INTENSITAS KOMUNIKASI ORANG TUA DAN ANAK DALAM MEMBERIKAN MAU’IZHAH HASANAH PADA KELUARGA BROKENHOME (Studi di Kelurahan Sawah Brebes)

Novia, Nurhafifah (2022) INTENSITAS KOMUNIKASI ORANG TUA DAN ANAK DALAM MEMBERIKAN MAU’IZHAH HASANAH PADA KELUARGA BROKENHOME (Studi di Kelurahan Sawah Brebes). Diploma thesis, UIN RADEN INTAN LAMPUNG.

	PDF Download (2MB)
	PDF Restricted to Repository staff only Download (11MB)

Abstract

ABSTRAK Intensitas komunikasi merupakan tingkat keseringan dan keteraturan seseorang atau individu dalam menyampaikan pesan dengan orang lain. Secara mendalam intensitas komunikasi ditandai dengan adanya kejujuran, keterbukaan, dan rasa saling percaya yang dapat menimbulkan suatu respon atau tanggapan yang baik dalam bentuk perilaku atau tindakan, karena hampir setiap hari kita tidak terlepas dari yang namanya komunikasi , termasuk didalam lingkungan keluarga maka orang tua harus memiliki komunikasi yang baik terhadap anak, yaitu komunikasi yang dilakukan secara terus menerus dan selalu menjadi contoh yang baik bagi anaknya. Dalam kasus di kelurahan sawah brebes merupakan daerah yang mempunyai beberapa kasus broken home akibat adanya perceraian sehingga mengakibatkan anak kehilangan rasa kasih sayang, emosional nya terganggu yang mengakibatkan gangguan psikis pada anak karena ia merasa kehilangan orang terdekatnya dan anak kecewa terhadap orang tuanya, menjadi frustasi, brutal, susah diatur, tidak terarah perilaku keagamaan nya, dan tidak memperdulikan orang disekitarnya. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui intensitas komunikasi orang tua dan anak dalam memberikan mau’izhah hasanah pada keluarga broken home. Dengan rumusan masalah bagaimana intensitas komunikasi orang tua dan anak dalam memberikan mau’izhah hasanah pada keluarga broken home. Adapun metode yang digunakan ialah metode kualitatif dengan jenis pendekatan penelitian lapangan (field research). Pemilihan informan dalam penelitian ini menggunakan teknik purposive sampling yaitu ibu dan anak korban broken home. Teknik pengumpulan data penelitian ini menggunakan teknik wawancara, observasi dan dokumentasi. Dan analisa data yang digunakan yaitu dengan cara melihat data yang yang sudah dikumpulkan dari hasil wawancara, observasi, dan dokumentasi. Adapun hasil penelitian ini bahwa Intensitas Komunikasi dapat ditinjau dari beberapa aspek yaitu: Frekuensi komunikasi, durasi komunikasi, perhatian dalam berkomunikasi, keteraturan dalam iii berkomunikasi, tingkat keluasan pesan dan jumlah orang yang melakukan komunikasi, dan tingkat kedalaman pesan dalam berkomunikasi. Dengan adanya aspek tersebut maka dapat diukur tingkat intensitas komunikasi yang dilakukan dalam penelitian ini masih terdapat beberapa kekurangan seperti frekuensi dan durasi dalam berkomunikasi dikarenakan keluarga yang sudah bercerai mengakibatkan orang tua tunggal (Ibu) yang sibuk bekerja untuk mencukupi kebutuhan sehari-hari sehingga minim nya komunikasi dan belum sepenuhnya maksimal komunikasi yang dilakukan oleh orang tua tunggal (Ibu) terhadap anak. Kata kunci : Broken Home, Intensitas komunikasi orang tua dan anak, Mau’izhah hasanah. iv ABSTRACT The intensity of communication is the level of frequency and regularity of a person or individual in conveying messages with other people. In depth the intensity of communication is characterized by honesty, openness, and mutual trust that can lead to a good response or response in the form of behavior or action, because almost every day we cannot be separated from communication, including in the family environment, parents must have good communication with children, namely communication that is carried out continuously and is always a good example for their children. In the case in the Brebes Rice Village, an area that has several cases of broken homes due to divorce, resulting in children losing their sense of affection, emotionally disturbed which results in psychological disorders in children because they feel they have lost their closest people and children are disappointed with their parents, become frustrated, brutal, unruly, undirected religious behavior, and does not care about the people around him. This study aims to determine the intensity of communication between parents and children in giving mau'izhah hasanah to broken home families. With the formulation of the problem how is the intensity of communication between parents and children in giving mau'izhah hasanah to broken home families. The method used is a qualitative method with a type of field research approach. The selection of informants in this study used a purposive sampling technique, namely mothers and children of broken home victims. The technique of collecting data in this research uses interview, observation and documentation techniques. And the data analysis used is by looking at the data that has been collected from interviews, observations, and documentation. The results of this study indicate that the intensity of communication can be viewed from several aspects, namely: frequency of communication, duration of communication, attention to communication, regularity of communication, level of message breadth and number of people communicating, and depth of message v in communication. With these aspects, it can be measured the level of intensity of communication carried out in this study, there are still some deficiencies such as the frequency and duration of communication because divorced families result in single parents (mothers) who are busy working to meet their daily needs so there is a lack of communication. and not fully optimal communication made by single parents (Mother) to children. Keywords: Broken Home, Intensity of parent-child communication, Mau'izhah hasanah.

Actions (login required)

View Item