KAJIAN TABATTUL DALAM PERSPEKTIF AL-QUR’AN DAN INJIL

ZAMROTUN, KHUMAYROH (2022) KAJIAN TABATTUL DALAM PERSPEKTIF AL-QUR’AN DAN INJIL. Diploma thesis, UIN RADEN INTAN LAMPUNG.

[thumbnail of PUSAT BAB 1 DAN 5.pdf] PDF
Download (2MB)
[thumbnail of SKRIPSI ZAMROTUN KHUMAYROH.pdf] PDF
Restricted to Repository staff only

Download (4MB)

Abstract

ABSTRAK Secara umum tabattul didefinisikan sebagai bentuk perilaku seseorang yang memilih untuk membujang atau tidak menikah. Adapun salah satu faktor pendorong bagi seseorang untuk tabattul karena ia ingin selalu beribadah kepada Allah, sehingga meninggalkan segala perkara duniawi yang di dalamnya termasuk menikah. Makna tabattul tersebut memiliki kesamaan konsep dan ajaran yang terdapat dalam kitab Injil atau yang dikenal dengan istilah selibat. Namun demikian, pilihan untuk tidak menikah menimbulkan kontradiksi, sebab manusia telah diciptakan tidak hanya dengan akal pikiran dan perasaan, tetapi termasuk juga dengan hawa nafsu. Sehingga sudah menjadi sunnatullah bahwa setiap manusia hidup dengan berpasang�pasangan. Berdasarkan uraian tersebut, penelitian ini diharapkan dapat mengungkap secara jelas konsep tabattul yang bersumber dari Al�Qur‟an dan Injil. Dalam penelitian ini, penulis menggunakan jenis penelitian kepustakaan (Library Research). Adapun batasan ayat Al-Quran yang akan dikaji yaitu Quran Surah Al-Muzammil (73): 8, An-Nu>r (24): 32 dan Ar-Ra‟d (13): 38. Pembahasan tabattul (selibat) dalam Injil penulis batasi pada Injil Matius 19: 12, Surat Pertama Korintus 7: 32- 35 serta Injil Lukas 18: 28-30. Dalam hal ini, penulis menggunakan metode perbandingan (muqa>ran) yakni dengan mengkomparasikan kajian tabattul yang ada dalam Al-Qur‟an dan Injil. Dalam menafsirkan ayat-ayat Al-Qur‟an penulis memakai beberapa kitab tafsir, diantaranya Ja>mi‟ al-Baya>n „an-Ta‟wi>l Al-Qur‟a>n karya Al-Thabari, Tafsi>r Al-Misba>h karya Quraish Shihab dan Tafsi>r Al-Qur‟a>n al-Adzhi>m karya Ibnu Kasir, serta penafsiran Injil menggunakan komentari Al-Kitab oleh Matthew Henry. Hasil penelitian ini yakni, tabattul terdapat dalam Al-Qur‟an maupun dalam Injil berarti sikap tidak menikah atau hidup membujang yang dilakukan karena faktor agama (ibadah). Baik tabattul maupun selibat dilakukan dengan kesungguhan serta keikhlasan hati tanpa ada paksaan. Adapaun tujuan dari tabattul dan selibat yakni sama-sama untuk mempermudah dalam menjalankan ibadah juga pendekatan diri kepada Tuhan secara maksimal. Namun di dalam Al-Qur‟an tidak ada pembahasan secara jelas dan rinci mengenai hidup membujang (tabattul), berbeda dengan Injil yang memberikan pengajaran serta keutamaan-keutamaan tentang selibat. Meskipun demikian, dari kedua kitab tersebut tidak muncul perintah yang bersifat wajib bagi setiap umatnya untuk memilih dan mempraktikkan hidup tabattul ataupun hidup selibat. Kewajiban selibat bagi para rohaniawan ditetapkan oleh Gereja Katolik Roma yang bertugas untuk mengatur cita-cita kehidupan gereja. Kata Kunci: Tabattul, Selibat, Membujang, Komparasi

Item Type: Thesis (Diploma)
Subjects: Ilmu Al-Quran dan Tafsir
Divisions: Fakultas Ushuluddin > Ilmu Al-Quran dan Tafsir
Depositing User: LAYANAN PERPUSTAKAAN UINRIL REFERENSI
Date Deposited: 13 Dec 2022 02:40
Last Modified: 13 Dec 2022 02:40
URI: http://repository.radenintan.ac.id/id/eprint/22053

Actions (login required)

View Item View Item