TRADISI TAHLILAN DAN ZIARAH KUBUR PERSPEKTIF FILSAFAT KEBUDAYAAN (Studi Deskriptif di Kampung Beringin, Kelurahan Campang Jaya)

AHMAD, ASRORI (2023) TRADISI TAHLILAN DAN ZIARAH KUBUR PERSPEKTIF FILSAFAT KEBUDAYAAN (Studi Deskriptif di Kampung Beringin, Kelurahan Campang Jaya). Diploma thesis, UIN Raden Intan Lampung.

[thumbnail of COVER BAB 1+5+DAPUS.pdf] PDF
Download (2MB)
[thumbnail of FULL SKRIPSI.pdf] PDF
Restricted to Repository staff only

Download (3MB)

Abstract

ABSTRACT The tradition of tahlilan and pilgrimage to the grave is one example of a religious tradition that is being debated to this day. Both received a pro response on a normative basis as a form of empathy for the relatives left behind. However, these two traditions also do not escape the counter responses with various considerations, such as including in the heresy, shirk, and so forth. The people of the Beringin village are quite enthusiastic in carrying out the tradition of tahlilan and pilgrimage to the grave. Therefore, researchers are interested in studying the tradition of tahlilan and grave pilgrimage in the perspective of cultural philosophy. This study uses a qualitative method. The type of this research is field research that is real in the field by presenting factual events that are happening. Researchers will determine the location, informants and carry out observations to obtain accurate data. This research is to provide an overview of a situation which is then analyzed critically. In this case, the researcher reveals everything related to the tradition of tahlilan and grave pilgrimage in the perspective of cultural philosophy. Based on this research, it was found that: 1) The tradition of tahlilan and pilgrimage to the grave in the perspective of cultural philosophy as Van Peursen's cultural theory, that at the functional stage, humans connect mythical attitudes and ontological attitudes by connecting everything based on values, roles and functions. The tradition of tahlilan and pilgrimage to the grave is one of the religious cultures that has a meaning to strengthen relationships with God as well as with humans. Both also contain activities that have religious values such as reading dhikr, tahlil, takbir, reading sholawat, al-qur'an and praying for goodness for the dead. Thus, having divine values (mythical) is also human (ontological). 2) The majority of the people of Beringin village consider that tahlilan and grave pilgrimage are hereditary traditions. This tradition is still sustainable because it has a positive value in its implementation. Among them; empathy, friendship, iii comforting the relatives of the deceased, praying for each other, and being able to get closer to Allah SWT. ABSTRAK Tradisi tahlilan dan ziarah kubur merupakan salah satu contoh tradisi keagamaan yang menjadi perdebatan hingga saat ini. Keduanya mendapat tanggapan pro atas dasar normatif sebagai wujud empati terhadap kerabat yang ditinggal. Akan tetapi kedua tradisi ini juga tak luput dari tanggapan kontra dengan berbagai pertimbangan, seperti termasuk ke dalam bid'ah, syirik, dan lain sebagainya. Masyarakat kampung Beringin cukup antusias dalam pelaksanaan tradisi tahlilan dan ziarah kubur. Oleh sebab itu, peneliti tertarik untuk mengkaji tentang tradisi tahlilan dan ziarah kubur dalam perspektif Filsafat kebudayaan. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif. Adapun jenis penelitian ini adalah penelitian lapangan (field research) yang bersifat real lapangan dengan menyuguhkan peristiwa-peristiwa faktual yang sedang terjadi. Peneliti akan menentukan lokasi, informan serta melaksanakan observasi untuk memperoleh data yang akurat, Penelitian ini untuk memberikan gambaran tentang suatu keadaan yang kemudian dianalisis secara kritis. Dalam hal ini peneliti mengungkapkan segala sesuatu yang berhubungan dengan tradisi tahlilan dan ziarah kubur dalam perspektif filsafat kebudayaan. Berdasarkan penelitian ini ditemukan bahwa: Tradisi tahlilan dan ziarah kubur dalam perspektif filsafat kebudayaan sebagaimana teori kebudayaan Van Peursen, bahwa pada tahap fungsional, manusia menghubungkan adanya sikap mitis dan sikap ontologis dengan menghubungkan segala sesuatu berdasarkan nilai, peran dan fungsinya. Tradisi tahlilan dan ziarah kubur merupakan salah satu budaya keagamaan yang memiliki makna untuk mempererat hubungan dengan Allah juga dengan manusia. Keduanya juga berisikan kegiatan-kegiatan yang bernilai ibadah seperti membaca dzikir, tahlil, takbir, membaca sholawat, al-qur’an serta mendo’akan kebaikan untuk orang yang sudah meninggal. Sehingga, memiliki nilai ketuhanan (mitis) juga bernilai kemanusiaan (ontologis). 2) Mayoritas masyarakat kampung Beringin menganggap bahwa tahlilan dan ziarah kubur merupakan tradisi turun- v temurun. Tradisi ini tetap lestari dikarenakan memiliki nilai positif dalam pelaksanaannya. Di antaranya; sikap empati, silaturrahmi, menghibur kerabat si mayit, saling mendo’akan, serta dapat mendekatkan diri kepada Allah SWT.

Item Type: Thesis (Diploma)
Subjects: Aqidah Filsafat
Divisions: Fakultas Ushuluddin > Aqidah Filsafat
Depositing User: LAYANAN PERPUSTAKAAN UINRIL REFERENSI
Date Deposited: 07 Mar 2023 06:24
Last Modified: 07 Mar 2023 06:24
URI: http://repository.radenintan.ac.id/id/eprint/23451

Actions (login required)

View Item View Item