PANDANGAN HUKUM ISLAM TERHADAP DENDA ADAT DALAM PERCERAIAN LAMPUNG PEPADUN SUNGKAI BUNGA MAYANG (Studi Desa Pakuan Agung Kecamatan Muara Sungkai Kabupaten Lampung Utara)

ANDRIYAN, Joni Pitoni (2023) PANDANGAN HUKUM ISLAM TERHADAP DENDA ADAT DALAM PERCERAIAN LAMPUNG PEPADUN SUNGKAI BUNGA MAYANG (Studi Desa Pakuan Agung Kecamatan Muara Sungkai Kabupaten Lampung Utara). Diploma thesis, UIN RADEN INTAN LAMPUNG.

[thumbnail of COVER BAB 1+5&DAPUS.pdf] PDF
Download (10MB)
[thumbnail of FULL SKRIPSI.pdf] PDF
Restricted to Repository staff only

Download (12MB)

Abstract

ABSTRAK Indonesia terdiri dari berbagai suku salah satunya suku Lampung. Suku Lampung Pepadun terdapat salah satu tradisi yang disebut denda adat perceraian dalam Lampung Pepadun. Denda adat perceraian dalam suku Lampung Pepadun adalah proses pemberian sanksi terhadap pasangan suami istri yang melakukan perceraian akan diberikan sanksi berupa denda Adat dengan sejumlah uang ,- tergantung kesepakatan tokoh Adat Lampung Pepadun Sungkai Bunga Mayang bertempat di Desa Pakuan Agung Kecamatan Muara Sungkai Kabupaten Lampung Utara. Apabila melakukan perceraian dan denda dilakukan oleh Tokoh Adat Desa Pakuan Agung selain denda uang. Pasangan suami istri yang melakukan perceraian diharuskan membersihkan atau mencuci pepadun yang akan dilakukan bersama Tokoh Adat Sungkai Bunga Mayang di Desa Pakuan Agung. Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah:1) Bagaimana pelaksanaan denda adat perceraian Lampung Pepadun Marga Bunga Mayang Desa Pakuan Agung Kecamatan Muara Sungkai Kabupaten Lampung Utara?. 2).Bagaimana pandangan hukum Islam tentang denda adat perceraian Lampung Pepadun Marga Bunga Mayang Desa Pakuan Agung Kecamatan Muara Sungkai Kabupaten Lampung Utara? Tujuan penelitian 1). Mengkaji sistem denda adat perceraian Lampung Pepadun Marga Bunga Mayang Desa Pakuan Agung Kecamatan Muara Sungkai Kabupaten Lampung Utara?. 2). Untuk mengetahi pandangan hukum Islam terhadap sistem denda adat perceraian Lampung Pepadun.Sungkai Bunga Mayang Desa Pakuan Agung Kecamatan Muara Sungkai Kabupaten Lampung Utara? Penelitian yang digunakan (field research) adalah penelitian lapangan penelitian lapangan merupakan penelitian yang dilakukan dengan pengumpulan data pendekatan dengan wawancara, dan dokumentasi. Analisis data menggunakan analisis kualitatif dengan pendekatan berfikir induktif. Hasil penelitian terhadap tradisi adat Lampung Pepadun terdapat tradisi Mak Dijuk Siang artinya tidak boleh bercerai apa bila bercerai aib dan rusaknya pi’il pesenggiri bagi masyarakat Desa Pakuan Agung Marga Sungkai Bunga Mayang dan adat sanksi maupun denda adat yang besar berjumlah Rp.1.200.000,- sampai dengan Rp.120.000.000,- dan menyembelih kerbau dan diharuskan membersihkan pepadun masing-masing, sehingga perceraian jarang terjadi dikalangan masyarakat Marga Sungkai Bunga Mayang. Dalam Hukum Islam denda adat lampung pernikahan masyarakat Desa Pakuan Agung iv kecamatan Muara sungkai Kabupaten Lampung Utara memberikan efek jera terhadap kasus cerai mencerai dikarenakan Allah membenci perceraian yang kerap terjadi dilingkungan masyarakat dikarenakan nafsu semata. Pemberian Denda sesuai dengan Hukum islam yaitu akad (Perjanjian) yang telah disepekati oleh kedua belah pihak keluarga mempelai disaat melaksanakan pernikahan. Kata Kunci: Hukum Islam, Denda Adat Lampung pepadun, Perceraian, Pernikahan

Item Type: Thesis (Diploma)
Subjects: Al-Ahwal Al-Syakhsiyyah (Hukum Keluarga)
Divisions: Fakultas Syariah > Al-Ahwal Al-Syakhsiyyah (Hukum Keluarga)
Depositing User: LAYANAN PERPUSTAKAAN UINRIL REFERENSI
Date Deposited: 23 Aug 2023 06:46
Last Modified: 23 Aug 2023 06:46
URI: http://repository.radenintan.ac.id/id/eprint/29891

Actions (login required)

View Item View Item