TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP TRADISI JUAL ANAK KARENA PERSAMAAN TANGGAL LAHIR DENGAN SALAH SATU ANGGOTA KELUARGA ADAT KOMERING (Studi di Desa Tanah Merah Kecamatan Belitang Madang Raya Kabupaten Ogan Komering Ulu Timur)

SALSABILLA, ROMADONA (2023) TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP TRADISI JUAL ANAK KARENA PERSAMAAN TANGGAL LAHIR DENGAN SALAH SATU ANGGOTA KELUARGA ADAT KOMERING (Studi di Desa Tanah Merah Kecamatan Belitang Madang Raya Kabupaten Ogan Komering Ulu Timur). Diploma thesis, UIN Raden Intan Lampung.

	PDF Download (3MB)
	PDF Restricted to Repository staff only Download (11MB)

Abstract

ABSTRAK Tradisi jual anak adalah suatu tradisi yang dilakukan oleh masyarakat adat komering guna untuk menghindari kesialan yang terjadi karena persamaan tanggal lahir antara anak dengan salah satu orangtuanya. Peneliti merasa tertarik melakukan penelitian ini untuk mengetahui bagaimana proses tradisi jual anak karena persamaan tanggal lahir dalam perspektif hukum Islam. Adapun rumusan masalah dalam penelitian ini yang pertama, bagaimana praktik tradisi jual anak pada masyarakat Komering di Desa Tanah Merah Kecamatan Belitang Madang Raya Kabupaten OKU Timur? Yang kedua, Bagaimana tinjauan hukum Islam terhadap tradisi jual anak pada masyarakat Komering di Desa Tanah Merah Kecamatan Belitang Madang Raya Kabupaten OKU Timur? Adapun tujuan penelitian ini, yaitu untuk mengetahui praktik tradisi jual anak pada masyarakat Komering di Desa Tanah Merah Kecamatan Belitang Madang Raya Kabupaten OKU Timur, dan untuk mengetahui tinjauan hukum Islam terhadap tradisi jual anak. Adapun penelitian ini merupakan penelitian lapangan (field research) dengan pendekatan kualitatif, pendekatan kualitatif adalah penelitian lapangan sehingga untuk memperoleh data peneliti melakukan wawancara. Sumber data yang digunkan berupa sumber data primer dan sumber data sekunder. Sumber data primer diperoleh dengan wawancara secara langsung, sumber data sekunder yaitu pendukung dari sumber data primer yang diperoleh dari buku literatur yang berhubungan dengan pokok permasalahan. Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan, pertama praktik tradisi jual anak karena persamaan tanggal lahir pada mulanya sang orang tua yang hendak menjual sang anak meminta sang anak untuk di beli secara simbolis dengan uang seadanya kepada keluarga dari sang ayah anak tersebut atau kepada alim ulama, setelah itu terjadi akad diantara keduanya Sebagai contoh akad tersebut adalah: “Tulung akuk pai anak ku ja bakna ya ja sakit�sakitan”! (Belilah anak saya ini karena dia sering sakit-sakitan), lalu pihak yang menerima menjawab “Kuboli anak sija harga Rp.5000 mai gacang hodak panyakik na” (Saya beli anak ini dengan harga Rp.5000,- semoga dia sembuh). Sang anak hanya dijual secara simbolis namun hak asuh dan perawatan masih tetap menjadi kewajiban sang orang tua kandung, anak tersebut juga masih tinggal bersama dengan orang tuanya. Anak yang telah dijual tersebut akan di bawa untuk menginap selama satu malam, setelah menginap satu malam anak tersebut akan kembali lagi ke rumah orangtua kandungnya. Pelaksanaan praktik tradisi tersebut hanya dilakukan untuk melestarikan tradisi yang telah turun temurun. Kedua, tinjauan hukum Islam terhadap pelaksanaan tradisi jual anak karena persamaan tanggal lahir Masyarakat Desa Tanah dengan adanya sebab di atas sudah sesuai dengan ketentuan kaedah hukum u’rf shahih, yaitu kebiasaan yang berlaku di tengah-tengah masyarakat yang tidak bertentangan dengan nash, tradisi jual anak karena persamaan tanggal lahir Masyarakat Desa Tanah Merah merupakan warisan budaya sesepuh terdahulu. Selama tradisi tersebut merupakan tradisi yang baik dan tidak bertentangan dengan syariat hukum Islam, tradisi dapat terus berlanjut. Kata Kunci : Tradisi Jual Anak, Hukum Islam, U’rf Shahih.

Actions (login required)

View Item