BIOTA LAUT DALAM PRESPEKTIF AL-QUR’AN KAJIAN TAFSIR ILMI

Muhammad, Ikhsan Awaludin (2023) BIOTA LAUT DALAM PRESPEKTIF AL-QUR’AN KAJIAN TAFSIR ILMI. Diploma thesis, UIN Raden Intan Lampung.

	PDF Download (1MB)
	PDF Restricted to Repository staff only Download (2MB)

Abstract

ABSTRAK BIOTA LAUT DALAM AL-QUR’AN KAJIAN TAFSIR ILMI Biota laut merupakan keseluruhan kehidupan flora dan fauna yang ada dalam wilayah geografi tertentu. Dalam hal ini wilayah geografi itu ialah disekitar perairan laut. Dalam artian biota laut ialah kehidupan makhluk hidup baik tumbuhan maupun hewan yang ada di dalam lautan. Biota laut diperkirakan memiliki jumlah yang banyak dibandingkan hewan ataupun tumbuhan yang ada di daratan. Biota laut juga memiliki manfaat yang sangat penting bagi kehidupan manusia. Manfaat yang ditimbulkan berguna dalam beberapa hal diantaranya, dalam hal pariwisata, kemudian dalam hal pangan dan mata pencaharian, dan yang terpenting ialah sebagai moda transportasi guna menunjang mobilitas manusia. Kesemuanya merupakan suatu rahmat dan nikmat yang Allah berikan kepada manusia. Hal ini tercantum dalam Al-Qur’an Surat Ar-Rahman ayat 22 dan Surat An-Nahl Ayat 14. Di dalam dua ayat ini Allah menjelaskan salah satu nikmatnya yang diberikan kepada manusia melalui lautan. Yaitu ialah lu’lu’ (mutiara) dan marjan. Mutiara merupakan batuan alam yang sangat indah dan dalam dunia industry memiliki harga ekonomi yang tinggi. Melihat keindahan yang dimilikinya lantas timbul sebuah pertanyaan bagaimanakah mutiara yang indah ini terbentuk serta bagaimana prosesnya. Oleh karena itu penulis tertarik mengkaji perihal lu’lu’ (mutiara) dalam Al-qur’an, Guna mengungkap relevansi antara penafsiran dengan penemuan-penemuan terkait pembentukan mutiara dalam ilmu sains saat ini. Tafsir yang penulis gunakan untuk mengkaji hal tersebut yakni tafsir bercorak ilmi karya syekh Thantawi al jauhari dengan judul Al-jawahir fi tafsir Al-qur’an. Dalam menyusun skripsi ini, penulis menggunakan metode library research (studi pustaka) dengan menggunakan pendekatan tahlili atau analisis. Sumber data primer yaitu kitab tafsir Al�jawahir fi tafsir Al-qur’an. Sumber data sekunder berasal dari jurnal, buku, majalah dan website terkait pembahasan dalam skripsi ini. Hasil penelitian menunjukkan terdapat kesesuaian pernyataan yang terdapat dalam Al-Qur’an Dengan temuan temuan sains terkait mutiara. Di dalam Tafsir Al Jawahir disebutkan bahwa mutiara berasal dari dalam tubuh kerang. Dalam ilmu sains mutiara terbentuk dalam tubuh kerang sebagai respon sekaligus self defense terhadap benda asing yang masuk ke dalam tubuhnya. Proses pembuatan mutiara dalam tubuh kerang terjadi di luar lapisan mantel lebih tepatnya dilapisan nacre yang disebut dengan lapisan mother of pearl. Kemudian syekh Thantawi menyebutkan dalam tafsirnya habitat ditemukannya sebuah mutiara atau tempat habitat asli kerang mutiara yang berasal dari dua lautan yang menyatu. Yang dimaksud dua lautan ialah sungai atau perairan tawar dan juga lautan luas atau samudra. Dalam ilmu sains habitat asli hewan jenis kerang beragam dan pada dasarnya hidup disatu tempat yaitu di perairan. Tidak berada di wilayah darat. Mereka biasa terdapat di lautan, dan terkadang berada di sekitaran perairan tawar baik sungai maupun danau. Tak lupa syekh thantawi sedikit menyinggung kondisi ummat Islam yang tertinggal dalam hal pengetahuan sains diabad ini. Ini terbukti dengan mudahnya orang orang asing mengeksplore sumberdaya di laut dengan ilmu yang mereka kembangkan dengan banyaknya mutiara dan juga marjan (karang) yang diambil dikarenakan dua sumber daya ini memiliki nilai ekonmomis yang sangat tinggi. Melihat hal itu syekh thantawi menganggap ummat Muslim saat ini tertidur tidak mau melihat dan mempelajari fenomena alam yang menjadi bagian dari kekuasaan Allah SWT. Kata kunci; Biota Laut, kerang Mutiara, Tafsir ilmi ABSTRACT MARINE BIOTA IN THE AL-QUR’AN STUDY OF SCIENTIFIC INTERPRETATION Marine biota is the entire life of flora and fauna that exist in a particular geographic area. In this case the geographical area is around the sea waters. In the sense of marine life is the life of living things both plants and animals in the ocean. Marine life is estimated to have a large number compared to animals or plants on land. Marine life also has very important benefits for human life. The benefits generated are useful in several ways including, in terms of tourism, then in terms of food and livelihoods, and most importantly as a mode of transportation to support human mobility. All of them are a blessing and a blessing that Allah has given to humans. This is stated in the Qur'an letter Ar-Rahman verse 22 and Surah An-Nahl verse 14. In these two verses Allah describes one of the blessings that is given to humans through the ocean. Namely are lu'lu '(pearl) and marjan. Seeing the beauty it has then a question arises how this beautiful pearl is formed and how the process is. Therefore, the author is interested in studying the subject of lu'lu '(pearl) in the Qur'an, in order to reveal the relevance of the findings related to pearls in pearl formation in science today. The interpretation that the author uses to study this is the scientific-style interpretation by Sheikh Thantawi al Jauhari with the title Al-Jawahir fi Tafsir of the Qur'an. In compiling this thesis, the author uses the library research method (library study) by using a tahlili or analysis approach. The primary data source is the book of Tafsir Al-Jawahir fi Tafsir of the Qur'an. Secondary data sources come from journals, books, magazines, and websites related to the discussion in this thesis. The results showed that there was a match between the statements contained in the Qur'an with scientific findings related to pearls. In Al Jawahir's commentary, it is stated that pearls come from inside the shells. In science, pearls are formed in the body of shells as a response as well as self-defense against foreign objects that enter the body. The process of making pearls in the body of the shell takes place outside the mantle layer, more precisely in the nacre layer which is called the mother of pearl layer. Then Sheikh Thantawi mentions in his interpretation of the habitat where a pearl is found or the original habitat of pearl shells that come from two seas that are fused. What is meant by two oceans is a river or fresh water and also a large sea or ocean. In science, the natural habitat of shellfish is diverse and basically lives in one place, namely in the waters. Not in land area. They are usually found in the oceans, and sometimes around fresh water, both rivers and lakes. Not to forget, Sheikh Thantawi mentioned a little about the condition of the Islamic ummah which is lagging behind in terms of scientific knowledge in this century. This is proven by the ease with which foreigners explore the resources in the sea with the knowledge they develop with the abundance of pearls and also marjan (coral) taken because these two resources have very high economic value. Seeing this, Sheikh Thantawi considers that Muslims are currently asleep and do not want to see and study natural phenomena that are part of the power of Allah SWT. Keyword; marine biota, pearl oyster, sainstific exegesis

Actions (login required)

View Item