KEWAJIBAN NAFKAH DALAM RUMAH TANGGA PRESPEKTIF HUKUM ISLAM (Studi kasus Perempuan Pekerja Ojek Online Grab di Kota Metro)

IDRIS, SUFIANDI (2023) KEWAJIBAN NAFKAH DALAM RUMAH TANGGA PRESPEKTIF HUKUM ISLAM (Studi kasus Perempuan Pekerja Ojek Online Grab di Kota Metro). Masters thesis, UIN RADEN INTAN LAMPUNG.

	PDF Download (38MB)
	PDF Restricted to Repository staff only Download (17MB)

Abstract

ABSTRAK Berdasarkan surat an-Nisa (4:34) bahwa nafkah merupakan kewajiban suami terhadap istrinya. Namun fakta di lapangan tidak demikian. Para istri ikut berperan dalam pemenuhan nafkah keluarga, bahkan tidak sedikit yang menjadi pencari nafkah utama. Seperti yang terjadi di Kota Metro, di mana ada beberapa perempuan yang bekerja sebagai ojek online, mereka berperan sebagai pencari nafkah untuk pemenuhan nafkah keluarga. Inilah fokus penelitian ini dimana nafkah keluarga tidak hanya ditanggung oleh suami. Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah bagaimana analisis kewajiban nafkah dalam rumah tangga prespektif hukum Islam? Bagaimana jika perempuan lebih berkontribusi dalam pemenuhan nafkah prespektif hukum Islam?.Adapun tujuan penelitian ini dalah untuk mengetahui kewajiban nafkah dalam rumah tangga prespektif hukum Islam dan kontribusi perempuan dalam pemenuhan nafkah prespektif hukum Islam Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian lapangan (field research), menggunakan metode kualitatif, pengumpulan data melalui wawancara, dan dokumentasi, pengolahan data melalui editing, sistematisasi data. Kemudian data dianalisis dengan menggunakan teori mubadalah dan pendekatan ushul fiqih (maşlahah murşalah). Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan oleh peneliti, maka dapat disimpulkan. Hukum Islam memandang nafkah merupakan tanggung jawab suami. Namun jika dikaitkan hukum Islam modern, ditinjau dari prespektif mubadalah, seperti yang sudah dijelaskan baik nafkah maupun seks adalah hak dan kewajiban bersama. Dengan lima pilar penyangga dalam rumah tanggga komitmen pada ikatan janji yang kokoh sebagai amanah Allah SWT.(miśāqan galiźan), zawāj ,mu‟āsyarah bil ma‟rūf, dan kebiasaan saling berembuk bersama (musyawarah), perilaku saling memberi kenyamanan atau kerelaan (ŝaradhin). Dimana segala kebutuhan keluarga menjadi tanggung jawab bersama suami-istri, maka nafkah pun menjadi kewajiban bersama. Harta yang dihasilkan mereka berdua atau salah satunya adalah milik bersama. Sementara iii jika perempuan memberikan kontribusi lebih dalam pembagian peran nafkah rumah tangga, tidak dijadikan permasalahan sepanjang istri memiliki keikhlasan dan kerelaan. Namun dalam konsep mubadalah prinsip nafkah itu yang da (boleh dari pihak suami maupun istri) dan diberlakukanya kesalingan didasarkan pada lima pilar penyangga dalam rumah tangga. Dimana segala kebutuhan keluarga secara umum maupun domestik menjadi tanggung jawab bersama suami-istri. Kata Kunci : Nafkah, Rumah Tangga , Hukum Islam , Mubadalah iv ABSTRACT Based on Surah An-Nisa (4:34) that maintenance is a husband's obligation to his wife. However, the facts on the ground are not like that. Wives play a role in providing for the family, and quite a few are even the main breadwinners. As is the case in Metro City, where there are several women who work as online motorcycle taxi drivers, they act as breadwinners to fulfill their family's livelihood. This is the focus of this research where family support is not only borne by the husband. The formulation of the problem in this research is how to analyze household obligations from an Islamic legal perspective? What if women contributed more in fulfilling a living from an Islamic law perspective? The aim