POLA HUBUNGAN LAMPUNG DENGAN BANTEN DALAM PERDAGANGAN LADA DAN ISLAMISASI ABAD XVII-XVIII

Elda, Harits Fauzan (2023) POLA HUBUNGAN LAMPUNG DENGAN BANTEN DALAM PERDAGANGAN LADA DAN ISLAMISASI ABAD XVII-XVIII. Diploma thesis, UIN RADEN INTAN LAMPUNG.

	PDF Download (1MB)
	PDF Restricted to Repository staff only Download (4MB)

Abstract

ABSTRAK Sejak abad XVI Lampung dikenal sebagai wilayah penghasil lada terbesar di Pulau Sumatera. Abad XVI juga merupakan masa terbentuknya Kesultanan Banten setelah memindahkan pusat kekuasaan dari Banten Girang ke Surasowan yang lebih dekat dengan pelabuhan. Kesultanan Banten berkembang menjadi pusat penyebaran agama Islam dan perdagangan, terutama perdagangan lada yang menyebabkan besarnya kebutuhan akan persediaan lada. Kesultanan Banten menjalin hubungan perdagangan lada dengan Lampung untuk memenuhi kebutuhan lada di pasar internasional. Seiring dengan terjalinnya perdagangan lada, Islamisasi juga dilakukan oleh Banten terhadap Lampung. Penelitian ini menggunakan metode penelitian sejarah yang meliputi heuristik, kritik sumber, interpretasi, dan historiografi. Tujuan penelitian ini menjelaskan tentang hubungan Lampung dengan Banten dalam perdagangan lada dan Islamisasi pada abad XVII-XVIII. Hasil penelitian ini menemukan bahwa pola hubungan perdagangan lada dan Islamisasi yang terjalin antara Lampung dengan Banten pada abad XVII-XVIII merupakan pola hubungan patron-client. Banten berperan sebagai patron sedangkan Lampung sebagai client. Banten menguasai Lampung dalam hal perdagangan lada untuk memenuhi kebutuhan persediaan lada Banten dalam perdagangan Internasional. Untuk memperlancar kegiatan perdagangan lada, Banten sebagai patron melakukan Islamisasi terhadap Lampung yang menjadi client. Islamisasi yang dilakukan oleh Banten kepada Lampung terjadi secara beriringan dengan perdagangan lada melalui perdagangan, pernikahan, politik, dan dakwah. Kata Kunci : Hubungan, Perdagangan lada, Islamisasi iii ABSTRACT Since the XVI century, Lampung has been known as the largest pepper producing region on the island of Sumatra. The XVI century was also the time when the Banten Sultanate was formed after moving the center of power from Banten Girang to Surasowan which was closer to the port. The Sultanate of Banten developed into a center for the spread of Islam and trade, especially the pepper trade which caused a large need for pepper supplies. The Sultanate of Banten established pepper trade relations with Lampung to meet pepper needs on the international market. Along with the establishment of the pepper trade, Banten also carried out Islamization of Lampung. This research uses historical research methods which include heuristics, source criticism, interpretation, and historiography. The aim of this research is to explain the relationship between Lampung and Banten in the pepper trade and Islamization in the XVII-XVIII centuries. The results of this research found that the pattern of pepper trade relations and Islamization that existed between Lampung and Banten in the XVII-XVIII centuries was a pattern of patron-client relations. Banten acts as a patron while Lampung acts as a client. Banten controls Lampung in terms of pepper trade to meet Banten's pepper supply needs in international trade. To facilitate pepper trading activities, Banten as a patron carried out the Islamization of Lampung, which became a client. Banten's Islamization of Lampung occurred simultaneously with the pepper trade through trade, marriage, politics and preaching . Keywords: Relations, Pepper Trade, Islamization

Actions (login required)

View Item