HADITS-HADITS TENTANG PERINTAH SHALAT SUNNAH TAHIYATUL MASJID DAN KEWAJIBAN MENDENGARKAN KHUTBAH JUM’AT (Studi Analisis Sanad dan Matan)

Che Min, Ahmad Norudin (2017) HADITS-HADITS TENTANG PERINTAH SHALAT SUNNAH TAHIYATUL MASJID DAN KEWAJIBAN MENDENGARKAN KHUTBAH JUM’AT (Studi Analisis Sanad dan Matan). Undergraduate thesis, IAIN Raden Intan Lampung.

[thumbnail of Ahmad_Norudin_Skripsi_BARU.pdf]
Preview
PDF
Download (1MB) | Preview

Abstract

Berangkat dari permasalahan yang timbul di tengah-tengah masyarakat kita dalam memahami hadits Nabi SAW sebagai sumber pokok Islam kedua memang perlu penafsiran, karena hukum atau perintah yang terkandung didalamnya masih memerlukan pemahaman yang lebih, karena pada beberapa kasus hadits Nabi SAW nampak saling bertentangan. Demikian halnya hadits-hadits yang memerintahkan shalat sunah tahiyatul masjid dan hadits yang memerintahkan mendengarkan khutbah jum’at sekilas nampak hadits-hadits tersebut saling bertentangan antara satu hadits dengan yang lainnya. Namun demikian benarkah kedua hadits hadits tersebut saling bertentangan lantas bagaimana kita mensikapinya? Kedua perintah Nabi SAW yang terkandung dalam kedua hadits diatas sungguh saling bertolak belakang, demikian halnya pemahaman kaum muslimin, terjadi perbedaan pendapat disana. Satu golongan membolehkan shalat sunah tahiyatul masjid meskipun khatib sudah berkhutbah, satu golongan yang lain melarangnya dan menganjurkan untuk mendengarkan khutbah. Untuk mendapatkan kesimpulan yang benar maka dalam skripsi ini peneliti akan mengkaji hadits tentang perintah shalat sunnah tahiyatul masjid dan kewajiban mendengarkan khutbah jum’at, adapun permasalahan yang akan dicari jawaban dalam skripsi ini adalah bagaimana kualitas sanad dan matan hadits tentang perintah shalat sunnah tahiyatul masjid dan kewajiban mendengarkan khutbah jum’at, kandungan dan makna hadits tentang perintah shalat sunnah tahiyatul masjid dan kewajiban mendengarkan khutbah jum’at. Tujuannya untuk mengetahui kualitas sanad dan matan dan mengetahui kandungan dan makna hadits tentang perintah shalat sunnah tahiyatul masjid dan kewajiban mendengarkan khutbah jum’at. Dalam melakukan penelitian ini peneliti menggunakan beberapa metode untuk meneliti hadits tentang perintah shalat sunnah tahiyatul masjid dan kewajiban mendengarkan khutbah jum’at, pertama peneliti gunakan adalah metode takhrij, dengan metode takhrij peneliti dapat menemukan hadits-hadits tentang perintah shalat sunnah tahiyatul masjid dan kewajiban mendengarkan khutbah jum’at terdapat dalam kutubut tis’ah yaitu shahih Bukhari, shahih Muslim, sunan Abu Daud, sunan Tirmidzi, sunan Nasa’i, sunan Ibnu Majah, muwatha’ Imam Malik, Musnad Ahmad dan sunan ad-Darimi. Dalam penelitian sanad hadits tentang perintah shalat tahiyatul masjid dan kewajiban mendengarkan khutbah jum’at, peneliti membuat i’tibar untuk mengetahui syahid dan mutabi’ hadits tersebut, untuk mempermudahkan proses kegiatan al-I’tibar diperlukan pembuatan skema untuk seluruh sanad bagi hadits yang diteliti, setelah itu, peneliti menggunakan buku tahzib al tahzib untuk melihat para perawi sanad apakah sanad-nya bersambung atau tidak, dan melihat penilaian para ulama tentang perawi tersebut. Untuk meneliti matan hadits tentang perintah shalat tahiyatul masjid dan kewajiban mendengarkan khutbah jum’at, peneliti akan menggunakan langkah-langkah metodologis kegiatan penelitian matan hadits, yaitu meneliti matan dengan melihat kualitas sanad-nya, meneliti susunan lafadz berbagai matan yang semakna, meneliti kandungan matan, dan kemudian menyimpulkan hasil penelitian matan. Penelitian ini adalah penelitian kepustakaan (library research), yang sifatnya termasuk penelitian deskriptif analitik. Metode pengumpulan data yang peneliti gunakan ada dua yaitu data primer yang secara langsung diperoleh peneliti dari sumber asli seperti shahih Bukhari, shahih Muslim, sunan Abu Daud, sunan Tirmidzi, sunan Nasa’i, sunan Ibnu Majah, muwatha’ Imam Malik, musnad Ahmad dan sunan ad-Darimi. Kedua, menggunakan data sekunder yang diperoleh dari buku-buku, majalah, naskah-naskah, catatan, kisah sejarah, dan dokumen-dokumen yang berkaitan dengan perintah shalat sunnah tahiyatul masjid dan kewajiban mendengarkan khutbah jum’at. selain itu juga dalam menganalisa peneliti menggunakan kritik ekstern dan intern, kemudian dalam mengambil kesimpulan menggunakan metode deduktif, yang berangkat dari uraian-uraian yang bersifat umum kepada bersifat khusus yang lebih spesifik. Setelah peneliti lakukan penelitian sanad dan matan terhadap kedua hadits maka dapat peneliti simpulkan bahwa baik hadits yang memerintahkan shalat sunah tahiyatul masjid dan hadits yang memerintahkan untuk mendengarkan khutbah jumat sama-sama mempunyai derajat hasan shahih, tidak terdapat Syadz dan ‘Illat, tidak bertentangan dengan dalil yang lebih kuat, tidak bertentangan dengan akal sehat, indra dan sejarah. Sehingga kedua hadits diatas dapat dijadikan hujjah dan bisa diamalkan karena ini merupakan ibadah kepada Allah SWT dan banyak hikmah atau manfaat yang didapat baik yang melakukan shalat seperti bersyukur, berdoa atau untuk mendekatkan diri kepada Allah SWT.

Item Type: Thesis (Undergraduate)
Subjects: Ilmu Hadits
Divisions: Fakultas Ushuluddin > Ilmu Hadits
Depositing User: HAMID FAHMI FAHMI
Date Deposited: 07 Mar 2017 06:10
Last Modified: 07 Mar 2017 06:10
URI: http://repository.radenintan.ac.id/id/eprint/275

Actions (login required)

View Item View Item