`TINJAUAN FIQH MUAMALAH TERHADAP SISTEM BAGI HASIL LAHAN PERKEBUNAN ANTARA PEMILIK DAN PENGGARAP KEBUN KOPI ( Studi di Desa Kampung Asam Pekon Gunung Meraksa Kec. Pulau Panggung Kabupaten Tanggamus )

NONI, HESTIA WULANDARI (2023) `TINJAUAN FIQH MUAMALAH TERHADAP SISTEM BAGI HASIL LAHAN PERKEBUNAN ANTARA PEMILIK DAN PENGGARAP KEBUN KOPI ( Studi di Desa Kampung Asam Pekon Gunung Meraksa Kec. Pulau Panggung Kabupaten Tanggamus ). Diploma thesis, UIN RADEN INTAN LAMPUNG.

[thumbnail of SKRIPSI 1-2.pdf] PDF
Download (2MB)
[thumbnail of SKRIPSI NONI HESTIA WULANDARI.pdf] PDF
Restricted to Repository staff only

Download (5MB)

Abstract

ABSTRAK Fiqih Muamalah adalah keseluruhan kegiatan Muamalah manusia berdasarkan hukum-hukum Islam yang berupa peraturan-peraturan yang berisi perintah atau larangan seperti. Muamalah dalam hal ekonomi, ialah kegiatan yang tidak bisa dipisahkan dari kehidupan manusia. Bertani kopi merupakan salah satu profesi yang banyak dilakukan oleh masyarakat Desa Kampung Asam Pekon Gunung Meraksa Kec. Pulau Panggung Kab.Tanggamus baik dikelola sendiri maupun dipercayakan kepada orang lain dengan perjanjian kerjasama bagi hasil keuntungan yang diperoleh atau yang biasanya dikenal dengan sebutan bagi hasil. Rumusan masalah dalam penelitian ini bagaimana Sistem bagi hasil pada petani kopi di Desa Kampung Asam Pekon Gunung Meraksa Kec. Pulau Panggung Kab. Tanggamus dan pandangan Fiqh Muamalah tentang praktik bagi hasil terhadap lahan perkebunan kopi. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengkaji dan menganalisis Sistem bagi hasil pada petani kebun kopi yang di terapkan masyarakat dan untuk mengkaji Sistem bagi hasil dalam Pandangan Fiqh Muamalah. Penelitian ini termasuk penelitian lapangan (field reserch) yang dilakukan di Desa Kampung Asam Pekon Gunung Meraksa Kec. Pulau Panggung Kab. Tanggamus. Untuk mendapatkan data yang valid, lalu dianalisis menggunakan metode kualitatif dengan metode berfikir menggunakan induktif. Berdasarkan hasil penelitian, bahwa Sistem Musaqoh yang cocok dalam penelitian karena tanaman sudah tersedia hanya memerlukan orang yang merawatnya, kerjasama bagi hasil perkebunan kopi dilakukan antara pemilik dan penggarap/pengelola kebun kopi dilakukan secara lisan (tidak tertulis) dan tanpa saksi hanya didasari saling percaya, sedangkan batasan waktunya tidak ditentukan. Pandangan Fiqh Muamalah tentang Musaqoh atau kerjasama bagi hasil perkebunan kopi merupakan kerjasama yang belum sesuai dengan konsep Islam, tetapi sudah dianggap sah walaupun tanpa perjanjian tertulis. Untuk jangka waktu tidak di tentukan, sedangkan dalam Islam sudah dijelaskan apabila bermuamalah hendaklah secara tunai untuk jangka waktu yang ditentukan henaklah ditulis. Kata kunci : Bagi Hasil,Fiqh Muamalah

Item Type: Thesis (Diploma)
Subjects: Muamalah (Hukum Ekonomi Syariah)
Divisions: Fakultas Syariah > Muamalah (Hukum Ekonomi Syariah)
Depositing User: LAYANAN PERPUSTAKAAN UINRIL REFERENSI
Date Deposited: 14 Mar 2023 04:30
Last Modified: 14 Mar 2023 04:30
URI: http://repository.radenintan.ac.id/id/eprint/23604

Actions (login required)

View Item View Item