PERMAINAN REOG PONOROGO DAN PENGARUHNYA TERHADAP PERILAKU KEAGAMAAN (Studi di Paguyuban Seni Reog Kridomudo Dadapan Kecamatan Sumberejo Kabupaten Tanggamus)

FIRDA, ZURAIDA (2023) PERMAINAN REOG PONOROGO DAN PENGARUHNYA TERHADAP PERILAKU KEAGAMAAN (Studi di Paguyuban Seni Reog Kridomudo Dadapan Kecamatan Sumberejo Kabupaten Tanggamus). Diploma thesis, UIN Raden Intan Lampung.

	PDF Download (12MB)
	PDF Restricted to Repository staff only Download (12MB)

Abstract

ABSTRAK Reog adalah tarian tradisonal dari Ponorogo, Jawa Timur yang dilakukan pada arena terbuka dan berfungsi sebagai hiburan rakyat sekaligus mengandung unsur magis. Penari utama adalah seseorang yang menggunakan topeng berkepala singa dengan hiasan bulu merak dan topeng tersebut memiliki berat mencapai 50-60 kg. Reog juga merupakan sebuah seni pertunjukan tua yang tetap bertahan walau telah melewati berbagai macam zaman. Diantaranya Paguyuban Seni Reog Kridomudo Dadapan, yaitu sebuah organisasi kecil yang dibentuk dengan tujuan melesarikan kesenian yang penuh sejarah. Dibawa oleh pendatang dan di buat dengan maksud hanya untuk menyalurkan kegemaran, Paguyuban ini mampu tetap bertahan walaupun dibawah tekanan. Penelitian ini termasuk field research dengan rumusan masalah yaitu bagaimana prosesi sebelum dan sesudah pementasan Reog Ponorogo berlangsung serta apa pengaruhnya terhadap perilaku sosial dan keagamaan. Tujuan penelitian ini ialah untuk menjelaskan prosesi sebelum dan sesudah pementasan berlangsung dan untuk mengetahui pengaruh Reog Ponorogo terhadap perilaku sosial dan keagamaan. Metode yang digunakan ialah deskriptif-kualitatif dengan observasi, wawancara, dan dokumentasi sebagai teknik pengumpulan data. Pemilihan informan dengan teknik purposive sampling. Pendekatan Fenomenologi dan Teologis sebagai pendekatan dalam penelitian. Teori yang digunakan ialah Teori Fenomenologi Agama – Edmund Husserl. Hasil penelitian menunjukan prosesi sebelum dan sesudah pementasan Reog Ponorogo ialah do‟a bersama, memberikan sesaji, dan membakar kemenyan. Sedangkan setelahnya tidak ada prosesi khusus didalam kesenian tersebut. Pengaruh Reog Ponorogo terhadap perilaku keagamaan disini ialah pada keyakinan atau aqidah seseorang dalam beragama dimana dia meyakini akan esensi suatu makhluk dan melaksanakan ritual-ritualnya namun tetap menjalankan ibadah seperti halnya umat muslim biasanya. Sedangkan pengaruhnya dalam perilaku sosial ialah munculnya rasa persaudaraan yang kuat antar para anggota Paguyuban Seni Reog Kridomudo Dadapan dilihat dari upaya mereka untuk mempertahankan kelestarian kesenian Reog Ponorogo tersebut. Kata kunci: Reog Ponorogo, Ritual, Perilaku Keagamaan.ABSTRACT Reog is a traditional dance from Ponorogo, East Java which is performed in an open arena and functions as entertainment for the people as well as containing magical elements. The main dancer is someone who wears a lion-headed mask decorated with peacock feathers and the mask weighs up to 50-60 kg. Reog is also an old performing art that has survived even though it has passed through various eras. Among them is the Reog Kridomudo Dadapan Art Association, which is a small organization formed with the aim of preserving art that is full of history. Brought by immigrants and created with the sole intention of channeling their passion, this Paguyuban was able to survive even under pressure. This research includes field research with a problem formulation, namely how the procession before and after the Reog Ponorogo performance takes place and what influence it has on social and religious behavior. The aim of this research is to explain the procession before and after the performance and to determine the influence of Reog Ponorogo on social and religious behavior. The method used is descriptive�qualitative with observation, interviews and documentation as data collection techniques. Selection of informants using purposive sampling technique. Phenomenological and Theological Approaches as approaches in research. The theory used is the Phenomenology Theory of Religion - Edmund Husserl. The research results show that the procession before and after the Reog Ponorogo performance consists of praying together, giving offerings and burning incense. Meanwhile after that there is no special procession in this art. The influence of Reog Ponorogo on religious behavior here is on a person's belief or aqidah in religion where he believes in the essence of a creature and carries out its rituals but still carries out worship like ordinary Muslims. Meanwhile, the influence on social behavior is the emergence of a strong sense of brotherhood between the members of the Reog Kridomudo Dadapan Arts Association, seen from their efforts to maintain the preservation of Reog Ponorogo art. Keywords: Reog Ponorogo, Ritual, Religious Behavior.

Actions (login required)

View Item