TRADISI MALAM SATU SURO DAN PENGARUHNYA TERHADAP KEHIDUPAN SOSIAL KEAGAMAAN MASYARAKAT (Studi di Desa Kubuliku Jaya Kecamatan Batu Ketulis Kabupaten Lampung Barat)

MULYANI, MULYANI (2023) TRADISI MALAM SATU SURO DAN PENGARUHNYA TERHADAP KEHIDUPAN SOSIAL KEAGAMAAN MASYARAKAT (Studi di Desa Kubuliku Jaya Kecamatan Batu Ketulis Kabupaten Lampung Barat). Diploma thesis, UIN RADEN INTAN LAMPUNG.

[thumbnail of SKRIPSI 1-2.pdf] PDF
Download (3MB)
[thumbnail of SKRIPSI MULYANI.pdf] PDF
Restricted to Repository staff only

Download (3MB)

Abstract

ABSTRAK Tradisi merupakan suatu bentuk upacara tradisional yang dilakukan oleh masyarakat dan sudah menjadi budaya yang sulit untuk dihilangkan terutama bagi masyarakat Jawa. Suro adalah tradisi yang dilaksanakan pada malam tanggal 1 Sura dan merupakan tradisi warisan yang selalu dilaksanakan setiap tahunnya. Serta melestarikan warisan nenek moyang bangsa Indonesia. Adapun maksud dan tujuan pokok dari tradisi Satu Suro adalah agar senantiasa memperoleh keselamatan dan melestarikan tradisi setempat. Pelaksanaan Tradisi Malam Satu Suro yang dilakukan di Desa Kubuliku Jaya Kecamatan Batu Ketulis Kabupaten Lampung Barat merupakan perwujudan rasa syukur kepada sang pencipta, sehingga dengan adanya Malam Satu Suro ini masyarakat melakukan salah satu perwujudan rasa syukurnya, dan untuk mewujudkan keselamatan dan ketentraman dengan harapan agar tahun berikutnya lebih baik dari tahun yang sebelumnya. Jenis penelitian ini merupakan penelitian kualitatif dengan pendekatan deskriptif. Teknik pengumpulan data yang digunakan yaitu observasi, wawancara, dan dokumentasi. Sumber data yang digunakan para informan baik yang terlibat maupun yang dianggap mengerti tentang Tradisi Malam Satu Suro tersebut, yaitu para tokoh masyarakat serta buku maupun jurnal yang menunjang dalam penelitian tersebut. Dari hasil penelitian dapat diambil kesimpulan bahwa Tradisi Malam Satu Suro Desa Kubuliku Jaya Kecamatan Batu Ketulis Kabupaten Lampung Barat merupakan perwujudan rasa syukur kepada sang pencipta, sehingga dengan adanya Malam Satu Suro ini masyarakat melakukan salah satu perwujudan rasa syukurnya, dan untuk mewujudkan keselamatan dan ketentraman dengan harapan agar tahun berikutnya lebih baik dari tahun yang sebelumnya dan sebagai wadah untuk mengintropeksi diri . Serta saling toleransi antar etnis maupun antar umat berbagai agama, meliputi agama Budha, Islam Hindu Dan Kristen, selain itu merupakan budaya warisan nenek moyang yang harus terus dilestarikan. Pengaruh tradisi malam 1 suro terhadap kehidupan sosial keagamaan adalah, menjadikan kebiasaan tradisi tersebut sebagai ajaran yang baik antar umat beragama. Tidak menjadikan suatu kegiatan yang bernilai negative ataupun untuk mengajak masuk kepada agama yang lain, sehingga memberikan kemantapan batin dan rasa terlindung serta sebagai control kehidupan sosial. Kegiatan Malam Satu Suro itu dimaknai sebagai bentuk kerja sama saling tolong menolong serta bahu membahu sesama masyarakat demi mewujudkan suksesnya suroan yang telah direncakan. Selain itu juga, suroan ini dianggap sebagai wadah untuk memperkuat tali silaturrahmi antar masyarakat beragama. Kata Kunci : Tradisi, Malam Satu Suro, Sosial Agama ABSTRACT Tradition is a form of traditional ceremony carried out by the community and has become a culture that is difficult to get rid of, especially for Javanese people. Suro is a tradition that is carried out on the night of the 1st of Sura and is a heritage tradition that is always carried out every year. As well as preserving the heritage of the Indonesian nation's ancestors. The main aims and objectives of the Satu Suro tradition are to always obtain safety and to preserve local traditions. The implementation of the One Suro Night Tradition which was carried out in Kubuliku Jaya Village, Batu Ketulis District, West Lampung Regency is a manifestation of gratitude to the creator, so that with the One Suro Night the community does one manifestation of their gratitude, and to create safety and peace with the hope that the year The next year is better than the previous year. This type of research is a qualitative research with a descriptive approach. Data collection techniques used are observation, interviews, and documentation. The data sources used by the informants, both those involved and those who are considered to understand the One Suro Night Tradition, are community leaders and books and journals that support the research. From the results of the study it can be concluded that the One Suro Night Tradition in Kubuliku Jaya Village, Batu Ketulis District, West Lampung Regency is a manifestation of gratitude to the creator, so that with the One Suro Night the community performs one of the manifestations of their gratitude, and to realize safety and peace by hope that the next year will be better than the previous year and as a place for self-introspection. As well as mutual tolerance between ethnicities and between people of various religions, including Buddhism, Islam, Hinduism and Christianity, apart from that it is a cultural heritage that must be preserved. The influence of the 1 suro night tradition on social and religious life is to make this tradition a good teaching among religious communities. Do not make an activity that has a negative value or to invite entry to other religions, so as to provide inner stability and a sense of protection as well as control of social life. The One Suro Night activity is interpreted as a form of cooperation that helps each other and works hand in hand with fellow citizens in order to realize the success of the planned suroan. In addition, this suroan is considered as a place to strengthen ties between religious communities. Keywords: Tradition, One Suro Night, Social Religion

Item Type: Thesis (Diploma)
Subjects: Sosiologi Agama
Divisions: Fakultas Ushuluddin > Psikologi Agama
Depositing User: LAYANAN PERPUSTAKAAN UINRIL REFERENSI
Date Deposited: 20 Jan 2023 06:40
Last Modified: 20 Jan 2023 06:40
URI: http://repository.radenintan.ac.id/id/eprint/22811

Actions (login required)

View Item View Item