations, whether physical, intellectual, mental or communication abilities. Based on the problems above, the author puts forward several problem formulations, the first of which is What is the form of social and religious interaction of disabled people in the Sitanala Complex with the community of Karang Sari Village, Neglasari District, Tangerang City, Banten? and secondly, what are the inhibiting factors for socio-religious interaction between disabled people in the Sitanala Complex and the community of Karang Sari Village, Neglasari District, Tangerang City, Banten? The data sources used in this research consist of primary and secondary data. The research method in this thesis is descriptive qualitative using field research. The nature of this research is descriptive, that is, the author will describe the field findings data. Data collection methods include observation, interviews and documentation. In the interviews used with informants, purposive sampling techniques were used, and documentation obtained from interviews with people with physical impairments and the community. The theory used to analyze this research is Georg Simmel's theory of social interaction. The results of this research show that in their social life, disabled people in the Sitanala Complex and the community in Karang Sari Village, Neglasari District, Tangerang City, Banten carry out various forms of social and religious interactions that form associative and dissociative relationships. First, cooperation makes it easier for disabled people to have social interactions with normal society. Second, accommodation for the disabled seeks to eliminate the negative stigma given by normal society by socializing. Third, assimilation, such as the efforts made by disabled people at the Sitanala Complex by carrying out social activities. Fourth, competition is like a position where normal people are reluctant to be equal in position with disabled people. Fifth, contravention is a rejection of the development and formation of disabled people who vi are not supported by the surrounding environment. Sixth, the disputes that occur in the lives of disabled people in the Sitanala Complex arise due to negative stigma from society. The first factor inhibiting the socio-religious interaction of disabled people in the Sitanala Complex with the community is the internal factors experienced by disabled people in the Sitanala Complex such as physical conditions, mental barriers, health problems, social problems, and being used as material for ridicule. Second, the external factors experienced by disabled people in the Sitanala Complex tend to be apathy, shame, low self-esteem, sensitivity, selfishness, and suffering from illnesses. Keywords: Religious Social Interaction, Factors Inhibiting Interaction, Physically Impaired People, and Society

Item Type: Thesis (Diploma)
Subjects: Sosiologi Agama
Divisions: Fakultas Ushuluddin > Sosiologi Agama
Depositing User: LAYANAN PERPUSTAKAAN UINRIL REFERENSI
Date Deposited: 20 Nov 2023 07:59
Last Modified: 20 Nov 2023 07:59
URI: http://repository.radenintan.ac.id/id/eprint/31142

Actions (login required)

View Item View Item