of this research is to find out the breadwinning obligations in a household from an Islamic legal perspective and women's contribution to fulfilling a living from an Islamic legal perspective. The type of research used is field research, using qualitative methods, data collection through interviews and documentation, data processing through editing, data systematization. Then the data was analyzed using mubjadi theory and the ushul fiqh (maşlahah murşalah) approach. Based on the results of research conducted by researchers, it can be concluded. Islamic law views maintenance as the husband's responsibility. However, if it is related to modern Islamic law, viewed from a mubindah perspective, as has been explained, both living and sex are mutual rights and obligations. With five pillars of support in the household, commitment to a strong bond of promise as a trust of Allah SWT. (miśāqan galiźan), zawāj, mu'āsyarah bil ma'rūf, and the habit of consulting with each other (musyawarah), the behavior of providing mutual comfort or willingness (ŝaradhin). ). Where all family needs are the joint responsibility of husband and wife, then living becomes a joint obligation. The assets produced by both of them or one of them are joint property. Meanwhile, if women contribute more in the division of household breadwinning roles, it is not a problem as long as the wife has sincerity and willingness. v However, in the mub concept, the principle of living is that which is acceptable (permissible from both husband and wife) and the implementation of reciprocity is based on the five pillars of support in the household. Where all general and domestic family needs are the joint responsibility of husband and wife. Keywords: Livelihood, Household, Islamic Law, Mubjadi vi الملخص إٌٝ عٛسج إٌغاء ) ٚاعرٕادا 4:43 )فئْ إٌفمح ٟ٘ ؼك اٌضٚض ػٍٝ صٚظرٗ. إال أْ ً اٌؽمائك ػٍٝ األسض ٌ١غد وزٌه. ذٍؼة اٌضٚظاخ دٚ ًسا فٟ إػاٌح األعشج، تً إْ ػذًدا ال تأط تٗ ِٕٙٓ ٘ٓ اٌّؼ١الخ اٌشئ١غ١اخ. وّا ٘ٛ اٌؽاي فٟ ِرشٚ ع١رٟ، ؼ١س ٠ٛظذ اٌؼذ٠ذ ِٓ إٌغاء اٌالذٟ ٠ؼٍّٓ وغائماخ ع١اساخ أظشج ػٍٝ اٌذساظاخ إٌاس٠ح ػثش اإلٔرشٔد، ٠ؼٍّٓ وّؼ١الخ ٌرٛف١ش عثً ػ١ؼ أعش٘ٓ. ٚ٘زا ٘ٛ ِؽٛس ٘زا اٌثؽس ؼ١س أْ دػُ األعشج ال ٠رؽٍّٗ اٌضٚض فمظ. ٚذرّصً ِؾىٍح اٌثؽس فٟ ٘زا اٌثؽس فٟ و١ف١ح ذؽٍ١ ًاٌرضاِاخ األعشج ِٓ ِٕظٛس ؽشػٟ إعالِٟ؟ ِارا ٌٛ عاّ٘د اٌّشأج أوصش فٟ وغة اٌؼ١ؼ ِٓ ِٕظٛس ؽشػٟ إعالِٟ، ٠ٙذف ٘زا اٌثؽس إٌٝ ِؼشفح اٌرضاِاخ األعشج ِٓ ِٕظٛس ؽشػٟ إعالِٟ، ِٚغاّ٘ح اٌّشأج فٟ وغة اٌؼ١ؼ ِٓ ِٕظٛس ؽشػٟ إعالِٟ. ٔٛع اٌثؽس اٌّغرخذَ ٘ٛ اٌثؽس اٌّ١ذأٟ، تاعرخذاَ األعاٌ١ة إٌٛػ١ح، ٚظّغ اٌث١أاخ ِٓ خالي اٌّماتالخ ٚاٌرٛش١ك، ِٚؼاٌعح اٌث١أاخ ِٓ خالي اٌرؽش٠ش، ٚذٕظ١ ُاٌث١أاخ. شُ ذُ ذؽٍ١ ًاٌث١أاخ تاعرخذاَ ٔظش٠ح اٌّثعذٞ ِٕٚٙط أصٛي اٌفمٗ )اٌّصٍؽح اٌّشعٍح(. ٚتٕاء ػٍٝ ٔرائط اٌثؽٛز اٌرٟ أظشا٘ا اٌثاؼصْٛ ٠ّىٓ االعرٕراض. ذؼرثش اٌؾش٠ؼح اإلعالِ١ح إٌفمح ِغؤٌٚ١ح اٌضٚض. ِٚغ رٌه، إرا واْ األِش ٠رؼٍك تاٌؾش٠ؼح اإلعالِ١ح اٌؽذ٠صح، ِٓ ِٕظٛس اٌّثٕذج، وّا ذُ ؽشؼٗ، فئْ اٌؽ١اج ٚاٌعٕظ ؼمٛق ٚاٌرضاِاخ ِرثادٌح. ِغ خّغح أسواْ ٌٍذػُ فٟ األعشج، ٚاالٌرضاَ تؼٙذ لٛٞ وأِأح هللا عثؽأٗ ٚذؼاٌٝ، ٚاٌضٚاض، ٚاٌّؼاصشج تاٌّؼشٚف، ٚػادج اٌرؾاٚس ِغ تؼضُٙ اٌثؼط، عٍٛن ذٛف١ش اٌشاؼح أٚ اٌشغثح اٌّرثادٌح )طشاد٠ .)ٓػٕذِا ذىْٛ ظّ١غ اؼر١اظاخ األعشج ِغؤٌٚ١ح ِؾرشوح ت١ ٓاٌضٚض ٚاٌضٚظح، فئْ اٌؼ١ؼ ٠صثػ اٌرضاِا ِؾرشوا. ٚاألصٛي اٌرٟ ٠ٕرعٙا وً ِّٕٙا أٚ أؼذّ٘ا ٟ٘ ٍِى١ح ِؾرشوح. ٚفٟ اٌٛلد ٔفغٗ، إرا عاّ٘د اٌّشأج تؾىً أوثش فٟ ذمغ١ ُأدٚاس إػاٌح األعشج، فال ِؾىٍح طاٌّا أْ اٌضٚظح ٌذ٠ٙا اإلخالؿ ٚاٌشغثح. ِٚغ رٌه، فٟ ِفَٙٛ اٌّٛب، ِثذأ اٌؼ١ؼ ٘ٛ اٌّمثٛي )ِغّٛغ ِٓ اٌضٚض ٚاٌضٚظح( ٚذٕف١ز اٌّؼاٍِح تاٌّصً ٠ؼرّذ ػٍٝ اٌشوائض اٌخّظ ٌٍذػُ فٟ األعشج. ؼ١س ذىْٛ ظّ١غ اؼر١اظاخ األعشج اٌؼاِح ٚإٌّضٌ١ح ِغؤٌٚ١ح ِؾرشوح ت١ ٓاٌضٚض ٚاٌضٚظح. الكلمات المفتاحية3 اٌشصق، األعشج، اٌؾش٠ؼح اإلعالِ١ح، ِثعذٞ

Actions (login required)

View Item