RELASI SUAMI ISTRI DALAM MENCARI NAFKAH PERSPEKTIF HUSEIN MUHAMMAD

UMI, LUTVIATUS SOLEHAH (2023) RELASI SUAMI ISTRI DALAM MENCARI NAFKAH PERSPEKTIF HUSEIN MUHAMMAD. Diploma thesis, UIN RADEN INTAN LAMPUNG.

[thumbnail of SKRIPSI 1-2.pdf] PDF
Download (3MB)
[thumbnail of SKRIPSI UMI LUTVIATUS SOLEHA.pdf] PDF
Restricted to Repository staff only

Download (4MB)

Abstract

ABSTRAK Relasi suami istri yang sehat adalah apabila suami istri dapat memainkan peran dan tanggungjawab masing-masing. Menurut Husein Muhammad dalam membahas relasi suami istri dalam mencari nafkah tidak hanya dibebankan kepada suami, melainkan siapa yang mampu dia yang wajib. Artinya tidak terpaku kepada suami. Bahkan dalam konteks justru perempuan lebih mampu, lebih produktif dan suami mencari nafkah. Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah Bagaimana relasi suami istri dalam mencari nafkah perspektif Husein Muhammad dan Bagaimana perspektif hukum Islam terhadap pemikiran Husein Muhammad. Jenis penelitian ini adalah penelitian kepustakaan (Library Risearch) dengan melalui pendekatan kualitatif. Kemudian metode yang digunakan yaitu Deskriptif analitis dan induktif Deskriptif analitis digunakan untuk mengungkap dan menjelaskan pemikiran Husein Muhammad. penelitian ini menggunakan sumber data yang berkaitan dengan pokok permasalahan yang hendak diungkapkan, yaitu sumber data primer dan sumber data sekunder. Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan metode studi dokumentasi. Teknik analisis data yang digunakan adalah kajian isi atau yang sering disebut dengan content analysis. Relasi kedudukan suami-istri dalam keluarga merupakan hubungan hukum yang menjelaskan posisi suami istri sebagai pelaku dalam kehidupan keluarga atau rumah tangga. Suami istri adalah subjek hukum perkawinan, tentunya ada aturan hukum yang mengatur agar dapat mencapai tujuan perkawinan. Husein Muhammad dalam menanggapi tatanan relasi suami istri dalam keluarga harus dengan cara yang seadil-adilnya. Bahwa pemahaman Husein Muhammad mengenai istri sebagai pencari nafkah boleh-boleh saja, bahkan bisa dikatakan wajib jika kondisi dan keadaan mengharuskannya mencari nafkah. Maka peran istri disini harus dilakukan dengan menggantikan peran suaminya sebagai pencari nafkah. Dan posisi kepemimpinan dalam keluarga yang seharusnya diemban suami akan bergeser jika seorang istri lebih mampu. Karena semua pekerjaan apapun yang dituntut hanyalah kemampuan seorang itu sendiri bukan karen jenis kelamin. Pemberian nafkah merupakan sebuah kewajiban dan tanggung jawab yang tidak boleh dilanggar dan harus dipenuhi oleh suami bagi istrinya dan orang tua terhadap anaknya. Menurut Husein Muhammad dalam memberikan nafkah keluarga tidak hanya dibebankan kepada suami saja melainkan siapa yang mampu dia yang wajib. Artinya tidak terpaku kepada suami karena dalam konteks justru perempuan lebih mampu, lebih produktif dan suami mencari nafkah. Kata Kunci: Relasi Suami Istri, Nafkah, Husein Muhammad

Item Type: Thesis (Diploma)
Subjects: Al-Ahwal Al-Syakhsiyyah (Hukum Keluarga)
Divisions: Fakultas Syariah > Al-Ahwal Al-Syakhsiyyah (Hukum Keluarga)
Depositing User: LAYANAN PERPUSTAKAAN UINRIL REFERENSI
Date Deposited: 15 Mar 2023 04:40
Last Modified: 15 Mar 2023 04:40
URI: http://repository.radenintan.ac.id/id/eprint/23643

Actions (login required)

View Item View Item