KAJIAN AYAT POTONG TANGAN (Studi Tafsir Al-Jami’ Li Ahkam Al-Qur’an Pendekatan Teori Hermeneutika Khaled M. Abou El Fadl)

WIFAYATUL, AMANI (2023) KAJIAN AYAT POTONG TANGAN (Studi Tafsir Al-Jami’ Li Ahkam Al-Qur’an Pendekatan Teori Hermeneutika Khaled M. Abou El Fadl). Diploma thesis, UIN Raden Intan Lampung.

	PDF Download (3MB)
	PDF Restricted to Repository staff only Download (5MB)

Abstract

ABSTRAK Penelitian ini membahas tentang pemahaman hukuman pencurian yang telah biasa didengar dan dipahami masyarakat ialah potong tangan seperti yang dijelaskan dalam al-Qur‟an. Akan tetapi masih terdapat perbedaan pendapat tentang hukuman potong tangan yang sebenarnya dari sudut pandang implementasi makna dalam konteks kenkinian. Perbadaan ini dilatar belakangi oleh lafadz واْعُ فَاقْطَ يَ د dan ْ ال yang mempunyai makna lebih dari satu. Perbedaan ini juga dengan sendirinya memberi pengaruh pada pengertian واْعُ يَ د dan فَاقْطَ ْ ال yang dimaksud al-Qur‟an surat al-Maidah ayat 38. Penelitian ini adalah penelitian kualitatif, yaitu penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata yang dapat diambil dan diteliti. Dalam penelitian ini yang digunakan adalah data yang bersifat pustka (Library Research) yaitu penelitian yang menggunakan buku�buku atau bahan-bahan tertulis yang berkaitan dengan tema permasalahan yang akan diteliti sebagai sumber datanya yaitu kitab Tafsir Al-Jami’ li Ahkam al-Qur’an karya Imam Al-Qurthubi dan buku Atas Nama Tuhan karya Khaled M. Abou El Fadl. Pendekatan dalam penelitian ini menngunakan pendekatan bahasa, fikih dan pendekatan historis. Hasil penelitian ini menunjukan berdasarkan penjelasan kitab Al-Jami’ Li Ahkam Al-Qur’an tentang maksud dari ayat yang menjelaskan tentang perintah memotong tangan bagi pencuri, baik pencuri itu laki-laki ataupun perempuan, menerapkan amar yang ada didalam ayat diperlukan penjelasan dari dalil lain yaitu hadits-hadits Rasulullah Saw, penjelasan bahasa tentang makna lafaz dan pendapat para mufassir dan fuqaha‟. Dari penjelasan tersebut dapat dipahami bahwa had potong tangan bagi pencuri adalah wajib. Wajibnya had tersebut harus ada ukuran atau nishab harta yang dicurinya, tidak boleh diperlakukan umum terhadap semua pencurian. Sedangkan penerapan melalui terori hermeneutika Khaled M. Abou El Fadl Menurut potong tangan bagi pencuri dari perspektif kekinian Penjara berarti memotong kemampuan dan kekuasaannya. karena kita melihat kembali pada konteks sosial, penerapan hukum potong tangan sebagai hukuman bagi pencuri di Arab saat itu merupakan hal yang rasional di masa dan tempat tersebut. Potong tangan tidaklah seberapa jika dibandingkan dengan peperangan, suatu hal yang biasa bagi masyarakat Arab beberapa abad silam. Dalam sejarahnya, hukuman ini juga pernah tidak dilaksanakan oleh Khalifah Umar bin Khattab Meskipun pada saat itu kondisi paceklik adalah alasannya, setidaknya ini menunjukkan bahwa hukum tersebut tidaklah mutlak untuk dilaksanakan sebagai satu-satunya hukuman yang pantas bagi pencur sebagai bentuk ijtihad melalui penalaran ijtihad bayānī (berbasis teks), bukan bentuk ijtihad melalui penalaran ijtihad istislāhī (berbasis maslahat an–sich). Meskipun sekali lagi, ijtihad Umar ibn Khattāb tersebut di dalamnya mengandung nilai maslahat, tetapi bukan maslahat itulah yang menjadi dasar ijtihadnya. Karena maslahat di sini lahir merupakan “buah” dari implementasi pemahaman terhadap teks�teks keagamaan berupa Alquran QS al-Māidah [5]: 38, dan hadis secara komperehensif dan kontekstual. Maka, dalam konteks modern seperti sekarang, banyak cara untuk dapat menggantikan hukum potong tangan tersebut bagi pencuri, yang tentunya disesuaikan dengan kondisi sosial masing-masing negara. Bahkan, negara-negara Arab sekali pun dapat merubah hukum potong tangan jika masyarakat sosial mereka kini mengganggap hukum tersebut adalah suatu hukum yang tidak sesuai dengan moralitas dan HAM. Kata Kunci: Potong tangan, Atas Nama Tuhan, Makna Lafal.

Actions (login required)

View Item